Dana mepet, Pemkot Batam tolak jemput warganya yang terlibat Gafatar
Merdeka.com - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, menolak menjemput warga Batam yang menjadi anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang kini berada di Kalimantan Barat. Alasan mereka hal itu terbentur dana.
"Kami tidak akan jemput. Tidak ada anggaran untuk itu," kata Wakil Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, di Batam, seperti dilansir dari Antara, Senin (1/2).
Rudi mengatakan, pemerintah setempat tidak memiliki cukup anggaran buat memulangkan mantan penganut Gafatar. Apalagi, kata dia, saat ini pemerintah harus merasionalisasi anggaran akibat pengurangan Dana Bagi Hasil dari pemerintah pusat. Namun, lanjut dia, bila penganut Gafatar pulang ke Batam, maka pemerintah akan menerima dengan tangan terbuka. Masyarakat juga diminta untuk tidak mengasingkan mantan anggota Gafatar bila sudah kembali ke daerah.
-
Mengapa orang Batak merantau? Melansir dari liputan6.com, tujuan orang Batak memilih untuk merantau ke luar daerah karena menginginkan mencari rezeki di kota lain. Hal tersebut atas dasar keinginan untuk mengubah nasib karena di kampung halaman tidak berpotensi menghasilkan uang yang lebih.
-
Bagaimana Ganjar pamit dari warga? “Saya mau pamit semoga jenengan sehat kabeh. Semoga buang sampah tidak sembarangan, semoga yang miskin dibantu, yang tidak miskin mau bantu,“ ucap Ganjar.
-
Kenapa warga Kampung Manggal merantau? Kondisi seperti ini membuat banyak warga Kampung Manggal merantau ke luar daerah. Mereka akan kembali lagi ke kampung tersebut saat musim tanam telah tiba.
-
Siapa yang pulang kampung? Yasmine pulang ke Malaysia itu persetujuan kami berdua.
-
Apa alasan warga Kampung Mati pindah? Pada zaman dulu, ada sekitar 20 KK yang tinggal di kampung itu. Namun kehidupan di sana sungguh sulit. Selain berada di zona rawan longsor, hasil pertanian di sana sering menjadi serangan monyet ekor panjang. Hal inilah yang membuat warga tidak betah dan akhirnya memilih pindah.
-
Kenapa penduduk kampung mati petir meninggalkan kampung tersebut? Saat itu habis maghrib anak saya mainan marmut tiba-tiba didatangi sosok orang memakai blangkon. Orang itu kakinya tidak menapak di tanah. Orang itu mengajak anak saya keliling-keliling. Tiba-tiba saja dia terbang dan berubah wujud menjadi Mak Lampir,' kata Pak Priyono.
"Kalau mereka kembali, kami terima," ujar Rudi.
Kepala Bagian Humas Pemkot Batam, Ardiwinata mengatakan, mereka masih mengumpulkan informasi mengenai warga kota meninggalkan Batam dan bergabung bersama Gafatar.
Kepala Kesbangpol Kota Batam, Rudolph Napitupulu, memastikan tidak ada Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemkot Batam bergabung dengan Gafatar, apalagi sampai mengundurkan diri dari PNS serta pindah ke Kalimantan. Namun, dia membenarkan kabar beberapa anggota Gafatar sempat bekerja sebagai pegawai di Badan Pengusahaan Kawasan Batam (dulu bernama Otorita Batam), sebelum memutuskan pindah ke Kalimantan.
Sejumlah anggota Gafatar diketahui mengundurkan diri dari kepegawaian BP Kawasan Batam pada akhir 2015. Di antaranya mereka yang bertugas di Bandara Hang Nadim dan BMKG Hang Nadim.
Gafatar mendaftarkan diri di Kesbangpol Batam pada November 2011. Saat mendaftar, Gafatar mengaku bergerak di bidang sosial kemasyarakatan, dan memenuhi seluruh persyaratan seperti akta notaris, izin Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud mengatakan warga Rempang sudah sepakat untuk direlokasi sebelum peristiwa bentrokan
Baca SelengkapnyaMeski menolak kedatangan pengungsi Rohingya, warga Aceh tetap memberikan bantuan berupa makanan dan minuman.
Baca SelengkapnyaWarga asli Pulau Rempang menolak keras relokasi dan penggusuran rumah yang sudah mereka tinggali.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Rempang mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi.
Baca SelengkapnyaKapal yang diperbantukan mengangkut pemudik ke Pulau Raas Madura, tidak ditarik tiket atau gratis
Baca SelengkapnyaKesepakatan itu didapatnya setelah Bahlil bermukim selama dua hari di Pulau Rempang.
Baca Selengkapnya"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaBentrokan dipicu proses pengukuran tanah untuk pengembangan kawasan
Baca SelengkapnyaSigit mengimbau dalam menyelesaikan masalah ini pihaknya juga akan mendorong adanya musyawarah. Sehingga kejadian bentrokan, seperti hari ini bisa dicegah.
Baca SelengkapnyaBahlil mengatakan kegiatan investasi tersebut diperlukan untuk menggerakkan roda ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaHal itu guna membantah kabar beredar soal dampak dari bentrokan yang memakan korban jiwa.
Baca Selengkapnya