Dedi Mulyadi soal Saracen: Ciri mental penjajah & tak bertuhan
Merdeka.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memberikan komentar terkait penangkapan grup 'Saracen' yang dilakukan oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri. Kelompok ini diketahui kerap menyebarkan konten berbau SARA untuk mendeskriditkan berbagai pihak melalui akun-akun sosial media yang mereka miliki.
Dedi yang sejak awal mengusung tema Kesundaan di Purwakarta sebagai platform pembangunan rupanya sering juga menjadi sasaran isu tersebut hingga kini. Terkait hal itu, pria yang kini selalu mengenakan peci hitam tersebut mengatakan bahwa penyebar isu SARA, Hoax, Fitnah dan sejenisnya merupakan pribadi yang bermental penjajah.
"Mereka yang hobi menyebar adu domba, fitnah, bahkan isu bernuansa SARA itu ciri mental penjajah dan tidak bertuhan," kata Dedi di sela kegiatan yang dilaksanakan di Kejaksaan Negeri Purwakarta, berlokasi di Jalan Siliwangi, Kamis (24/8/2017).
-
Siapa yang mengatakan kepercayaan harus diperjuangkan? Ada yang berubah, ada yang bertahan. Karena zaman tak bisa dilawan. Yang pasti kepercayaan harus diperjuangkan. - Chairil Anwar
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Siapa yang terinspirasi oleh tokoh media sosial? Mereka tidak hanya melihat profesi sebagai sarana untuk mencari nafkah, tetapi juga sebagai cara untuk menciptakan dampak yang luas melalui kreativitas dan inovasi.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Apa isi konten yang viral? Terdapat banyak sekali naskah drama yang cocok untuk ditampilkan untuk menghibur penonton, salah satunya adalah naskah drama lucu.
-
Bagaimana cara merileksasi hati dan pikiran di media sosial? Bermeditasi dengan melakukan olahraga ringan seperti yoga menjadi cara yang bagus untuk merelaksasi hati dan pikiran di tengah dominasi media sosial.
Meski geram atas ulah yang dilakukan oleh oknum pengguna media sosial tersebut, Dedi mengaku tidak merasa khawatir atas dampak yang ditimbulkan terhadap degradasi citra dirinya. Dedi lebih khawatir terhadap dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat luas.
"Soal politik saya tidak khawatir, saya malah khawatir terjadi kebencian di tengah masyarakat, berkelahi satu sama lain di media sosial, beberapa malah sampai baku hantam saling pukul," ujarnya.
Pria yang juga seorang budayawan ini berpendapat, pemahaman tentang Ketuhanan harus melekat dalam diri pengguna sosial media sehingga timbul kesadaran yang tinggi saat akan menyebarkan sebuah konten ke akun sosial media.
"Orang yang menghalalkan segala cara untuk menebar kebencian sebenarnya tidak bertuhan. Kalau bertuhan pasti mereka tidak melakukan itu karena orang bertuhan pasti tidak akan mau menyebarkan fitnah," jelasnya.
Bareskrim Polri sendiri mensinyalir kelompok-kelompok sejenis seperti Gank Saracen ini mendapat bayaran dari pihak tertentu untuk menyebarkan konten SARA melalui ratusan akun sosial media yang mereka miliki. Untuk pekerjaan ini, diduga uang puluhan juta menjadi imbalan. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaSeluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda
Baca SelengkapnyaNoor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.
Baca SelengkapnyaAjakan ke Suriah sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab
Baca SelengkapnyaSahroni meminta generasi muda turut andil mengekspos bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi di sekitar.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaSahroni menyebut, teknologi memiliki peran penting yang perlu dimanfaatkan anggota dewan.
Baca SelengkapnyaGalih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaDi dalam pesannya terselip larangan untuk menjelek-jelekkan orang. Bahkan Yudo juga memberikan pemahaman tentang adanya kemajuan teknologi media sosial.
Baca SelengkapnyaDalam video tersebut terlihat jemaah laki-laki dan perempuan. Ada seorang diduga gurunya memegang tubuh jemaah perempuan
Baca Selengkapnya