Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Data: Membandingkan Ganasnya Delta dan Omicron di Indonesia

Data: Membandingkan Ganasnya Delta dan Omicron di Indonesia Tes Antigen di Stasiun KA. ©2022 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Indonesia memasuki fase gelombang ketiga pandemi Covid-19. Gelombang dipicu Covid-19 varian baru Omicron. Berbeda dengan gelombang kedua yang disebabkan varian Delta, serta gelombang pertama oleh Covid-19 asal Wuhan, China.

Data per 6 Februari 2022, kasus positif dan kematian Covid-19 meningkat signifikan. Dalam sepekan terakhir saja, kasus positif yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu bertambah lebih dari 10.000 per hari. Sementara kematian di atas 16 kasus.

Bahkan pada Minggu, 6 Februari 2022, kasus Covid-19 harian meningkat 36.057 dengan kasus kematian 57 orang.

Orang lain juga bertanya?

Peningkatan kasus Covid-19 harian yang tajam berdampak pada kasus aktif atau pasien yang menjalani perawatan dan keterpakaian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19.

Data Kementerian Kesehatan kemarin, kasus aktif menembus 188.899 orang. Sedangkan BOR nasional mencapai 23,35 persen atau sekitar 18.966 dari kapasitas tempat tidur Covid-19 yang tersedia sebanyak 81.235.

Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), Bambang Wibowo merinci BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa dan Bali saat ini. DKI Jakarta mencatat BOR sebesar 64 persen, Banten 40 persen, Jawa Barat 30 persen, Jawa Timur 11 persen, Jawa Tengah 12 persen, DI Yogyakarta 19 persen, dan Bali 44 persen.

"Total BOR nasional 23 persen," kata Bambang kepada merdeka.com, Senin (7/2).

Varian Delta

Jika dibandingkan dengan puncak gelombang kedua pada pertengahan Juli 2021, kenaikan kasus Covid-19 hingga BOR rumah sakit rujukan Covid-19 saat ini masih terbilang rendah. Pada 15 Juli 2021 lalu, kasus Covid-19 bertambah 56.757 dengan kematian harian 982.

Sementara itu, kasus aktif Covid-19 menembus 480.199 orang dengan BOR nasional 76 persen. Rincian BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa dan Bali kala itu ialah Banten 88 persen, DI Yogyakarta 87 persen, DKI Jakarta 86 persen, Jawa Timur 82 persen, Jawa Barat 81 persen, Jawa Tengah 80 persen, dan Bali 71 persen.

Pada gelombang kedua pandemi, kasus Covid-19 mulai merangkak naik sejak akhir Mei 2021. Namun, rekor kasus positif mulai terjadi akhir Juni dan mencapai puncak pada 15 Juli 2021.

Sementara pada gelombang ketiga, kasus Covid-19 konsisten meningkat sejak 5 Januari 2022 dan naik signifikan dalam sepekan terakhir.

Berikut perbandingan data kasus positif, kematian, kesembuhan, dan BOR RS saat gelombang Omicron dan Delta:

Omicron:

5 Januari 2022Kasus positif harian: Tambah 404Kasus kematian harian: Tambah 4Kasus sembuh harian: Tambah 180Kasus aktif: Tambah 220BOR rumah sakit nasional: 3 persen

6 Februari 2022Kasus positif harian: Tambah 36.057Kasus kematian harian: Tambah 57Kasus sembuh harian: Tambah 10.569Kasus aktif: Tambah 25.431BOR rumah sakit nasional: 23,35 persen

Namun angka ini diprediksi belum masuk ke dalam puncak gelombang ketiga.

Delta:

14 Juni 2021Kasus positif harian: Tambah 8.189Kasus kematian harian: Tambah 237Kasus sembuh harian: Tambah 6.143Kasus aktif: Tambah 1.846BOR rumah sakit nasional: 49 persen

15 Juli 2021Kasus positif harian: Tambah 56.757Kasus kematian harian: Tambah 982Kasus sembuh harian: Tambah 19.049Kasus aktif: Tambah 36.726BOR rumah sakit nasional: 76 persen

Data Negara Lain

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan, puncak gelombang ketiga pandemi di Indonesia terjadi pada akhir Februari 2022. Dia belum bisa memprediksi angka kasus Covid-19 harian pada puncaknya, namun bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat dari Delta.

