Dari pemahaman agama keliru sampai dendam jadi motif orang berbuat teror
Merdeka.com - Direktur Pencegahan Terorisme BNPT Brigen Pol Hamli mengatakan alasan terbesar orang melakukan teror karena pemahaman keagamaan yang keliru. Kedua, katanya, adalah solidaritas komunal.
"Dengan pemahaman agama mereka ini yang keliru, lalu ditambah penyebab kedua dengan persentase 20 persen adalah solidaritas komunal. Jadi kalau ada konflik mereka akan ke sana atas nama persaudaraan," kata Hamli dalam sebuah diskusi soal terorisme di Jakarta Pusat, Jumat (25/5).
Hamli melanjutkan, alasan ketiga penyebab seorang menjadi pelaku teror adalah mental. Dia menjelaskan, mereka jadi ingin coba-coba dengan karena beberapa pemicu seperti melihat tayangan berita yang berlebihan.
-
Kenapa pelaku melakukan pembunuhan? Adapun, keterangan MAS, saat itu ayahnya sedang tidur bersama ibunya.Kemudian, MAS turun mengambil pisau di dapur, kemudian naik lagi ke atas dan melakukan penusukan.
-
Mengapa kejahatan massal terjadi? Bukti adanya kekejaman di dunia tidak secara langsung membuktikan bahwa manusia jahat secara inheren. Sebaliknya, psikologi sosial sering kali mengabaikan konteks sosial yang lebih luas. Menurut para peneliti, sifat otoritarian yang menghasilkan kekejaman massal biasanya muncul dalam masyarakat yang kompleks.
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak. Mengutip Al Jazeera, setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka. Korban tewas didmoinasi oleh wanita dan anak-anak.
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Apa yang membuat manusia menjadi jahat? Manusia mungkin secara alami baik, namun di bawah pengaruh lingkungan yang buruk atau kekuasaan yang otoriter, sisi gelapnya bisa muncul dengan sangat kuat.
-
Kenapa psikosis bisa menyebabkan perilaku menyakiti diri? Pengalaman ini dapat menakutkan dan mungkin mendorong individu untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Oleh karena itu, bantuan medis segera sangat penting bagi siapa pun yang menunjukkan gejala psikosis.
"Karenanya kami sudah ke konsultasi dengan Dewan Pers, agar breaking news jangan terlalu lama, bisa menjadi yang tidak ikut jadi ingin ikut-ikut," tuturnya.
Penyebab selanjutnya, adalah dendam. Hal ini berlaku pada anak dari Amrozi, terpidana mati Bom Bali I, Zulia Mahendra.
"Jadi anaknya itu selalu bertanya kepada pamannya bagaimana cara membuat bom. Saat ditanya untuk apa, sang anak bilang untuk ngebom yang ngebunuh bapak saya. Padahal kan bapaknya dihukum mati dalam pengadilan. Dengan begitu dia dendam," ujar Hamli.
Menurut Hamli, penyebab kesenjangan dan ketidakadilan global juga menjadi satu dari sekian alasan seorang menjadi pelaku teror.
Reporter: Muhammad RadityoSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPasca kericuhan di Inggris banyak warganya justru menjadi penasaran dan tertarik dengan Islam.
Baca SelengkapnyaSalah satu praktik yang masih ditemui saat ini adalah terorisme yang berbasis ideologi agama dan kekerasan.
Baca SelengkapnyaPengkhiantan juga tak luput dari pandangan sains menilai seseorang terhadap sifat tersebut.
Baca SelengkapnyaKontrol implus adalah jenis gangguan mental yang menyebabkan penderitanya sering melakukan tindakan di luar norma.
Baca SelengkapnyaApa sebenarnya definisi hingga faktor penyebab pelanggaran HAM tersebut?
Baca SelengkapnyaSeseorang yang menjadi pelaku pembulian biasanya memiliki alasan baik dari dalam dirinya, keluarga atau bahkan lingkungan pertemanan.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaUpaya membangun masyarakat lebih baik melalui pendidikan, ekonomi, dan sosial juga merupakan bagian dari jihad
Baca SelengkapnyaKetahui sejumlah alasan mengapa seseorang kecanduan judi dan terus melakukannya walau kalah.
Baca SelengkapnyaNoor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.
Baca Selengkapnya