Dandim Donggala puji kinerja Babinsa terkait bencana di Sulteng
Merdeka.com - Peran para Danramil dan Babinsa dalam penanggulangan dampak bencana di Palu, Sigi, dan Donggala sangat luar biasa. Demikian dikatakan Komandan Kodim (Dandim) 1306/Donggala, Letkol Kav I Made Maha Yudiksa, saat ditemui di kantornya, Makodim, Jalan Balai Kota Selatan, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Minggu (7/10).
"Memang sesaat setelah bencana, aktivitas anggota jajaran Korem 132/Tadulako dan Kodim Donggala minim publikasi, selain jaringan komunikasi terputus juga media belum masuk," ujar Made Maha.
"Namun bukan berarti kita semua diam, justru bersama-sama dengan masyarakat bahu membahu mengatasi kesulitan yang tengah dihadapi bersama" sambungnya.
-
Siapa yang terlibat mitigasi bencana? Mitigasi bencana melibatkan berbagai tindakan dan strategi untuk mengurangi risiko serta dampak bencana.
-
Bagaimana cara warga Bantul mengatasi dampak gempa? Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa masyarakat bersama pemerintah kabupaten setempat mengatasi dampak gempa bumi bermagnitudo 6,0 pada Jumat (30/6) dengan saling bergotong-royong di lokasi terdampak.
-
Bagaimana Satgas BAKTI mengatasi kendala di Papua? Sementara itu, terdapat 297 lokasi lainnya yang masih dalam tahap pembangunan karena menghadapi kendala masalah keamanan di wilayah Papua.
-
Apa dampak Gempa Bantul? Gempa M 6,4 Bantul berdampak pada sejumlah kerusakan.
-
Bagaimana cara petugas damkar menyampaikan kritiknya? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @kabarnegri memperlihatkan seorang petugas damkar bernama Sandi yang memberikan pertanyaan perihal tanggapan wakil wali kota Depok tentang kerusakan alat dan mobil damkar.
-
Bagaimana Doni Monardo menangani bencana? Pengalamannya yang kaya dalam menghadapi situasi darurat membuatnya menjadi ahli dalam bidang ini.
Hal tersebut, disampaikannya, ketika menjawab pertanyaan tentang peran Satuan Komando Kewilayahan (Satkowil) dalam mengatasi dampak bencana di Palu, Sigi, dan Donggala, yang terkesan tidak terpublikasi.
"Bagaimana kami buat release berita, karena yang terlintas pertama kali adalah menyelamatkan diri dan keluarga sambil membantu warga, dari situasi gempa," ucap Made.
Menurutnya, saat itu belum meski belum ada BKO dan dukungan logistik, sebagai Dandim, ia langsung turun ke lapangan untuk mengevakuasi mayat-mayat yang bergelimpangan dengan menggunakan alat apa adanya secara maksimal.
Sehari setelah terjadi gempa dan tsunami, warga Kodim mengungsi ke markas Kodim sambil secara berangsur-angsur membawa peralatan memasaknya dan kemudian membuka dapur umum untuk mereka sendiri. Namun seiring waktu, warga masyarakat mulai berdatangan ke Makodim untuk ikut mengungsi, maka lama-lama dapur memasak untuk porsi yang lebih besar.
"Ketika bantuan mulai berdatangan, saya perintahkan Danramil dan Babinsa mengecek titik-titik pengungsian dan mengambil dukungan logistik yang ada dan langsung membawanya ke titik pengungsian, seperti saat ada bantuan datang sebanyak lima truk dari Mamuju," jelas Made Maha.
Untuk memudahkan pengendalian, terlebih lagi rumah dinasnyanya juga rusak terdampak gempa, maka ia memutuskan bersama keluarga tidur di tenda yang didirikan di lapangan apel Kodim, bersama dengan keluarga anak buahnya yang juga mengungsi.
"Guna memastikan distribusi bantuan secara tepat dan merata, kita lakukan _door to door_. Kita panggil dan datangkan Lurah, RT, ketua-ketua kelompok pengungsi, lalu bersama-sama bagikan kepada warga," ujar Made.
Ia juga meyakini bahwa kerja anggotanya telah maksimal. Hal ini bisa dilihat dari intensitas kerjanya yang tidak hanya siang hari saja namun juga masih berlanjut di malam hari.
Senada dengan yang disampaikan Dandim, Kopral Dua (Kopda) Basri, Babinsa Kelurahan Lasoani mengatakan, saat terjadi gempa, ia menyelamatkan diri dan keluarganya, bersama-sama warga masyarakat.
"Pada hari kejadian itu, saya hanya bisa berusaha menyelamatkan keluarga. Baru pada hari berikutnya, sebagai Babinsa, saya berkoordinasi dengan aparat kelurahan," ujar Basri
Menurutnya, mereka bertahan menggunakan logsitik seadanya selama dua hari setelah gempa dan tsunami.
"Memasuki hari ketiga, bantuan mulai masuk dan segera kita koordinasikan dengan aparat desa untuk mendata dan mendistribusi bantuan agar merata," tutur Basir.
Menurutnya, meski telah maksimal namun hingga kini masyarakat masih mengalami kekurangan bantuan.
"Menurut saya wajar karena kondisi terbatas dan ditambah trauma. Yang penting sebagai aparat kewilayahan, kita berbuat yang terbaik, tulus dan ikhlas," pungkas Basri.
(mdk/hrs)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen Panglima TNI bernostalgia saat lakukan kunjungan kerja ke Palu.
Baca SelengkapnyaMomen Panglima TNI disambut tentara cilik saat berkunjung ke Palu.
Baca SelengkapnyaDanrem 031/Wirabima Brigjen TNI Dany Rakca menempuh jarak ribuan kilometer untuk bertatap muka dengan prajurit yang menjaga perbatasan paling timur.
Baca SelengkapnyaLaporan yang diterima Dudung, hanya ada empat titik api yang terpantau di Jambi.
Baca SelengkapnyaBupati Bandung Dadang Supriatna langsung bergerak cepat dengan turun langsung ke lapangan untuk meninjau korban gempa.
Baca SelengkapnyaSaat tiba di barisan Reserse, Dudung meminta personel untuk menangkap para pelaku pembakaran hutan.
Baca SelengkapnyaPotret dua prajurit TNI yang sikapnya bak Jenderal Soedirman diberi penghargaan langsung oleh Panglima TNI.
Baca SelengkapnyaKepala Staf TNI Angkatan Darat (kasad) Jenderal Dudung Abdurachman beri kenaikan pangkat prajurit Babinsa.
Baca SelengkapnyaDengan menanamkan nilai dalam diri personel untuk bagaimana mengawal pembangunan di wilayah Papua.
Baca SelengkapnyaBerikut momen haru kepulangan 400 personil Pamtas RI-PNG disambut keluarga.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Donyar Kusumadji melepas rindu dengan keluarganya usai melaksanakan tugas Operasi Amole I di Papua.
Baca SelengkapnyaEnam kabupaten yang terkena dampak banjir dan longsor adalah Luwu, Enrekang, Wajo, Sidrap, Sinjai, dan Pinrang.
Baca Selengkapnya