Datangi Bareskrim, Menkes Nila ingin tahu penyebaran vaksin palsu
Merdeka.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek bersama jajarannya mendatangi gedung Bareskrim Mabes Polri. Nila datang lantaran ingin mengetahui awal mula sindikat vaksin palsu terbongkar.
"Kami ke sini dari Kemenkes ingin berbincang dengan Kabareskrim, apa langkah-langkah yang akan dilakukan Bareskrim yang tentu akan bersinergi dengan Kemenkes dan BPOM dan sebagainya," kata Nila di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (30/6).
Nila pun telah mendapatkan penjelasan. Pada pertemuan tadi, Nila juga berharap memperciut daerah penyebaran vaksin palsu.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin polio bekerja? Vaksin polio bekerja dengan merangsang produksi antibodi dalam tubuh, yang kemudian melawan virus polio jika terjadi infeksi. Dalam proses ini, vaksin melibatkan pemberian poliovirus yang sudah dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh.
-
Kapan vaksin Mpox mulai digunakan di Indonesia? Pelaksanaan vaksinasi Mpox dengan MVA-BN sudah dilakukan sejak 2023, setelah ditemukannya kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.
"Jadi hasil pertemuan ini kami dijelaskan oleh Bareskrim bagaimana mula diketemukannya, dicurigai kemudian diketemukan, ditelusuri semua ini kami mengharapkan memperciut daerah-daerah yang mendapatkan vaksin palsu ini," timpal dia.
Selain itu, menurut Nila hal penting yang dibahas dalam pertemuan itu adalah memetakan daerah-daerah mana yang tersebar vaksin palsu. Sehingga, nantinya masyarakat yang terkena vaksin palsu bisa segera diobati dan dikembalikan daya tahan tubuhnya.
"Ini yang penting juga bagi Kemenkes karena kami juga ingin melihat daerah-daerah mana atau radius di mana masyarakat yang mendapatkan vaksin palsu dan harus mengembalikan kekebalan tubuhnya," ucap Nila,
Nila juga masih menunggu hasil Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) perihal bahan dari vaksin tersebut.
"Karena dari isi ini kita bisa melihat dampaknya kepada yang diberikan. Kemudian BPOM mengatakan malam ini," tandas Nila.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenai apakah sudah ada tersangka yang diperiksa, Himawan tidak menjawab dengan jelas.
Baca SelengkapnyaIrma pun meminta BPOM bekerjasama dengan Badan Karantina untuk menyelidiki peredaran anggur muscat.
Baca SelengkapnyaPolisi belum bisa mengambil langkah lebih lanjut dalam penyidikan sebelum ada hasil koordinasi dengan Bareskrim.
Baca SelengkapnyaPolisi belum menetapkan tersangka dugaan pelecehan seksual terhadap istri pasien yang tengah hamil, TA (22), dengan terlapor dokter spesialis ortopedi MY.
Baca SelengkapnyaBPOM memastikan akan mengambil sampling anggur dan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian.
Baca SelengkapnyaKetiga pejabat tersebut diperiksa di kantor Kementerian PPPA.
Baca SelengkapnyaPengambilan sampel anggur shine muscat meliputi beberapa wilayah, yakni Jabodetabek, Bandung, Bandar Lampung, Surabaya, Pontianak, Makassar, dan Medan.
Baca SelengkapnyaKepala BPOM RI Taruna Ikrar menegaskan komitmennya untuk menindak tegas jaringan mafia skincare.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini, kata Idham, KPU belum dapat mengonfirmasi kebenaran surat suara yang sudah tercoblos lebih dulu itu.
Baca SelengkapnyaKasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi menjelaskan hari ini RSCM akan menyerahkan hasil visum Lolly anak Nikita Mirzani ke penyidik.
Baca Selengkapnya