Darurat Kabut Asap!
Merdeka.com - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sudah sangat mengkhawatirkan. Terparah terjadi di Riau. Menjalar hingga provinsi Kalimantan dan Sumatera. Warga pun dihantui berbagai penyakit. Harus segera ditangani.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kebakaran terbesar terjadi di Riau mencapai 40 ribu hektare. Dari Januari hingga Agustus 2019, BNPB mencatat kebakaran pada lahan berhutan seluas 328.724 hektare. 27 Persen di antaranya, atau 89.563 hektare adalah lahan gambut.
Udara di empat daerah Riau memasuki level berbahaya untuk dihirup, yakini Kota Pekanbaru, Rokan Hilir, Dumai dan Siak. Sedangkan dua daerah lain yang dinyatakan tidak sehat yaitu Bengkalis dan Kampar.
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan akibat kebakaran hutan? Penyelidikan mengenai satu di antara faktor kebakaran hutan adalah membakar lahan secara langsung oleh pemilik perusahaan sawit dengan tujuan pembukaan lahan baru.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Mengapa kebakaran hutan menjadi isu penting? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan.Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain. Dampak dari pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan sudah tidak bisa dihitung lagi.
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Bagaimana kabut asap ganggu mata? Hal ini karena adanya debu dan zat iritatif yang terkandung di dalam kabut asap. Oleh karena itu, sediakan obat tetes mata dan pastikan menggunakan kacamata saat beraktivitas di luar rumah, terutama saat sedang menghadaoi kabut asap.
Tolak ukur kualitas udara itu berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang tercatat Minggu (15/9) pukul 15.00 WIB.
"Alat pengukur kualitas udara menunjukkan 4 daerah memasuki level berbahaya, dan 2 daerah lainnya tidak sehat," ujar Kepala LP3E Wilayah Sumatera Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Amral Fery saat dikonfirmasi merdeka.com.
Dengan adanya peringatan udara level berbahaya itu, kepala daerah bisa menetapkan status darurat pencemaran udara akibat asap Karhutla. Ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara menjadi dasar hukumnya.
Jarak pandang sempat berkisar antara 800 meter hingga 1 kilometer. Hidung seperti dipaksa mencium partikel debu hasil kebakaran lahan dan terkadang membuat sesak dada.
Masker atau alat penutup hidung lainnya harus dibawa ke mana-mana ketika beraktivitas di luar. Namun, kedua mata tetap saja perih ketika diterpa partikel halus dari kabut asap yang menyelimuti hampir setiap sisi kota.
Saat ini total titik panas di Riau ada 44 titik. Rinciannya, paling banyak di Rokan Hilir yakni 17 titik, Pelalawan 13 titik, Kampar 5 titik, Indragiri Hulu 4 titik, Indragiri Hilir 3 titik dan Dumai 2 titik.
Warga pekan kemarin banyak terserang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan. Mereka juga mulai mengungsi keluar Riau untuk mendapat udara segar.
Kabut asap ini sudah berdampak ke segala aspek kehidupan. Sekolah mulai dari SD hingga SMA diliburkan. Empat kampus besar, yaitu UIN Suska, UIR, Unri dan UMRI juga mengambil langkah serupa.
Selain itu, Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sempat lumpuh pada Jumat (13/9). Sejumlah rute penerbangan maskapai Lion Air di Sumatera dan Kalimantan terpaksa dibatalkan demi keselamatan penumpang.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, sejumlah penerbangan Lion Grup (Lion Air, Wings Air, Batik Air) mengalami kendala akibat kabut asap. Sedikitnya 81 penerbangan dibatalkan, ada juga yang balik ke bandara asal dan ditunda.
Sejumlah orangtua murid di Kota Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar) mendesak agar pemerintah daerah melalui dinas pendidikan setempat mengambil kebijakan meliburkan sekolah di wilayah tersebut. Hal ini karena kabut asap yang semakin tebal.
Ulah Manusia
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo meninjau langsung kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau, Minggu (15/9). Ketiganya meyakini kebakaran ini ulah manusia.
"Apa yang sudah kami lihat dari helikopter bersama Panglima TNI dan Kepala BNPB, lahan yang sudah jadi perkebunan, baik sawit maupun tanaman industri lainnya, kok tidak ada yang terbakar. Misal pun ada paling hanya sedikit dan di pinggir. Ini menunjukkan adanya praktik 'land clearing' dengan mudah dan murah memanfaatkan musim kemarau," ungkap Tito.
Hadi mengatakan akan menerjunkan drone selama 24 jam untuk memantau titik api yang baru dibakar oleh orang tidak bertanggungjawab, dan selanjutnya tim darat akan bergerak menuju lokasi kebakaran sekaligus menindak pelaku pembakaran hutan.
"Drone ini akan diterbangkan 24 jam penuh untuk memantau. Api ini harus terus diamati karena siang dan malam beda. Kadang api padam saat siang, lalu malamnya menyala lagi," tuturnya.
Doni menegaskan, kebakaran hutan dan lahan faktor terbesar karena ulah manusia. "Saya bilang tadi, 99 persen penyebab kebakaran adalah manusia. 80 Persen dari lahan yang bekas terbakar ini jadi kebon," tegasnya.
Mantan Danjen Kopassus ini juga menyayangkan kurang pedulinya pejabat daerah terhadap kejadian ini. Dia mengaku mendapat laporan dari anggota Polri-TNI di lapangan. Tak hanya itu, para pejabat daerah bahkan tak hadir saat rapat membahas dan cara mengatasi masalah tersebut.
"Saya tidak menyinggung siapa, tidak mungkin, tapi rata-rata pejabat atau pemimpin setingkat kabupaten-kota," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di Gedung BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (14/9).
