Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Darurat Limbah Medis, Kita Harus Apa?

Darurat Limbah Medis, Kita Harus Apa? Limbah Medis di Meksiko. ©2020 VICTORIA RAZO / AFP

Merdeka.com - Limbah medis sudah masuk dalam tahap darurat. Pasalnya, per februari 2021 limbah medis di Indonesia sudah mencapai tujuh ribu lima ratus ton limbah medis, dan hal ini bisa menjadi bom waktu terhadap kehancuran iklim.

Dr. Dimas Muhammad, mewakili doctors for XR Indonesia pembuat petisi #LimbahMedis mengatakan kita hanya punya 12 tahun untuk mencegah kehancuran iklim.

Menurutnya, gerakan lingkungan sejauh ini sangat terkesan eksklusif, banyak masyarakat yang merasa ini bahasan tinggi dan hanya ekspert untuk membahas iklim tersebut karena perlu pembuktian-pembuktian.

"Extinction rebellion hadir untuk mendobrak stigma dan aktivisme tentang lingkungan bahwa semua orang tidak perlu menjadi suci secara lingkungan, pintar secara ilmu dan lingkungan untuk bisa berbicara" ujarnya dalam webinar change.org Indonesia, Selasa (24/8).

Lebih lanjut ia mengatakan krisis iklim ini bukan cuman soal lingkungan saja, tapi juga berdampak ke ekonomi, sosial, dan kesehatan.

Bekerja sama dengan extinction rebellion, Detalks sebuah komunitas yang ingin memperbaiki persepsi atau stigma terkait bidang kesehatan menuturkan masalah limbah medis yang terjadi di Indonesia.

"Sebelum pandemi memang limbah medis di Indonesia secara kapasitas belum memenuhi, kemudian saat pandemi semakin terekspos. Semakin kelihatan urgensinya bahwa kapasitas kita itu belum bisa menutup jumlah limbah yang begitu banyak." ujar Amalia Nan Renjana, mewakilkan Detalks pada webinar change.org Indonesia, Selasa (24/8).

Menurutnya pemerintah masih belum terlalu gesit dalam realisasi pemenuhan kapasitas pengolahan limbah medis. Kemudian diseminasi informasi dan komunikasi publik belum diindahkan, serta regulasi yang mengikat pun tidak mengakomodasi solusi yang berkelanjutan.

Maka dari itu, detalks dan doctors for XR memberitahu tiga cara untuk mengelola sampah limbah medis supaya lebih ramah lingkungan dan terkelola dengan baik yaitu dengan melakukan akselerasi, transparansi, dan realisasi.

"Saya apresiasi, KLHK itu sudah responsif dalam membuat regulasi, kemudian membuat Rakorek di mei tahun lalu, pembuatan 32 fasilitas baru, tapi rentangnya sampai tahun 2024. Dua tahun ini saja kita sudah kewalahan, bagaimana kita harus menunggu sampai 2021?" ucapnya.

Ia membahas mengenai transparansi dimana transparansi ini tidak selamanya tentang ada dan tiada data yang diberikan pemerintah dan badan penelitian lainnya, namun apakah komunikasi publik itu tersampaikan dengan baik ke semua lapisan masyarakat.

Terkait dengan realisasi berkepanjangan, Amalia menuturkan sampai saat ini pemerintah masih memberi kunci jawaban satu-satunya jalan terhadap limbah medis adalah insinerasi, padahal masker dan APD yang merupakan limbah medis yang sangat drastis tersebut tidak perlu sampai dibakar.

"Dia bisa di daur ulang dan tidak perlu menyebabkan masalah baru dari hasil dioxin yang dihasilkan oleh insinerator."

Menanggapi masalah insenerator tersebut, Direktur Lingkungan Hidup KemenPPN/Bappenas, Ir. Medrilzam, M Prof Econ,Ph.D, menuturkan bahwa insenetaror merupakan hal yang dilematis.

