Demi biaya berobat ke India, Fahmi upload videonya ke Youtube
Merdeka.com - Perjuangan Anik Marwati dan Murtandlo, orangtua Fahmi dan Faqih penderita penyakit langka Duchenne Muscular Distrophy (DMD) untuk menyembuhkan anaknya sudah tidak bisa diukur lagi dengan materi. Mereka dengan sabar menemani Fahmi dan Faqih untuk menjalani terapi sejak masih kecil.
Fahmi sendiri sudah mulai menjalani terapi sejak TK. Terapi yang diberikan pun bukan upaya menyembuhkan tetapi hanya untuk menghambat pelemahan otot akibat kelainan gen.
"Sejak ketahuan, kita terapi, tapi belakang kita sudah bosan karena tidak ada perkembangan," kata Anik, Ibu Fahmi dan Faqih, di Dusun Dadapan, Wonokerto, Turi, Sleman, Selasa (6/1) kemarin.
-
Siapa yang memberikan sedekah 2 miliar? Di sisi lain, April juga kembali mendapat cibiran dan hujatan ketika ia memamerkan sang suami yang baru saja memberikan sedekah dengan nominal 2 miliar.
-
Kenapa anak kanker di Indonesia susah sembuh? Salah satu penyebab utama rendahnya angka kesembuhan kanker pada anak di Indonesia adalah keterlambatan diagnosis. Hal ini sangat memengaruhi keberhasilan pengobatan.
-
Apa yang membuat biaya pengobatan Hamdan terbantu? 'Kami selalu merasa bersyukur karena alhamdulillah masih mendapatkan bantuan dari BPJS,' ujarnya.
-
Bagaimana Lela mendapatkan uang untuk biaya pengobatan? Usaha menjual gorengan tentu tidak bisa memenuhi kebutuhan biaya rumah sakit Lela. Maka dari itu, ia tidak menutup diri terhadap semua bantuan dari orang baik yang rela menyisihkan hartanya untuk kesembuhan sang anak.
-
Kenapa kasus TB di Indonesia masih tinggi? Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya kasus TB di Indonesia antara lain kepadatan penduduk di kota-kota besar, seperti Jakarta, yang memudahkan penyebaran bakteri.
-
Bagaimana cara Archipelago International menggalang dana untuk penderita kanker? Sebelum kegiatan tersebut, hotel-hotel di bawah Archipelago International mengadakan serangkaian acara penggalangan dana untuk disumbangkan ke Yayasan Rumah Kita.
Untuk terapi itu sendiri Anik dan Murtandlo sudah menghabiskan banyak uang bahkan sampai menjual tanah mereka. "Kita sampai utang sana-sini, waktu terapi sudah nggak bisa kemudian kita cari pengobatan alternatif," ujarnya.
Suatu ketika, Fahmi menemukan sebuah website yang berisi informasi tentang penemuan obat penyakit yang dideritanya. Mahastra sebuah rumah sakit di India merilis percobaan obat DMD pada tahun 2011. Meski tidak meyakinkan, keinginan Fahmi untuk mencoba pengobatan tersebut sangat kuat. Untuk memastikan dia pun kemudian menghubungi salah seorang dokter di RS Mahastra melalui email.
"Kami juga ke Sarjito untuk menanyakan apa benar sudah ada obatnya, dari Sarjito bilang itu baru percobaan," tambah Anik.
Fahmi pun terus berusaha untuk mengupdate informasi terkait dengan penyakitnya tersebut. Dia dikirimi beberapa buku dan brosur dari RS Mahastra tentang bagaimana cara menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Pada tahun 2014 Fahmi semakin yakin RS Mahastra bisa menyembuhkan penyakitnya.
Terhitung sejak tahun 2011 hingga 2014, RS Mahastra sudah menyembuhkan 350 penderita DMD. Sayangnya biaya pengobatannya sangat mahal. Diperkirakan mencapai USD 9.900, itu belum termasuk biaya pulang pergi Indonesia-India dan lainnya.
"Ada juga dari Jerman, Inggris dan Amerika yang juga sudah membuat obatnya, tapi biayanya begitu mahal kita nggak sanggup," jelas Anik.
Setelah berdiskusi dengan beberapa temannya, akhirnya mereka sekeluarga memutuskan membuat video tentang Fahmi dan Faqih untuk mencari donasi. Mereka secara manual memberikan video kepada beberapa orang supaya mendapat bantuan. Namun cara tersebut tidak menghasilkan.
Meski sempat berdebat panjang, mereka pun akhirnya memutuskan untuk mengunggah video tersebut ke Youtube supaya lebih mudah diakses oleh banyak orang.
"Kami akhirnya upload ke youtube, alhamdulillah kami kemudian mendapat banyak donasi, dari puskesmas-puskesmas di Sleman juga memberikan bantuan," tuturnya.
Sampai saat ini mereka sudah mengumpulkan bantuan mencapai Rp 250juta. Jumlah tersebut masih kurang untuk memberangkatkan Fahmi dan Faqih ke India.
"Kami juga minta tolong ada kenalan dulu pernah tinggal dua belas tahun di India, nanti dia bersedia mengantar Fahmi dan Faqih. Dia juga sudah meminta bantuan temannya di India untuk memastikan pengobatan di Mahastra," ungkapnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini perjuangan hidup kakek tukang becak yang kini jarang dapat penumpang. Penghasilan tak sampai Rp50 ribu sebulan.
Baca SelengkapnyaDalam video yang diunggah @agussumadi7, diketahui jika pria berusia 22 tahun ini sedang sakit.
Baca SelengkapnyaDalam perjalanannya, dia terpesona oleh budaya yang ada di berbagai daerah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu, viral seorang kakek tukang sol sepatu yang tidak dalam kondisi baik. Dapat bantuan dari warganet, kakek ini pun menangis haru.
Baca SelengkapnyaTak terkira dalam waktu 24 jam, dia berhasil mengumpulkan uang puluhan juta.
Baca SelengkapnyaSosok Kepala Desa viral menjadi sorotan karena memamerkan bergepok-gepok uang berjumlah lima kardus. Berikut ulasannya.
Baca Selengkapnya"Dia tidak turun dari mobilnya dan pergi begitu saja. Padahal dia sadar kalau dia lindas anakku," kata Ibu korban.
Baca SelengkapnyaOpen donasi yang digagas oleh YouTuber Pratiwi Noviyanthi untuk pengobatan mata Agus Salim berbuntut panjang.
Baca SelengkapnyaViral pengemis wanita ucap 'Aa kasian aa' ramai di media sosial. Kisah di baliknya begitu sedih.
Baca SelengkapnyaPlatform YouTube tidak lagi sebatas hobi atau kesenangan semata.
Baca SelengkapnyaRaffi punya banyak sumber cuan yang membuatnya semakin kaya. Salah satunya didapat dari endorse instagram.
Baca Selengkapnya