Dana BOS Rp 111 Juta Dicuri, Kepsek SDN di Bekasi Wajib Ganti Rugi
Merdeka.com - Dana biaya operasional sekolah (BOS) milik SD Negeri III Harapan Baru, Bekasi Utara senilai Rp 111 juta raib digasak maling dengan modus kempes ban. Polisi setempat kini sedang melakukan penyelidikan kasus tersebut.
Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing mengatakan, peristiwa pencurian itu terjadi di Jalan Muhtar Tabrani, Bekasi Utara pada Senin (18/3) pukul 11.00 WIB. Korban RY bersama dengan E yang baru mengambil uang tunai diberi tahu orang tak dikenal kalau mobilnya kempes.
"Korban menepikan kendaraan untuk mengecek ban, bersamaan dengan itu orang tak dikenal lain menghampiri kemudian mengambil tas korban di jok belakang," kata Erna, Selasa (19/3).
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Siapa yang menjadi korban pencurian? Mereka kemudia berbagi tugas untuk menjalankan aksi pencurian satu unit kursi roda milik kakek disabilitas itu.'Tega, dua pelaku pencuri menggondol kursi roda seorang kakek disabilitas,' tulis keterangan di dalam video tersebut.
-
Kapan pencurian tas terjadi? Peristiwa itu, terjadi pada Minggu (28/4) sekira pukul 18.30 WITA, di Terminal keberangkatan International Bandara I Gusti Ngurah Rai.
-
Kapan peristiwa penipuan mobil terjadi? Peristiwa itu terjadi di Jalan Lembah Pinang, Jakarta Timur, pada Sabtu (14/9).
-
Dimana tas tersebut dicuri? Saat itu, korban menumpang taksi bersama ibunya dari Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, sekitar pukul 17.00 WITA, menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai.
-
Apa yang dicuri? Pak Sukamto berkata 'Uang itu ada dalam sebuah amplop, tapi sekarang amplop itu isinya kosong. Pasti ada yang mencurinya!'
Erna mengatakan, korban melaporkan kejadian itu ke Polsek Bekasi Utara. Uang yang dilaporkan hilang berupa dana biaya operasional sekolah (BOS) dari Pemerintah Pusat sebesar Rp 111 juta, dan uang pribadi Rp 2 juta.
"Kasusnya masih diselidiki, polisi juga mempelajari rekaman CCTV di bank dan sekitar lokasi kejadian," kata Erna.
Sekretaris Dinas Pendidikan, Kota Bekasi, Inayatullah membenarkan bahwa anak buahnya kehilangan uang biaya operasional sekolah senilai ratusan juta rupiah. Korban, kata dia, telah melapor ke polisi.
"Itu uang BOS dari Pemerintah Pusat untuk operasional selama dua bulan (Januari-Februari)," kata Inay.
Inay mengatakan, kepala sekolah harus bertanggung jawab atas kehilangan uang negara tersebut. Sesuai dengan peraturan tentang TP-TGR (Tuntutan Perbendaharaan-Tuntutan Ganti Rugi) kepala sekolah harus menggantinya.
"Nanti setelah ada audit dari Inspektorat, penggantiannya bisa dicicil atau sekaligus dilunasi," ujar dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa pencurian itu terjadi pada Senin (6/11) kemarin. Kasus ini masih diselidiki.
Baca SelengkapnyaPeristiwanya itu terjadi di Jalan Pahlawan Revolusi Rt 003/002, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Kamis, 24 Oktober 2024 sekira pukul 15.30 WIB.
Baca SelengkapnyaDuit yang baru diambil dari bank itu dibobol maling saat disimpan di mobil
Baca SelengkapnyaPria berinisial BLPL (470 menjadi korban penjambretan. Uang ratusan dolar yang tersimpan di dalam tas selempang raib digondol kawanan pelaku.
Baca SelengkapnyaPelaku menggunakan modus pura-pura memberi informasi palsu bahwa ibu korban mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang setelah mengantarnya ke sekolah.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami kerugian Rp150 juta akibat kejadian ini.
Baca SelengkapnyaTas berisi uang Rp450 juta hasil jual tanah yang baru saja diambil dari bank lenyap dibawa kabur pelaku
Baca SelengkapnyaDana desa yang hilang itu tetap harus diganti, karena telah dianggarkan untuk keperluan perbaikan jalan
Baca SelengkapnyaAksi pencurian menggunakan modus lama, menunjuk ban kempes, kembali terjadi.
Baca SelengkapnyaPihak sekolah telah menyebar foto-foto terduga pelaku.
Baca SelengkapnyaFA pun langsung menodongkan pisau kepada SA untuk mencoba merampas barang berharga miliknya.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini yang bersangkutan sulit dihubungi. Hal tersebut juga yang mendorong para orang tua melakukan aksi yang isinya menuntut agar uang mereka kembali.
Baca Selengkapnya