"Insenerator is a proven technology. Itu salah satu bagian dari thermal technologi. Persoalannya di insenerator ini memang harus kita akui tidak gampang menjalankan sebuah insenerator yang baik dan benar. Itu butuh biaya yang besar"

Ia mengakui, di Indonesia sampai saat ini ia belum melihat pengelolaan insinerator yang berjalan dengan benar. Banyak masalah dan operasinya yang sulit.

Apa yang Bisa Kita Lakukan Sebagai Anak Muda?

"Kita tetap dorong protokol kesehatan 6M, tadinya saya masih mikir 5M sekarang bahkan sudah 6M. Termasuk menghindari makan bersama. Karena dari kejadiannya banyak yang kerena makan-makan bareng klaster keluarga dan sebagainya." ucap Medrilzam.

Selain itu, mengelola limbah medis di sumber sesuai langkah-langkah yang dianjurkan untuk mempermudah tahapan pengelolaan selanjutnya.

Terdapat perbedaan cara pembuangan limbah yang dihasilkan orang sehat dan orang sakit atau pasien fasyankes, misalnya untuk limbah masker. Masker dari orang sehat dibuang dengan cara menyobek masker menjadi dua bagian dan didesinfektan terlebih dahulu.

Tidak hanya itu, menurutnya anak muda dapat menginisiasi pendataan dan pengumpulan kantong limbah medis dari rumah lokasi isoman dan mengajak komunitas untuk meminta pengambilan kantong limbah medis oleh Dinas Lingkungan hidup.

Hal terakhir, adalah dengan memanfaatkan media sosial untuk berbagi informasi tentang limbah medis untuk menyadarkan lebih banyak orang terkait pentingnya isu timbulan limbah medis di masa pandemi ini.

Reporter Magang: Leony Darmawan

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KIP Kritik Tapera, Sebut Pemerintah Tidak Transparan Pengelolaan Dana
KIP Kritik Tapera, Sebut Pemerintah Tidak Transparan Pengelolaan Dana

Muncul pertanyaan proses pemerintah menyusun kebijakan mengenai simpanan Tapera hingga menimbulkan gaduh.

Baca Selengkapnya
Jalan Panjang Pengelolaan Limbah Medis
Jalan Panjang Pengelolaan Limbah Medis

APD itu pun sekali pakai yang nantinya akan dilebur bersama insinerator.

Baca Selengkapnya
Outlook Humas Pemerintah 2024: Polusi Udara & Pelayanan Kesehatan Bakal jadi Isu Paling Banyak Dibahas
Outlook Humas Pemerintah 2024: Polusi Udara & Pelayanan Kesehatan Bakal jadi Isu Paling Banyak Dibahas

Pengumpulan data primer dengan pendekatan analisis wacana melalui analisis data kuantitatif media monitoring Humas BKPK dan NoLimit.

Baca Selengkapnya
Kementerian Lingkungan Hidup Kirim Surat Peringatan ke 306 Kepala Daerah, Ini Masalahnya
Kementerian Lingkungan Hidup Kirim Surat Peringatan ke 306 Kepala Daerah, Ini Masalahnya

Kementerian LH meminta, pemerintah daerah di seluruh Indonesia segera memperbaiki pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.

Baca Selengkapnya
Paguyuban Bank Sampah DIY, Bawa Mimpi Kota Jogja Lepas dari Masalah Sampah
Paguyuban Bank Sampah DIY, Bawa Mimpi Kota Jogja Lepas dari Masalah Sampah

Sejak 2018 berdiri, paguyuban ini mempraktikan cara mengubah sampah organik sisa dapur menjadi kompos, protein tumbuhan sampai cairan ecoenzyme

Baca Selengkapnya
Kemendagri Sentil Pengelolaan Sampah Pemda: Anggaran Cuma di Bawah 0,5 Persen
Kemendagri Sentil Pengelolaan Sampah Pemda: Anggaran Cuma di Bawah 0,5 Persen

Perlu ada integrasi yang serius dalam pengelolaan sampah di daerah

Baca Selengkapnya