Dapat Dukungan Publik, Novel Baswedan Senang Masyarakat Semakin Kritis
Merdeka.com - Teror fisik dialami penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan telah menyita perhatian publik. Banjir dukungan terhadap kasus ini pun turut disampaikan masyarakat untuk mendesak proses hukum berjalan secara adil.
Novel melihat dukungan publik itu adalah suatu hal luar biasa. Menurut dia, dukungan itu lantaran publik melihat bagaimana menghilangkan tindakan kesewenangan-wenangan dan perbuatan tidak adil dalam proses hukum terhadap kasus dialaminya.
"Saya senang ternyata masyarakat Indonesia sedemikian kritis dengan hal ini. Bisa dibayangkan perbuatan dengan arogansi hukum seperti ini jika tidak diprotes, maka apakah kita punya harapan hukum yang lebih baik ke depan. Saya kira itu angan-angan," ujar Novel saat diskusi daring diadakan Pukat UGM, Rabu (17/6).
-
Kenapa Mutiara Baswedan di soroti publik? Menjandi Perbincangan Sosok Mutiara atau Tia menjadi perbincangan dan sorotan netizen ketika ia tergabung dalam Timnas atau tim sukses sang ayah dalam pemilihan presiden.
-
Bagaimana Marshel Widianto mencuri perhatian publik? 3 Karier Marshel mulai menanjak setelah ia tampil di ajang kompetisi Stand Up Comedy Academy musim ketiga yang diselenggarakan oleh Indosiar. Meskipun tidak meraih gelar juara, penampilannya yang menonjol berhasil mencuri perhatian publik dan industri hiburan.
-
Kenapa momen ini menarik perhatian publik? Kisah pilu gadis ini mencuri perhatian publik di media sosial. Sejak pertama kali diunggah, videonya sudah mendapat 34 ribu tanda suka. Publik pun mengaku iri dengan cara meninggal ibu itu yang seolah tak mengalami rasa sakit.
-
Siapa yang bisa memberikan perspektif tentang novel? Resepsi dan Tanggapan Kritis: Reaksi dan tanggapan kritis dari pembaca, kritikus sastra, atau komunitas sastra terhadap novel juga merupakan unsur ekstrinsik yang dapat memberikan perspektif yang berharga terhadap nilai dan dampak karya sastra.
-
Dukungan apa yang diberikan? Dalam kesempatan itu, para relawan memainkan lakon berjudul 'Gatotkaca Wisuda' dengan harapan Ganjar bisa memenangi Pilpres 2024.
-
Apa yang membuat kasus ini menarik perhatian dunia? Dapat Perhatian Dunia Penyelidikan kasus perundungan ini melibatkan berbagai lembaga. Hal ini lantaran kasus ini ternyata sudah mendapat perhatian dunia. Kapolresta Cilacap mengaku telah dihubungi berbagai pihak untuk mengusut tuntas kasus bullying yang viral dan menjadi sorotan publik.
Novel mengatakan, kasusnya menunjukan adanya arogansi hukum yang bisa menghancurkan wajah hukum dengan berbagai kejanggalan mulai dari tuntutan satu tahun, alat bukti yang dihilangkan, hingga saksi yang tak dipertimbangkan. Oleh sebab itu, dia mengajak masyarakat untuk membenahi kerusakan pada hukum, dengan berbagai kritik dan masukan yang lugas.
Selain itu, dia menegaskan dukungan itu bukanlah untuk ditunjukan kepada korban yaitu dirinya, melainkan demi kepentingan hukum Indonesia yang lebih baik kedepannya.
"Tetapi respon publik yang semakin baik harus ditingkatkan, karena tidak boleh kita ini diam, memaklumi atau membiarkan kejanggalan dengan beragam alasannya,” tutur Novel.
Kemudian terhadap prediksi putusan hakim nanti, Novel menilai seharusnya hakim bisa melihat kejanggalan dan menjadi pertimbangan dalam tentukan putusan. Bukan malah sebaliknya melihat kasus penyiraman air keras sebagai pemakluman.
"Bahkan advokat yang mendampingi terdakwa itu mengatakan, serangan air ini adalah hal yang biasa. Menyiram air ke muka saya itu hal yang biasa? ini menyedihkan sekali. Ada anggota Polri yang terikat dengan kode etik Polri menyiram muka orang dengan air keras adalah suatu yang biasa, walaupun dia menyebutnya air aki. Bagaimana kita melihat seolah perbuatan kerasan seperti ini dimaklumi. Bukannya perbuatan itu dengan fakta-fakta yang banyak sekali, seharusnya tidak bisa dimaklumi," kata Novel.
Kemudian, dia menegaskan tujuan dari penegakan hukum yang adil adalah menghukum seadil-adilnya secara objektif. Karena tujuannya bukan sekedar menghukum orang bukan melainkan proses penegakan hukum.
"Maka saya menilai sepertinya bukan sekedar hanya ingin menghukum orang berat, tetapi yang terpenting adalah proses yang objektif. Kalau dia lah Pelakunya layak mendapatkan hukuman berat. Tapi, kalau dia bukan pelakunya haruslah dibebaskan,” ucapnya.
“Tertarik, untuk berbicara soal proses bukan sekedar hasil, semisal nanti, karena protes orang banyak baru dijatuhkan hukuman berat. Kalau itu yang terjadi rusaklah hukum kita,” pungkas Novel.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pidato yang dimaksud yakni komitmen Ketua Umum Partai Gerindra terhadap pemberantasan korupsi sebagai salah satu prioritas utama pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaEks Penyidik KPK, Novel Baswedan mengapresiasi, putusan PN Jaksel yang menolak permohonan praperadilan Ketua KPK nonaktif Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaAnies mengakui memang tidak mudah melakukan perubahan tersebut dan menghadapi Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan tren kepercayaan publik terhadap sembilan lembaga negara, termasuk Kejagung.
Baca SelengkapnyaPublik percaya kepada 'Korps Adhyaksa' lantaran kerja-kerja yang dilakukan riil dan dapat independen
Baca SelengkapnyaKinerja Kejagung membongkar kasus-kasus besar disebut membuat penilaian positif masyarakat.
Baca SelengkapnyaKritikan menjadi masukan konstruktif untuk memperbaiki pemerintahan.
Baca SelengkapnyaAnies menilai, banyak aturan saat ini yang membuat masyarakat takut untuk menyampaikan pendapat atau kritik kepada pemerintah.
Baca SelengkapnyaHakim sebelumnya menyatakan penetapan status tersangka Firli dilakukan Polda Metro Jaya sah secara hukum.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan membongkar pelemahan di KPK saat ini dilakukan lewat pegawainya yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan, perubahan harus dilakukan karena negara ini adalah negara hukum
Baca SelengkapnyaPelbagai janji diumbar Anies saat melakukan orasi kebangsaan di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (4/11).
Baca Selengkapnya