Doni juga meminta agar pemerintah daerah tidak hanya bermain kata-kata, namun juga harus ada tindakan nyata.
"Saya tidak ingin hanya slogan-slogan. Dulu saya senang dengan pernyataan 'Riau Tanpa Asap'. Tapi apa, hari ini Riau penuh asap," tegasnya.
Keterlibatan Perusahaan Asing dan 175 Tersangka
Dalam kebakaran hutan yang menyebabkan beberapa wilayah tertutup kabut asap, polisi telah menetapkan sebanyak 175 tersangka. Kasus ini tersebar di enam Polda, yakni Polda Riau, Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Selatan (Kalsel), Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi.
"Polri masih fokus dalam hal penyelesaian pemberkasan," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Rabu (11/9).
Selain itu, kata Dedi, polisi juga telah menetapkan empat korporasi atau perusahaan yang bertanggung atas berbagai kebakaran tersebut. "Nanti saya update lagi apakah ada tersangka secara personal yang bertanggung jawab di korporasi tersebut," tutupnya
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menyebut setidaknya terdapat empat perusahaan asing terlibat dalam pembakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) dan Riau.
Keempat perusahaan tersebut berasal dari Singapura dan Malaysia. Untuk wilayah Kalbar perusahaan itu ada di Kabupaten Ketapang, Sanggau dan Melawi.
"Di Kalimantan Barat itu ada empat perusahaan Singapura dan Malaysia, kemudian di Riau kemarin satu disegel dari Malaysia," kata Siti Nurbaya di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (13/9).
Perusahaan itu di antaranya yakni PT Hutan Ketapang Industri milik Singapura, PT Sime Indo Agro, PT Sukses Karya Sawit dan PT Rafi Kamajaya Abadi milik Malaysia.
Selain itu, kata dia, terdapat 103 perusahaan telah mendapatkan sanksi dan 15 di antaranya masuk dalam tahap penyelidikan oleh Polda Kalbar. Bahkan pihaknya telah menyegel sebanyak 29 perusahaan.
"Dari akhir Agustus sampai dengan kemarin dan ini masih berlangsung juga itu sudah 29 yang disegel, empat disidik diproses hukum," paparnya.
Disentil Negara Tetangga
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menulis surat untuk pemimpin Indonesia. Isinya keprihatinannya atas kabut lintas batas. Kebakaran menjadi peristiwa yang selalu berulang hampir setiap tahun, terutama pada musim kemarau.
"Saya telah membahas hal ini dengan perdana menteri dan dia telah setuju untuk menulis surat kepada Presiden Jokowi untuk menarik perhatiannya terhadap masalah kabut asap lintas batas," kata Menteri Lingkungan Malaysia, Yeo Bee Yin, Kamis (12/9).
Negara-negara tetangga Indonesia meningkatkan kewaspadaan atas kabut tebal yang telah menyelimuti. Mereka juga meningkatkan kepedulian akan kesehatan dan dampak pada pariwisata.
Pada Rabu lalu, Malaysia memutuskan untuk meliburkan ratusan sekolah di daerah Sarawak dan mengirim setengah juta masker wajah, setelah asap berada pada tingkat tidak sehat.
The Star melaporkan, pada hari Jumat, 29 sekolah di Selangor diliburkan akibat kabut asap. Dampaknya ke 45.000 siswa. Jumlah sekolah yang diliburkan bertambah setelah pada sehari sebelumnya hanya lima sekolah yang diliburkan.
Sementara itu kualitas udara di Singapura masih berada pada level tidak sehat hingga Minggu (15/9) pagi. Pollutant Standards Index (PSI) menunjukkan, tingkat polusi di Singapura melampaui angka 100.
Hingga pukul delapan pagi waktu setempat, wilayah Barat Singapura mengalami polusi terburuk dengan PSI menunjukkan angka 124. Indeks ini tidak jauh berbeda dengan wilayah Selatan yang berada di angka 121.
Sementara wilayah tengah serta Utara Singapura masing-masing 111 dan 108. Sedikit lebih beruntung dari bagian lainnya, indeks polusi di wilayah Timur Singapura menunjukkan angka 107.
Sejak Agustus 2016, PSI Singapura selalu menunjukkan angka di bawah 100. Namun, sejak Sabtu sore kualitas udara di Negeri Singa itu memburuk akibat serangan kabut asap.
Menurut NEA, Badan Lingkungan Nasional Singapura, kualitas udara baru dikatakan baik jika PSI menunjukkan angka 50 ke bawah. Selanjutnya, indeks 51 hingga 100 diidentifikasikan sebagai level sedang. Sementara, angka 101 hingga 200 digolongkan dalam level tidak sehat.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Asap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan luasan karhutla di Sumsel Januari-Juni 2023 seluas 1.129 ha atau berkurang dari periode yang sama pada 2022 di angka 2.222 ha.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan terjadi Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca Selengkapnya"Jangan kasih kendor bagi pelaku-pelaku kebakaran lahan baik perorangan maupun perusahaan," kata Kapolda Riau.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca Selengkapnya"Jangan sampai hal kecil seperti karhutla menyebar ke negara tetangga membuat harga diri bangsa jatuh,"
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaSejumlah kabupaten/kota di Provinsi Jambi diselimuti kabut asap, termasuk di Wilayah Kota Jambi, akibat dari karhutla pada Senin (4/9).
Baca SelengkapnyaCuaca panas ekstrem melanda Kota Pekanbaru, Riau. Suhu rata-rata di kota tersebut mencapai 38 derajat Celcius.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca Selengkapnya