Debit Sungai Serayu turun 40 persen karena kemarau, irigasi digilir
Merdeka.com - Dampak musim kemarau tidak hanya terjadi pada sulitnya air bersih bagi warga, tetapi juga pada sektor pertanian. Seperti yang terjadi di Banyumas Jawa Tengah, akibat menurunnya debit air Sungai Serayu hingga 40 persen, aliran air di sejumlah irigasi dilakukan secara bergilir.
Kepala Seksi Operasi dan Perawatan Balai Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Serayu-Citanduy, Arief Sugiharto mengatakan debit sungai terbesar di Banyumas, Sungai Serayu, yang dalam kondisi normal debit airnya mencapai 1200 meter kubik kini turun hingga 40 persen. "Rata rata penurunan debit air sungai sekitar 40 persen dari kondisi normal," katanya, Rabu (29/7).
Ia mengemukakan penurunan debit air Sungai Serayu karena dampak turunnya debit air sejumlah sungai di wilayah eks Karesidenan Banyumas yang menjadi penyuplai Sungai Serayu seperti, Sungai Klawing, Mrawu, Sapi, Pelus, Logawa, Banjaran, dan Cikawung. Untuk mengantisipasi kekeringan lahan, pihaknya melakukan penggiliran air irigasi.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
-
Apa dampak kemarau di Jateng? Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
-
Apa dampak kemarau pada lahan pertanian di Sleman? Datangnya musim kemarau akan berdampak pada sektor pertanian dan perikanan karena pasokan air akan cenderung lebih sedikit. Tak terkecuali di Sleman, DIY, datangnya musim kemarau akan berdampak pada lahan pertanian di daerah tersebut.
-
Apa yang terjadi akibat dampak kemarau di Jateng? Dampak kemarau mulai terasa pada beberapa daerah di Jawa Tengah.
-
Apa tantangan terberat yang dihadapi petani di Sukomakmur? Salah satu tantangan terberat dalam bertani adalah, mereka menyediakan modal yang tinggi untuk masa tanam, namun saat panen, mereka mendapat hasil yang rendah.
Namun, untuk penyedotan dengan pompa air atau mesin BPSDA Serayu Cintaduy hanya boleh dilakukan di sungai bukan di saluran irigasi. Dari catatan BPSDA Citanduy yang wilayah kerjanya meliputi empat kabupaten yakni Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Cilacap setidaknya ada 13 daerah irigasi dengan luas lahan pertanian sebanyak 10.052 hektare. Kemudian yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat ada 57.276 hektare.
Sementara itu, sejumlah petani di wilayah Banyumas, seperti di Kecamatan Jatilawang dan Purwojati sudah mulai menggunakan pompa air untuk menyedot air dari sungai guna keperluan pengairan lahan pertaniannya.
Seorang petani di Kecamatan Jatilawang, Wantoyo mengakui harus merogoh modal lebih untuk mengairi lahannya dengan bantuan pompa air. Untuk menyewa satu mesin diesel dan membeli bahan bakar solar, Wantoyo mengeluarkan uang Rp 500 ribu per hari.
"Saya terpaksa harus menyewa diesel untuk menyedot air dari sungai, karena lahan pertanian yang ditanami padi berumur 30 hari mulai kekurangan air. Dengan menggunakan mesin diesel sawah seluas 0,5 hektare baru bisa dialiri air penuh," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaSebelumnya pada awal tahun harga per kwintal gabah senilai Rp500 ribu.
Baca SelengkapnyaSaat musim kemarau seperti saat ini Waduk Jatiluhur surut hingga 10 meter.
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca SelengkapnyaDanau Masigit di Serang mengalami kekeringan selama 3 bulan.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaBahkan, pelanggan terpaksa merogoh uang lebih dari biasanya untuk menambah porsi nasi agar menjadi lebih banyak.
Baca SelengkapnyaBMKG memperingatkan, musim kemarau pada tahun 2023 akan lebih kering dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKenaikan ini dipengaruhi oleh pasokan gabah dari petani terbatas akibat panen padi di tingkat petani menurun.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca Selengkapnya