Debat Panas BEM UI dan Ade Armando Gara-Gara Unggahan Jokowi 'King of Lip Service'
Merdeka.com - Akademisi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando ditantang debat dengan Blok Politik Pelajar, Delpedro Marhaen, Senin malam (28/6). Dalam debat terbuka melalui daring itu, Ade mengkritisi sikap Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI yang dianggapnya serampangan dengan menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai King of Lip Service.
Menurut Ade, jika BEM UI serius melakukan kritik, maka dia meminta agar kritik itu dituangkan dalam bentuk papar kemudian mendiskusikannya dalam mimbar akademis.
"Nah saran saya gini deh, BEM UI itu bikin papar yang lebih benar, yang lengkap argumennya kenapa ini adalah King of Lip Service? Kemudian kita diskusi secara intelektual. Kalau ini kan udah loncat bikin gambar (meme). Buat saya sih gambarnya enggak penting-penting amat, ngeledek Pak Jokowi," ucap Ade.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa tanggapan Budi Arie soal Jokowi? 'Yang namanya aspirasi, yang namanya pendapat, untuk hal-hal tertentu seperti tadi presiden. Ya enggak apa-apa dinamika aja,' kata Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 13 Maret 2024.
-
Kenapa Joe Biden dikritik? Biden juga diserang beberapa anggota Partai Demokrat karena mendanai Israel dan mengabaikan genosida penjajah Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
-
Bagaimana Budi Arie menilai Jokowi? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun.'Ya layak dong, kan beliau masih terlalu muda untuk pensiun. Masih muda, umur 63,' kata Budi Arie, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9).
-
Kenapa Budi Arie menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun.'Ya layak dong, kan beliau masih terlalu muda untuk pensiun. Masih muda, umur 63,' kata Budi Arie, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
"Kalau mau ilmiah ya yuk sekalian deh ilmiah, bikin papar, duduk sama-sama terus kita debat," tegas Ade.
Sementara itu, Delpedro menyatakan bahwa semestinya Adelah yang membuat papar saat membantah tudingan dari BEM UI soal Jokowi: King of Lip Service.
"Harusnya Ade Armando sebagai dosen melawan konten materinya BEM UI kemarin ya dilawan, kenapa gak pakai papar, kenapa gak pakai akademik? Malah dengan bikin Twit?" katanya.
Delpedro menuding bahwa nyali Ade tak sebesar cuitannya di Twitter. Pasalnya cuitan dengan ucapan yang dilontarkan Ade saat debat justru tak seirama.
"Jadi seakan-akan dia bikin Twit, rame semua. Dia diserang kanan kiri, terus akhirnya sekarang kaya ciut, kaya bilang 'nggak ini harus terbuka, ini aman, ini ini'" katanya.
Ade Armando Anggap Wajar Pemanggilan BEM UI
Ade juga menganggap wajar pemanggilan jajaran Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI ke hadapan rektorat buntut unggahan meme Jokowi: King of Lip Service pada Minggu (27/6) petang. Hal itu disampaikannya dalam acara debat terbuka bersama Blok Politik Pelajar, Delpedro Marhaen yang disiarkan secara daring pada Senin malam (28/6/2021).
"Ya (demokrasi UI) baik-baik saja. Dipanggil hari Minggu jam 5 sore, saya gak tahu nih militansi mahasiswa sekarang kaya gimana sih? Dipanggil jam 5 sore oleh rektorat itu masalah?" tanya Ade.
Sementara itu, Delpedro justru mempertanyakan soal urgensi pemanggilan tersebut. Menurutnya mengapa pihak UI seserius itu merespons postingan BEM UI sehingga harus memanggil jajaran BEM UI untuk diminta mengklarifikasi postingannya. Padahal Minggu merupakan hari libur.
"Yang dipertanyakan justru militansi rektornya, kenapa rektor begitu militan memanggil mahasiswa jam lima sore hari Minggu? Apa urgensinya? Apa daruratnya, di situ sampai disebutkan dalam undangannya darurat," tegasnya.