Dia membandingkan dengan kondisi sejumlah negara di dunia yang sudah dan sedang menghadapi gelombang Omicron. Amerika Serikat misalnya, kasus Covid-19 harian mencapai 800.000 saat gelombang Omicron. Sedangkan saat gelombang Delta hanya 250.000 per hari.

Kemudian Prancis, kasus Covid-19 harian mencapai 360.000 pada puncak gelombang Omicron. Sementara saat Delta hanya 60.000 per hari.

Brazil mencatat 190.000 kasus per hari pada puncak gelombang Omicron. Sedangkan saat gelombang Delta sebanyak 80.000 per hari.

Berikutnya India, kini mencatat 310.000 per hari dibandingkan Delta 380.000. Jepang kini melaporkan 65.000 kasus Covid-19 per hari, sedangkan saat Delta 25.000 per hari.

"Indonesia pasti akan mengalami ini. Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57.000 per hari, kita mesti siap-siap, hati-hati dan waspada. Tidak perlu kaget, kalau melihat di negara-negara lain itu bisa 2 kali, 3 kali di atas puncak Delta," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (31/1).

Budi juga mengaku belum tahu pasti soal kebutuhan perawatan pasien yang terjangkit Covid-19 varian Omicron di rumah sakit. Ini disebabkan, data kebutuhan perawatan pasien di rumah sakit setiap negara berbeda-beda.

Dia mengambil contoh Afrika Selatan. Jumlah pasien Omicron yang menjalani perawatan di rumah sakit pada negara tersebut jauh lebih rendah daripada Delta. Demikian juga di Inggris.

Namun berbeda dengan Amerika Serikat. Di negara Paman Sam itu, persentase kasus aktif Omicron di bawah Delta. Namun, jumlah pasiem Omicron yang masuk rumah sakit lebih tinggi dari Delta.

"Di Prancis demikian juga. Secara persentase di bawah Delta, tapi secara nominal sama dengan Delta dan kasusnya masih naik," jelasnya.

Prokes Jangan Kendor

Melihat kondisi di berbagai negara tersebut, Budi mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap penularan Omicron. Dia mengingatkan untuk tidak jemawa dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Terutama, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

"Kalau bisa lakukan secara mobilitas di rumah, lebih baik dilakukan di sana. Karena kemungkinan kasusnya akan naik sampai akhir bulan (Februari 2022)," ujarnya.

Mantan Wakil Menteri BUMN ini memastikan pemerintah sudah menyediakan obat untuk pasien Covid-19 dengan gejala. Saat ini sudah lebih dari 20 juta dosis obat anti virus.

Obat anti virus ini sudah mendapat persetujuan dari lima organisasi profesi kesehatan dan para ahli kedokteran. Obat tersebut ialah Avigan atau Favipiravir dan Molnupiravir.

"Kita juga sudah siapkan lebih dari 20 juta dosis," katanya.

Budi mengatakan penggunaan obat anti virus ini harus mendapatkan resep dokter. Baik resep dokter berdasarkan konsultasi secara langsung maupun lewat telemedicine.

"Bapak ibu tidak usah khawatir karena jumlahnya cukup banyak," ucapnya.

Dia mengingatkan masyarakat untuk tidak menimbun obat Avigan atau Favipiravir dan Molnupiravir. Hal ini untuk mencegah terbatasnya ketersediaan obat anti virus untuk pasien Covid-19.

"Jadi bapak ibu tidak bisa beli sendiri dan sebaiknya jangan. Kalau bapak ibu beli, nimbun di rumah, kasian orang lain tidak dapat," tuturnya.

Sementara untuk pasien Covid-19 tanpa gejala, cukup mengkonsumsi vitamin selama isolasi mandiri di rumah. Budi mengimbau, pasien tanpa gejala tidak menjalani perawatan di rumah sakit.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir

Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat

Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Stategi Kemenkes Cegah Penyebaran
Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Stategi Kemenkes Cegah Penyebaran

Kemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis

Merdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi

PB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Apa yang Terjadi?
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Apa yang Terjadi?

Sejumlah negara melaporkan kembali naiknya kasus virus Covid-19 sejak akhir November 2023.

Baca Selengkapnya