Datangi Bareskrim, korban desak polisi usut penipuan travel PT Garuda Angkasa Mandiri
Merdeka.com - Korban penipuan agen travel umroh naungan PT Garuda Angkasa Mandiri menyambangi kantor Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat. Mereka mengadu agar aparat kepolisian segera menindaklanjuti kasus penipuan jemaah umroh ini.
Pengacara korban umroh, Zakir Rasyidin menjelaskan, para korban ditipu sejak tahun 2014 bahkan sampai saat ini ada belum diberangkatkan. Para korban ini diiming-imingi travel murah namun uangnya tak kunjung dikembalikan.
"PT GAM terkait dengan laporan penipuan penggelapan dan pencucian uang di mana PT GAM ini spesifikasi usahanya ini bergerak di bidang biro perjalanan umroh. Nah kalau ditotalkan ini sekitar seribuan lebih, korban yang tidak diberangkatkan ini sejak 2014 sampai dengan saat ini," kata Muzakkir di kantor Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/1).
-
Kenapa jemaah umroh tertunda keberangkatannya? Uang yang dititipkan para calon jemaah pada KW ternyata tidak dibayarkan pada biro perjalanan umrah, melainkan digelapkan. Sialnya lagi, mereka tidak jadi berangkat umrah.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? Laporan tersebut mengungkap bahwa sang ayah, yang berasal dari daerah Nantou, Taiwan bagian tengah, telah menjadi korban penipuan investasi daring.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa yang jadi korban penipuan tiket pesawat di media sosial? Menurut Alfons, akibat dari penipuan ini, banyak korban yang mengalami kerugian hingga jutaan rupiah, bahkan ada yang terus menerus mentransfer uang hingga total kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Menurut dia, sejak 2014 hingga 2018 para jemaah tak diberangkat pihak travel. "Artinya kita sudah melakukan negosiasi dengan pihak travel umroh-nya, tapi ternyata sampai hari ini hanya dijanji terus menerus kemudian kurang lebih ada 10 surat pernyataan yang dibuat yang isinya itu mengembalikan uang para jemaah ternyata sampai hari ini tidak dikembalikan," imbuhnya.
Dalam brosur umroh tersebut juga terdapat gambar pasangan artis ustaz Guntur Bumi dan Puput Melati. Dari hal itu, pengacara meminta keduanya diminta keterangan dan menjadi saksi agar ada kejelasan terkait penipuan travel ini. Sebab, dari keduanya para jemaah meyakini travel ini tak menipu.
"Misalnya ada dua figur, ada dua artis yang menjadi ikon di dalam travel tersebut. Saya sebut saja ada ustaz Guntur Bumi dan Puput Melati. Nah mereka ini pernah dijadikan ikon dari travel ini. Kita minta yang bersangkutan dipanggil, diperiksa sebagai saksi," ujarnya.
Mudzakir menuturkan, total kerugian seluruh jemaah mencapai hampir Rp 20 miliar. Korban juga banyak berasal dari berbagai daerah.
"Kita melaporkan di Bareskrim karena korbannya dari berbagi daerah, ada di Papua, Pekalongan, Solo, dan pokoknya banyak sekali. Dan sudah menandatangani surat kuasa sudah sekitar 500-an orang. Ini sangat penting saya pikir untuk diseriusi. Karena ini sudah cukup melelahkan dan kalau ditotalkan ada sekitar Rp 30 miliar," ucapnya.
Zakir juga mendesak pemilik travel Mahfud Abdullah segera muncul dan bertanggung jawab atas masalah ini. Menurut dia, Abdullah sendiri sempat tiga kali masuk penjara karena masalah yang sama. Setelah keluar Abdullah berulah kembali membuat agen umroh palsu.
"Pak Mahfud Abdullah atau pemilik dari travel PT GAM ini adalah residivis. Kenapa? karena dia sudah pernah keluar masuk penjara untuk perbuatan yang sama, bahkan dia telah mendirikan travel baru lagi, nah ini yang menjadi persoalan. Kenapa orang ini tidak di proses," ujar Zakir.
Sebelum ke Bareskrim, Zakir telah melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya, pada 4 Januari lalu. Namun, para korban menyayangkan akibat belum ada kejelasan dari pihak Polda Metro. Akhirnya mereka mendatangi Bareskrim petugas sentral pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) Bareskrim Polri. Namun, laporan polisi belum secara resmi dibuat. Dia berharap ada titik terang dan ada tindak lanjut.
"Kita sudah laporkan beberapa waktu lalu di Polda Metro tapi sampai hari ini belum ada tindak lanjut, makanya hari ini kita laporkan di Bareskrim," ucapnya.
Lebih lanjut, selain kerugian uang para jemaah umroh mengalami kerugian psikis bahkan ada yang sampai meninggal dunia.
"Sekarang korban ini sudah sampe kelelahan, ada yang sampai meninggal, ada yang sampai gila, bahkan ada tukang sayur kumpul uang bertahun bertahun untuk Umroh ternyata uangnya dibawa kabur. Jadi kita minta Bareskrim Mabes Polri pada saat laporan ini kita buat kita berharap penuh bisa dibantu dalam proses hukum," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polres Jember membuka posko aduan bagi masyarakat korban penelantaran biro travel PT Zamzam
Baca SelengkapnyaSelama di 2 hari 3 malam menunggu di Malaysia, para jemaah umrah PT Zam-Zam itu harus menginap di hotel kelas murah dengan nasi kotak seadanya.
Baca SelengkapnyaKementerian Agama Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku masih menyelidiki travel yang memberangkatkan jemaah umrah ini.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berinisial D (51) menipu puluhan warga Garut dan Tasikmalaya dengan modus menawarkan jasa travel umrah.
Baca SelengkapnyaPasangan suami istri tertipu dengan paket haji furoda yang ditawarkan seharga Rp 125 juta per orang.
Baca SelengkapnyaPihak biro perjalanan umrah bersedia bertanggungjawab atas batalnya perjalanan itu
Baca SelengkapnyaKemenag Sulsel belum mendapatkan aduan dari keluarga maupun korban penipuan haji di layanan pengaduan.
Baca SelengkapnyaBanyak orang Indonesia yang terjebak janji manis travel atau pihak tertentu yang menawarkan haji furoda.
Baca SelengkapnyaBanyaknya calon haji yang dipulangkan kembali ke Tanah Air karena tidak menggunakan visa haji.
Baca SelengkapnyaAparat Keamanan Arab Saudi menangkap WNI yang menjanjikan haji tanpa antre di media sosial
Baca SelengkapnyaArdiansyah (26) mengatakan dia mencari informasi melalui akun grup Facebook bernama "Info Tiket Timnas Indonesia (Ultras Garuda)" yang berisi 5.000 anggota.
Baca SelengkapnyaAkibatnya jemaah dan petugas mencari-cari setelah mereka mereka mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Baca Selengkapnya