Dari tangan mahasiswa UB, abu ampas tebu bisa atasi pencemaran limbah logam berat
Merdeka.com - Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang menggunakan abu dari ampas tebu untuk sebuah solusi pencemaran limbah jenis logam berat. Abu ampas tebu yang selama ini tidak termanfaatkan menjadi sumber silika yang nantinya berfungsi menyerap logam berat.
"Kami memilih abu ampas tebu sebagai sumber silika, karena kandungan silika pada abu ampas tebu yang cukup tinggi," kata Joshia Christa Pradana mahasiswa Teknik Kimia 2015, salah satu tim penemu ide, Sabtu (28/7).
Joshia memaparkan, hingga saat ini abu dari ampas tebu kurang dimanfaatkan. Padahal jumlah dari sisa pengolahan tebu di industri gula di Indonesia termasuk di Malang sangat melimpah.
-
Apa yang dihasilkan dari pengolahan sampah di Banyumas? Sebanyak 98 persen sampah di Banyumas berhasil dikelola menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai jual tinggi.
-
Apa yang banyak dipanen di Indonesia? Tanaman yang banyak dipanen di Indonesia (4 huruf) - PADI
-
Dimana sebagian besar mangga di Indonesia diproduksi? Provinsi Jawa Timur adalah tempat dimana sebagian besar buah mangga diproduksi di Indonesia.
-
Apa yang masih utuh di Pabrik Gula Tasikmadu? Salah satu lokomotif yang tersimpan di sana adalah Lokomotif TM 6. Lokomotif ini menjadi yang terbesar di Pabrik Gula Tasikmadu. Sementara di samping kanannya ada Lokomotif TM 5 dan sebuah lokomotif diesel. Sementara di sebelah kirinya ada satu unit gerbong penumpang yang terbuat dari kayu.
-
Apa penyebab produksi gula Indonesia kalah saing dengan Brazil? 'Brazil dan Indonesia sama-sama terletak di Garis Khatulistiwa. Hal ini perlu menjadi bahan refelksi kita bersama,' kata Arief dalam acara Nasional Sugar Summit (NSS) 2023, Jakarta, Rabu (13/12). Arief menilai pemerintah dan para pemangku kepentingan (stakeholder) perlu merefleksikan diri dan melihat kesuksesan Brazil dalam mengelola tebu. Sehingga menjadi negara dengan pengeskpor terbesar di dunia.
-
Dimana sumber daya alam di Indonesia? Sumber Daya Alam di Indonesia sangat beragam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
"Di Indonesia sendiri mencapai sekitar 10,2 juta ton per tahun," tegasnya.
Joshia bersama dua mahasiswa Jurusan Teknik Kimia UB lainnya, yakni Indah Feliana dan Philio Valerino melakukan penelitian memanfaatkan silika dari limbah dari abu ampas tebu tersebut untuk penyalutan nanopartikel besi sebagai bahan penyerap dalam penyisihan logam berat kromium. Penelitian dengan dosen pembimbing A.S. Dwi Saptati N.H itu didanai oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Valerino menerangkan, penelitiannya dilakukan dengan ekstraksi silika dari abu ampas tebu sehingga didapatkan natrium silikat yang kemudian dimanfaatkan untuk membuat magnetit bersalut silika melalui metode elektrodeposisi.
"Elektrodeposisi sendiri merupakan pengendapan logam pada katoda selama elektrolisis. Hasil dari penelitian ini yaitu magnetit bersalut silika dapat menyerap logam kromium sebanyak 57 persen," tegasnya.
Lewat penelitian ini , Indah yang juga ketua tim, berharap bisa alternatif pengolahan limbah di industri kimia, khususnya dalam pengolahan limbah logam kromium. Hingga saat ini pencemaran logam berat menjadi fokus masalah pengolahan limbah industri.
Logam berat kromium banyak digunakan industri kimia yang pada umumnya ikut terbuang dan mencemari air dan air tanah. Padahal dampak logam berat kromium sangat buruk pada kesehatan, bila terkonsumsi manusia atau makhluk hidup lain.
"Sehingga limbah ini tidak membahayakan lingkungan dan makhluk hidup serta pertumbuhan industri kimia juga tidak terhambat," katanya.
Kata Indah, metode paling umum dan efisien untuk pengolahan limbah adalah metode adsorpsi atau penyerapan. Sebagai bahan penyerapannya adalah Silika yang salah satunya bersumber dari abu dari ampas tebu.
"Tapi Silika ini sulit untuk diregenerasi. Guna mengatasi masalah itu, maka digunakannya magnetit (Fe3O4) sebagai adsorben yang dapat diregenerasi," tegasnya.
Magnetit sendiri memiliki sifat yang sangat mudah teroksidasi dan mudah larut dalam kondisi asam. Sehingga dilakukan modifikasi permukaan magnetit dengan cara melapisi permukaan magnetit dengan silika. Semakin luas permukaan silika maka daya penyerapan semakin tinggi.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fasilitas ini dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, khususnya dari PLTU.
Baca SelengkapnyaKeberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaVolume sampah harian yang terus meningkat dan daya tampung TPA yang terbatas, masalah sampah menjadi bom waktu yang siap meledak.
Baca SelengkapnyaSelain diolah sebagai pupuk kompos, sampah-sampah ini juga dijadikan sebagai bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaEco Enzyme itu punya banyak nilai manfaat nilai manfaat seperti digunakan untuk disinfektan, sabun mandi, pembersih rumah, dan cairan pestisida.
Baca SelengkapnyaDalam aspek sosial, penggunaan bahan bakar alternatif berkontribusi dalam mencegah timbulnya persoalan dan penyakit akibat sampah yang menumpuk.
Baca SelengkapnyaLimbah tahu yang meresahkan warga sekitar, kini menjadi berkah hingga desa tersebut mendapat julukan desa mandiri energi.
Baca SelengkapnyaDalam satu hari, pekerja mengaku mendapat 2 ton sampah plastik dari Bekasi dan Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaAbu bata baru yang dimanfaatkan sebagai pupuk silika berasal dari PLTU Ombilin, di Kota Sawahlunto Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaRempah satu ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan
Baca SelengkapnyaAktivis lingkungan mendesak kedua negara untuk berkomitmen menghentikan dan menangani permasalahan ekspor sampah ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPLTU Adipala terus berinovasi menjadi PLTU, yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakarnya.
Baca Selengkapnya