Debby tewas ditikam maling, pupus harapan orang tua melihatnya jadi sarjana
Merdeka.com - Topan alias Aco (30), pencuri yang membunuh Debby Aulia (23) mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, dibekuk polisi. Keluarga korban lega pelaku telah ditangkap. Meski demikian, ayah korban Nurdin (52) tak dapat menyembunyikan kesedihan atas meninggalnya Debby. Harapan dia melihat putrinya jadi sarjana pupus sudah.
Rabu (1/11) sekira pukul 16.05 WITA, merdeka.com menyambangi Mapolsekta Samarinda Utara di Jalan DI Panjaitan, Samarinda, Kalimantan Timur. Memakai kaos biru, wajah Nurdin masih dirundung duka.
"Padahal anak saya Desember ini wisuda. Sekarang lagi susun skripsi. Pupus sudah harapan saya lihat anak saya jadi sarjana ekonomi," kata Nurdin saat berbincang bersama merdeka.com.
-
Siapa yang merasakan kehilangan Bapak? Kepergianmu membuatku kehilangan bagian terpenting dari hidupku.
-
Siapa yang merasakan sedihnya ibu? Anak-anak memiliki tingkat sensitivitas emosional yang sangat tinggi, terutama terhadap perasaan ibu mereka. Mereka secara alami dapat mendeteksi perubahan emosi dan energi yang dirasakan oleh orang tua. Ketika kamu mengalami kesedihan atau kemarahan, anak-anak akan merasakan ketidaknyamanan tersebut dan berusaha untuk meringankan perasaanmu.
-
Apa yang membuat Dede Sunandar sedih? Dede sautin terus. Setelah itu, saya kagak kuat, saya keluar saya nangis. Saya bawa tas, saya pulang. Mau resign.
-
Kenapa ayah ini merasa sedih? Mendapati sang putri jadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dia ikut merasa pilu. Tak ada orang tua yang tak hancur melihat buah hati mereka mengalami penderitaan.
-
Apa makna kehilangan anak bagi orang tua? Meskipun kehilangan itu sangat menyakitkan, ia menjelaskan bahwa hal tersebut memiliki makna yang mendalam jika diterima dengan ikhlas.
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
"Anak saya tidak bersalah. Proses hukum harus terus berjalan dan saya berharap, pelaku ini dihukum seberat-beratnya," ujar Nurdin.
Nurdin kembali mengenang peristiwa nahas yang menimpa Debby. Sebelum meregang nyawa di tangan Topan, Debby memang keluar rumah, bermaksud melihat maling yang tepergok tetangga.
Sebelum kejadian, Topan diketahui tengah mengendap-endap di rumah warga, dan dicurigai hendak menyatroni rumah warga. Sementara sepeda motornya disimpan di lokasi gelap, tidak jauh dari rumah Nurdin.
"Anak saya Debby itu keluar rumah, pakai sarung. Tapi pas berpapasan dengan pelaku ini. Tidak tahunya, ada badik di pinggang pelaku, dan badik itu dipakai menikam anak saya," kenang Nurdin.
"Tidak ada firasat apapun sebelum kejadian itu. Semua normal-normal saja. Bahkan anak saya yang laki-laki, Doni juga luka sajam pelaku. Kemudian ada lagi satu orang penjual sayur, juga dilukai pelaku ini," sebut Nurdin.
Nurdin sendiri, mendengar pelaku berhasil ditangkap sore kemarin. Sampai sekarang, dia belum bertemu pelaku yang menewaskan putrinya itu.
"Belum, belum ketemu. Baru di foto saya lihat wajahnya pelaku ini. Itu masih ada di dalam sel," terang Nurdin.
"Saya, setelah kejadian Subuh itu, sudah menghubungi semua keluarga saya, tolong bantu polisi cari pelaku ini. Syukurlah berhasil ditangkap," ungkap Nurdin.
Topan kini meringkuk di penjara, dengan luka tembak di kaki kiri dan kanan. Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Saya akan kawal kasus ini sampai pengadilan," pungkas Nurdin.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keduanya terpaksa mewakili sang putri saat wisuda lantaran Dewi telah berpulang ke pangkuan Tuhan.
Baca SelengkapnyaDewi tetap diwisuda dan mendapatkan ijazah sarjana diwakilkan oleh orangtuanya
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan kritis di dapur rumahnya di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Kamis (3/10) dini hari.
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.
Baca SelengkapnyaHasil penyelidikan polisi diketahui pembunuhan sadis itu dilatarbelakangi persoalan ekonomi dan sakit hati.
Baca SelengkapnyaCita-cita ibunda terwujud, namun mendiang ibunda tak bisa melihat anaknya berhasil jadi polisi.
Baca SelengkapnyaSang kakak laki-laki ini sampai masuk grup sekolah adiknya dan dipanggil 'Bu' dikira ibunya.
Baca SelengkapnyaBukan karena tidak lulus sidang skripsi, ia menangis karena dosen pengujinya mirip ayahnya yang sudah tiada.
Baca SelengkapnyaMotif pembunuhan karena pelaku merasa sakit hati kerap dijelekkan di hadapan rekan-rekan korban.
Baca SelengkapnyaTernyata ada hal menarik yang menjadi penyebab mahasiswi menangis.
Baca SelengkapnyaPelaku penikaman adik kandung hingga tewas di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi sempat mengunci pintu setelah korban masuk ke dalam rumah.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, puterinya sudah meninggal dunia saat menjalani pendidikan di PPDS Undip disusul suaminya.
Baca Selengkapnya