Datangi kantor bupati, Suku Anak Dalam minta dibuatkan jalan
Merdeka.com - Ratusan warga Suku Anak Dalam mendatangi kantor Bupati Batanghari mendesak manajemen PT Asiatic Persada untuk membuka akses jalan masyarakat yang kini sudah dibuat atau dijadikan parit ukuran besar. Warga Suku Anak Dalam (SAD) juga meminta Pemkab Batanghari membantu keluhan Suku Anak Dalam yang selama ini menjadi korban perlakuan PT Asiatic di Kecamatan Bajubang Batanghari.
Ketua Suku Anak Dalam, Abunjadi, Kamis mengatakan, parit besar yang sudah mengelilingi lahan sawit PT Asiatic Persada ini sangat mengganggu aktivitas warga Suku Anak Dalam dan sudah melanggar aturan yang ada.
"Kami minta Pemkab turun tangan penyelesaian masalah ini, karena PT Asiatic sudah membuat parit besar di lokasi lahan tersebut dan ini sangat mengganggu aktivitas warga Suku Anak Dalam di Kecamatan Bajubang," kata Abunjani seperti dikutip dari Antara, Kamis (18/9).
-
Kenapa warga Patemon membuat sumur resapan? Seiring kemarau datang setiap tahun, warga merasakan begitu besar kekuatan daya magis sumur resapan itu.
-
Kenapa Desa Kepucukan dikosongkan? Akibat tragedi ini, Desa Kepucukan dikosongkan dan warganya harus pindah ke tempat lain.
-
Mengapa Suku Sekak harus pindah ke darat? Melansir dari beberapa sumber, kebijakan pemerintah yang melarang untuk tinggal di laut memaksa Suku Sekak untuk berpindah tempat ke daratan.
-
Dimana jalan rusak itu berada? Rombongan Bupati Grobogan yang melintasi Desa Pandanharum, Kecamatan Gabus, Grobogan, dihadang oleh warga.
-
Apa penyebab Desa Alur Jambu ditinggalkan? Penyebab warga setempat berbondong-bondong meninggalkan desa tersebut karena kerap mendapat gangguan dari mahluk halus yang diduga penunggu dari wilayah desa tersebut.
-
Kenapa Pertamina Hulu Rokan membuat lahan basah? Inovasi yang dilaksanakan untuk mendukung capaian Net Zero Emission (NZE) 2060 tersebut dipaparkan pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB 2023 atau Conference of the Parties (COP28) di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Dia mengharapkan pemerintah segera turun tangan menyelesaikan konflik agraria yang selama ini terjadi.
"Selain konflik yang belum terselesaikan, ditambah lagi dengan pembuatan parit besar, ini merupakan penjajahan pihak perusahaan terhadap warga SAD yang tinggal di kawasan PT Asiatic Persada," ujarnya.
Menanggapi permasalahan ini, Kepala Kesbangpolinmas Batanghari yang juga Sekretaris Tim Terpadu Batanghari, Fahrizal mengatakan, dalam waktu dekat ini pihak Tim Terpadu akan melakukan peninjauan lapangan di lokasi dibuatnya parit besar oleh perusahaan yang dinilai telah mengganggu akses jalan masyarakat Suku Anak Dalam.
"Salah satu hasil mediasi dengan warga Suku Anak Dalam, tim terpadu akan turun ke lapangan dan melakukan peninjauan," katanya.
Ia menjelaskan, setelah dilakukan peninjauan akan diadakan pertemuan kembali antara perwakilan masyarakat Suku Anak Dalam, pihak perusahaan dan Pemkab Batanghari guna mencari solusi. Sementara itu, pihak PT Asiatic Persada belum dapat dimintai keterangan terkait persoalan tersebut.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengendara yang lewat kerap tergelincir karena jalan menjadi kubangan lumpur. Anak-anak sekolah pun terpaksa melepas sepatu saat melintas.
Baca SelengkapnyaWarga sudah berulang kali mencari keadilan dengan cara melapor ke pemda setempat. Tetapi suara hati mereka dianggap angin lalu.
Baca SelengkapnyaAksi protes warga dilakukan sebagai bentuk ekspresi kekecewaan terhadap Pemprov Sulsel.
Baca SelengkapnyaRatusan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Rabu (2/8).
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawua, Kabupaten Subang Jawa Barat, bahu membahu membersihkan jalan raya dengan cara mengepel.
Baca SelengkapnyaDortina berharap Kaesang bersama PSI dapat menyampaikan kepada pemerintah.
Baca SelengkapnyaTampak sejumlah kendaraan berlalu-lalang di atas jalan yang penuh dengan kubangan air.
Baca SelengkapnyaTidak jauh dari rumah presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), warga Cikeas nekat menanam pohon pisang di tengah jalan yang rusak.
Baca SelengkapnyaWarga merasa muak karena jalan berlubang tersebut tak kunjung diperbaiki.
Baca SelengkapnyaPada Minggu (26/5) satu unit minibus berwarna merah terperosok di sekitar bahu jalan nasional Lembah Anai.
Baca SelengkapnyaKegiatan bersih-bersih rutin dilaksanakan setiap hari Jumat yang disebut Jumsih.
Baca SelengkapnyaPada aksi yang kelima ini jumlah massa terlihat semakin sedikit dan anak-anak yang ikut juga semakin berkurang.
Baca Selengkapnya