Dedi Mulyadi punya cetak biru penyelesaian masalah di Sungai Citarum
Merdeka.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memiliki cetak biru penyelesaian masalah di Sungai Citarum. Masalah yang sejak lama dikeluhkan warga di sekitar bantaran sungai terpanjang di Jawa Barat itu terdiri dari dua hal pokok.
Dua masalah pokok ini disampaikan oleh Engkin (50), salah seorang warga yang tinggal di sekitar Sungai Citarum. Tepatnya, di Desa Dayeuh Kolot, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung.
Engkin mengatakan banjir kerap melanda daerah tempat dia tinggal terutama saat musim hujan. Menurut Engkin, banjir hanya merupakan akibat dari pendangkalan Sungai Citarum. Dia mengindentifikasi banjir dan pendangkalan yang disebabkan oleh sampah menjadi dua masalah utama yang harus segera diselesaikan.
-
Siapa yang membantu masyarakat di sekitar Sungai Citarum? Indra Darmawan adalah sosok yang berperan penting dalam Yayasan Bening Saguling.
-
Kenapa Dedi Mulyadi harus di Jawa Barat? 'Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik,' kata dia.
-
Apa yang akan dilakukan Dedi Mulyadi? Dedi menyampaikan berterima kasih kepada jajaran pengurus Partai Golkar, terutama Ketum Airlangga Hartarto. 'Saya mengucapkan terima kasih ya buat Mas Singgih dan jajaran pengurus DPP Partai Golkar, khususnya buat Ketua Umum DPP Partai Golkar Pak Airlangga Hartarto bahwa utusannya sudah datang ke Jawa Barat untuk ajak ngomong serius masalah tunangan di Provinsi Jawa Barat,' kata dia.
-
Siapa yang diminta tangani banjir Semarang? Wali Kota Semarang minta keseriusan BBWS Pemali Juana dalam menangani banjir Semarang.
-
Gimana Pemkot Semarang atasi banjir Kaligawe? Sementara itu Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto mengatakan bahwa pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mengerahkan pompa bergerak untuk mengurangi debit banjir.
-
Bagaimana Desa Kemudo kelola limbah? 'Kami mencoba melihat potensi yang ada di Desa Kemudo, yakni dengan adanya limbah kering dari industri,' kata Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto, kepada Merdeka.com baru-baru ini.
"Parahnya bisa sampai atap rumah kami kalau banjir. Saya berharap Kang Dedi bisa memberikan solusi atas banjir ini. Soalnya rutin, setiap musim hujan pasti kena. Aliran sungainya juga sudah dangkal, harus dikeruk,: katanya.
Keluhan Engkin ditanggapi langsung oleh Dedi Mulyadi. Dia mengungkapkan solusi berupa cetak biru penyelesaian masalah Sungai Citarum. Menurut mantan Bupati Purwakarta tersebut, sampah di Sungai Citarum dapat dibersihkan melalui sistem pemberdayaan lingkungan.
Secara teknis, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat membentuk tim khusus yang berasal dari petugas linmas desa dan petugas kebersihan. Tim yang beranggotakan unsur gabungan ini diserahi tugas per sekian kilometer dan bertanggung jawab terhadap pembersihan sampah.
"Harus ada tim pembersih yang setiap hari berkonsentrasi, kita bisa sediakan pos khusus bahkan rumah dinas untuk petugas. Praktiknya, bisa linmas desa setempat bergabung dengan petugas kebersihan," ungkap Dedi.
Proyeksi jangka panjang berupa penghijauan kawasan bantaran sungai bakal dilaksanakan pria yang lekat dengan iket Sunda itu. Jenis pohon yang ditanam pun harus memiliki kriteria tertentu. Di antaranya, berakar keras dan berbatang keras agar mampu menahan pergerakan tanah.
"Kalau sudah tumbuh tidak boleh ditebang. Apalagi dijadikan bahan bangunan, bahaya itu," ujarnya.
Selain wilayah bantaran sungai, daerah di dalam kawasan pemukiman pun turut menjadi perhatian Dedi Mulyadi. Dedi mengungkapkan, drainase yang berada di tengah pemukiman harus diperlebar. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan menjadi variabel penunjang yang tidak kalah penting.
"Ini butuh kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan. Drainase kita perlebar itu untuk aliran air, bukan untuk tempat membuang sampah," katanya.
Selain konsepsi di atas, Dedi Mulyadi juga memiliki gagasan tentang desain perkampungan untuk daerah bantaran sungai. Menurutnya, perkampungan tersebut harus berisi rumah-rumah dengan desain arsitektur 'julang ngapak'. Jenis rumahnya pun harus rumah panggung yang memiliki ketinggian memadai dari atas tanah.
Jenis rumah seperti ini menurut Dedi Mulyadi memiliki nilai manfaat strategis. Selain tahan gempa, rumah panggung juga tidak akan terkena dampak kerusakan saat banjir melanda.
Desain arsitektur berkarakter 'julang ngapak' juga telah sukses bertahan selama ratusan tahun di Kampung Naga, Tasikmalaya dan Kampung Kanekes, Banten.
"Rumahnya harus ditinggikan dan terletak agak jauh dari bantaran sungai. Arsitekturnya julang ngapak, rumah panggung dan pakai ijuk. Kalau banjir datang, tidak akan sampai merendam rumah," katanya.
Rumah milik pasangan Hardiyono (56) dan Entin (52) mendapat kehormatan untuk menjadi percontohan pembangunan rumah panggung. Berdasarkan pantauan, rumah tersebut sudah hampir roboh karena habis dimakan rayap. Tiang rumah tersebut pun terbuat dari bambu sehingga berada dalam kondisi beresiko.
Dedi Mulyadi bersama warga sekitar bergotong royong membongkar rumah yang dihuni oleh 7 orang tersebut. Rumah yang berdiri di bantaran Sungai Citarum itu akan segera disulap menjadi rumah panggung tahan banjir. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daerah aliran sungai (DAS) Citarum Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, kini menjadi lautan sampah.
Baca SelengkapnyaGaya Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengecek program Citarum Harum bersama Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Jenderal Maruli Simanjuntak terjun langsung saat ratusan anggota TNI-Polri dikerahkan ke Sungai Krukut.
Baca SelengkapnyaDudung mengatakan, apa yang dilakukan Bobby Nasution ini dapat diteladani.
Baca SelengkapnyaKondisi Sungai Citarum semakin membaik. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta pemerintah pusat tetap berperan menanggulangi pencemaran di sungai itu.
Baca SelengkapnyaDedi mengungkapkan, jika dirinya terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat, fokus pertamanya adalah penataan kawasan sungai, termasuk Kalimalang.
Baca SelengkapnyaPetugas Dinas PUPR Kota Depok melakukan pembersihan eceng gondong uang menutupi permukaan Situ Pengarengan.
Baca SelengkapnyaTujuannya agar UI melakukan penataan di lima wilayah di Jabar yang merupakan penyangga Jakarta.
Baca SelengkapnyaLongsor yang terjadi beberapa hari lalu telah mengganggu aktivitas warga, khususnya dalam memperoleh pasokan kebutuhan pokok dan layanan kesehatan.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengaku tak mau memperdebatkan cara siapa yang paling paten mengatasi masalah sungai di Jakarta.
Baca SelengkapnyaHal itu kata Dedi, berkat sinergitas antara Polri-TNI dan Pemda Demak.
Baca SelengkapnyaLokasi tumpukan sampah tersebut milik Kementerian PUPR yang dikelola oleh PT Jasa Marga.
Baca Selengkapnya