Ade menyebut bahwa BEM UI manja lantaran hanya dimintai klarifikasi saja sudah mengeluh.
"Itu sih manjalah BEM, masa BEM kaya gitu, cemen banget," cetusnya.
Kebebasan Mimbar Akademik
Delpedro juga mengkritisi kebebasan akademik selama Pemerintahan Jokowi. Ia memandang selama ini kerap terjadi pembrangusan terhadap diskusi-diskusi yang dianggap bertentangan dengan kepentingan rezim. Ia mencontohkan pembubaran sebuah diskusi di sebuah kampus di Bandung, Jawa Barat saat tengah membahas isu Papua.
"Dibubarkan oleh ormas dan kepolisian, sampai diteror. Dan itu gak terjadi saat itu doang, beberapa kasus banyak. Ini Mas Ade Armando mengatakan orang tidak pintar, sementara wawasannya lockdown gitu," tegasnya.
King of Lip Service
Pro kontra soal meme yang diunggah BEM UI mencuat lantaran dalam konten berupa gambar tersebut menyebut bahwa Jokowi sebagai King of Lip Service. Buntut dari unggahan ini jajaran BEM UI dipanggil oleh pihak rektorat pada Minggu petang (27/6/2021).
Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra mengatakan, dalam pemanggilan itu, pihaknya ditanya oleh rektorat apakah bisa menghapus postingan meme soal Jokowi tersebut.
"Kemudian pihak rektorat juga bertanya, apakah bisa postingan tersebut takedown? Kami menyatakan tidak mungkin atau tidak bisa," ujar Leon kepada Liputan6.com, Senin (28/6/2021).
Menurut Leon, pihak kampus tak menjelaskan alasan ihwal permintaan untuk menurunkan postingan tersebut. Setelah itu, pihak rektorat menjelaskan ke jajaran BEM UI bakal membahas hasil pertemuan itu ke level atas.
"Kemudian pihak rektorat menyampaikan bahwa akan membahas hasil klarifikasi dari kami kepada tingkat universitas," ujar dia.
Selain ditanya soal itu, di sana Leon dan rekannya juga diminta untuk mengklarifikasi maksud dan tujuan meme tersebut. Di hadapan pihak rektorat, Lenon menerangkan bahwa maksud unggahan itu adalah untuk mengkritik ucapan Jokowi supaya bisa seiman dengan kebijakannya.
"Kami jelaskan tujuan kami itu untuk mengkritik agar Pak Jokowi bisa memastikan bahwa pernyataan-pernyataan beliau sesuai dengan realita di lapangan pada pelaksanaannya," ujar Leon.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tercatat BEM UGM dua kali memberikan kritik dalam bentuk poster dan baliho kepada Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menjawab soal kritikan dari BEM UGM
Baca SelengkapnyaJokowi menanggapi santai soal kritikan dari BEM UGM soal dirinya dinobatkan jadi alumni paling memalukan
Baca SelengkapnyaBEM UGM mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Jokowi melalui baliho dan sertifikat.
Baca SelengkapnyaIstana mempertanyakan di mana salah seorang Presiden berkomentar soal debat Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSertifikat itu ditandatangani oleh Ketua BEM KM UGM periode 2023 Gielbran Muhammad Noor.
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang menggelar demonstrasi di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (6/2). Mereka membakar foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaAnies menilai sikap kritik dari civitas akademik sejalan dari apa yang selama ini disuarakan
Baca SelengkapnyaAnies mempertanyakan siapa dimaksud Jokowi yang melakukan penyerangan secara personal.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi santai soal kritik BEM UGM. Jokowi pun enggan berbicara banyak.
Baca SelengkapnyaSivitas akademika memberikan petisi kepada Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaGibran akhirnya buka suara soal ramainya akademisi mengkritik ayahnya, Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya