Dari Purwakarta, ini cara polisi lacak sel terorisme di Indonesia
Merdeka.com - Densus 88 Antiteror Kepolisian Negera RI berhasil menangkap dua terduga teroris, Rijal alias Abu Arham (29) dan Ivan Rahmat Syarif (28) di Purwakarta pada Minggu (25/12). Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Rikwanto mengatakan saat dilakukan penangkapan, polisi tidak menemukan barang bukti bom.
"Memang tidak ada bom dan bahan-bahan bom, hanya saja timbangan itu mengindikasikan akan ada yang ditimbang (untuk pembuatan bom). Hanya mungkin belum datang saja bahan-bahannya terhadap mereka berdua," kata Rikwanto saat memberikan pernyataan pers di kantor Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/12).
Rikwanto menyebut, setelah dilakukan penggeledahan di kontrakan Rijal dan Ivan di Bandung, polisi menemukan sejumlah barang bukti. Ada paku dengan berbagai macam ukuran, timbangan, HP, SIM Card, flasdisk, buku-buku pelajaran agama, dan catatan tulisan tangan.
-
Dimana penggerebekan terjadi? 'Bukan (prajurit TNI), sipil TO (Target Opetasi). (Lokasi) bukan di kompleks, bukan di asrama, cuma di jalannya, tapi memang jalan itu ke arah asrama, ada asrama Polisi, TNI,' kata Kabid Humas dihubungi, Kamis (2/5).
-
Dimana objek misterius itu terdeteksi? Tiba-tiba benda misterius itu terdeteksi melewati Bulan.
-
Bagaimana bom itu hilang? Pada tanggal 5 Februari 1958, dua pesawat jet milik Angkatan Udara, bertabrakan. Salah satu pesawat tersebut membawa bom termonuklir Mark 15, karena peristiwa ini kemudian bom tersebut hilang dan belum ditemukan sampai sekarang.
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
"Catatan tulisan tangan sangat penting sekali untuk petunjuk selanjutnya," ujar Rikwanto.
Dia menambahkan, hingga saat ini, dua terduga teroris yang ditembak mati di Jatiluhur, Purwakarta yakni Abu sofi alias Abu Aziz alias Mas Brow dan Abu Faiz sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Jalan Kramat Jati. Keduanya akan segera diautopsi dan dilakukan pemeriksaan postmortem.
Sementara Ivan dan Rijal tengah menjalani pemeriksaan di Mako Brimob, Kelapa II Depok.
"Saat ini telah dilakukan pendalaman di Mako Brimob," kata Rikwanto.
Diberitakan sebelumnya, empat terduga teroris yang ditangkap di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jabar berkaitan dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) bentukan terpidana terorisme Aman Abdurrahman, dengan dukungan dana Bahrun Naim, pemimpin saya Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) asal Indonesia.
Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap Rijal alias Abu Arham (29), warga Randukurung, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, dan Ivan Rahmat Syarif (28), Desa Yani Mulya, Ngamprah, Bandung Barat, di Kampung Ubrug, Kelurahan Cibinong, Jatiluhur, Minggu pagi. Rijal dan Ivan sempat melawan personel Densus 88 menggunakan pisau, tetapi dapat dilumpuhkan tanpa tembakan.
Dari keterangan Ivan dan Rijal, polisi bergerak menuju rumah terapung di Kawasan Waduk Jatiluhur. Di sana, polisi melacak Abu sofi alias Abu Aziz alias Mas Brow, warga Kecamatan Kotawaringin, Kabupaten Bandung, dan Abu Faiz, warga Padalarang, Bandung Barat, di rumah kolam apung Waduk Jatiluhur. Sebelum menggerebek, personel Densus 88 berkoordinasi dengan Satuan Polisi Air Kepolisian Resor Purwakarta.
Polisi meminta Sofi dan Faiz menyerahkan diri. Namun, Faiz keluar rumah sambil mengacungkan golok dan tidak mengindahkan lima kali tembakan peringatan personel Densus 88 hingga akhirnya ditembak. Demikian pula dengan Sofi sehingga keduanya tewas.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaPolda Jabar merespons pernyataan anggota DPR RI Fraksi PDIP, Safaruddin yang menyebut ada polisi yang diduga memasang baliho PSI di daerah Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaLedakan diduga berasal dari sisa-sisa temuan bahan peledak yang akan dimusnahkan atau didisposal.
Baca SelengkapnyaOrang tak dikenal melemparkan batu ke arah anggota yang bertugas. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini.
Baca SelengkapnyaLokasi ledakan di Markas Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jatim, Senin (4/3) siang terlihat sudah dipasangi gari polisi atau police line.
Baca SelengkapnyaDari penggerebakan di kampung narkoba tersebut, ditambahkan Dodi, angka peredaran narkoba sudah menurun.
Baca SelengkapnyaBerdasakan informasi di lapangan, warga berinisial S tersebut diamankan Tim Densus 88 Jumat pekan lalu.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Antiteror Polri menyebut sejauh ini tidak ada eskalasi peningkatan ancaman terorisme sampai dengan peringatan 17 Agustus.
Baca SelengkapnyaRamadhan menyampaikan penyidik tidak akan memeriksa Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya karena tak ada kaitannya.
Baca SelengkapnyaWarga Wisma Asri Bekasi curiga benda berkabel itu bom rakitan
Baca SelengkapnyaWarga menyebutkan bahwa penggerebekan terduga teroris sudah berlangsung sejak Sabtu dini hari.
Baca Selengkapnya