Dedi Mulyadi bakal 'lahirkan' peternak baru dari kalangan pelajar
Merdeka.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku siap mencetak 'Budak Angon' di Jawa Barat. Istilah tersebut merujuk pada seseorang yang berprofesi sebagai peternak.
Di Amerika, istilah itu populer dengan sebutan 'Cowboy'. Hal tersebut dia ungkapkan di sela kegiatan ngabuburit bareng warga Kabupaten Garut. Tepatnya, di Kampung Nangka Payung, Desa Sukamulya, Kecamatan Singajaya,
Menurut Dedi, melalui program tersebut dapat terlahir banyak peternak baru. Implikasinya, generasi milenial bermental produktif, tidak konsumtif seperti kebanyakan.
-
Siapa Duta Petani Milenial? Selain Lesti yang ditunjuk jadi Duta Petani Milenial, sederet artis ini juga pernah ditunjuk jadi duta.
-
Siapa peternak muda sukses di Nganjuk? Muhammad Nizar Rohman asal Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, berhasil mewujudkan mimpinya sukses di usia muda melalui budidaya hewan domba.
-
Bagaimana petani milenial ini belajar bertani? Dalam bertani pepaya, Aksin belajar secara autodidak. Ia belajar dari para peternak pepaya lain. Tak hanya ilmu yang didapat, ia juga mendapat banyak motivasi dari para mentornya.
-
Apa yang akan dilakukan Dedi Mulyadi? Dedi menyampaikan berterima kasih kepada jajaran pengurus Partai Golkar, terutama Ketum Airlangga Hartarto. 'Saya mengucapkan terima kasih ya buat Mas Singgih dan jajaran pengurus DPP Partai Golkar, khususnya buat Ketua Umum DPP Partai Golkar Pak Airlangga Hartarto bahwa utusannya sudah datang ke Jawa Barat untuk ajak ngomong serius masalah tunangan di Provinsi Jawa Barat,' kata dia.
-
Siapa yang membantu petani milenial ini? Tak hanya lahan sendiri, Aksin juga memiliki petani yang bermitra dengannya. Bila ditotal, luas lahan dari petani mitra itu mencapai lebih dari 50 hektare.
-
Siapa saja petani muda yang terlibat? Dua petani muda tersebut, Arvin Wijaya dan Steven, menjadi sosok di balik budidaya melon dengan buahnya yang terasa manis dan segar.
"Ini pendidikan produktif untuk generasi masa kini, proyeksi ke depan tidak ada lagi warga bangsa kita yang bermental konsumtif," katanya.
Fenomena hari ini, karakter konsumtif telah menggerus mental generasi bangsa mulai dari usia sekolah. Pelajar lebih banyak menghabiskan waktu untuk nongkrong, main gim dan jalan-jalan menggunakan kendaraan yang dibeli dengan uang orangtua.
Bahkan, banyak di antara kendaraan tersebut didapat dari modal kreditan akibat desakan anak-anak kepada orangtua mereka.
"Ini dinamika yang terjadi. Motor-motoran, main gim, main handphone itu tidak produktif untuk generasi kita. Energi mereka harus diarahkan agar berhasil guna. Karena itu, program budak angon dapat kita mulai dari anak usia sekolah," tuturnya.
Sejak Tahun 2003, saat Dedi Mulyadi menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta, program budak angon sudah mulai digalakan. Dia memulai program tersebut dengan sasaran para pelajar di Purwakarta.
Alhasil, berdasarkan data pada Dinas Peternakan dan Perikanan Purwakarta, jumlah domba kini melebih jumlah penduduk di kabupaten tersebut.
"Contohnya anak SD kalau kita berikan 5 ekor domba, saat lulus SMP nanti, berapa jumlah dombanya? Mereka bisa berdiri di atas kaki mereka sendiri tanpa harus menjadi buruh di perusahaan. Ini ikhtiar mengubah tukang menjadi tuan," ujarnya.
Nantinya, kesuksesan program ini bakal dia wujudkan di Jawa Barat jika terpilih dalam Pilgub Jabar 2018. Secara teknis, bisa dijalin kerjasama antara Pemprov Jawa Barat dengan pemerintah kabupaten/kota.
"Anak-anak Jawa Barat kelak menjadi para juragan," singkatnya.
Beternak domba juga merupakan profesi yang ditekuni Dedi Mulyadi sejak kecil. Dia membiayai sekolahnya sendiri dari hasil ternak tersebut hingga menjadi sarjana. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ingin bergabung dalam program Petani Milenial 2024? Cari tahu cara mendaftar, syarat lengkap, dan berkas yang harus disiapkan agar sukses dalam program ini.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin menyiapkan anggaran Rp150 triliun bagi generasi muda untuk tertarik terjun ke sektor pertanian.
Baca SelengkapnyaDiharapkan Raffi Ahmad bisa menciptakan gerakan besar Petani Besar.
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, petani milenial akan banyak yang lahir jika dibarengi dengan keseriusan pemerintah dalam memberikan mendampingi.
Baca SelengkapnyaPendapatan tersebut merupakan proyeksi hasil panen yang didapat para petani milenial, serta menegaskan bukan gaji yang diberikan oleh pemerintah.
Baca SelengkapnyaPadahal, generasi milenial memiliki potensi besar dalam mewujudkan program ketahanan pangan melalui pemanfaatan teknologi digital.
Baca SelengkapnyaTujuan dari Program Petani Milenial untuk mengoptimalkan potensi sektor pertanian di tanah air.
Baca SelengkapnyaMentan mengajak para petani termasuk generasi muda, untuk mensukseskan tranformasi pertanian dari tradisional menjadi modern.
Baca SelengkapnyaMenurut Ridwan Kamil, program itu menjadi salah satu upaya dalam melahirkan generasi emas di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKementan menyebut, pemerintah berkomitmen mengawal regenerasi petani.
Baca SelengkapnyaMiris, jumlah petani di Banyuwangi terus berkurang. Pemkab Banyuwangi janji beri modal bisnis pertanian anak muda.
Baca Selengkapnya"Kalau cuma tanam singkong sama jagung, mereka lebih jago, Insya Allah tidak akan gagal," kata Ganjar
Baca Selengkapnya