Demi Keutuhan NKRI, Hindari Provokasi di Medsos yang Berujung Perpecahan
Merdeka.com - Para pengguna media sosial diminta banyak menebar konten positif yang dapat menciptakan perdamaian untuk memperkokoh persatuan. Informasi hoaks dan ujaran kebencian jelas menimbulkan perpecahan sesama anak bangsa.
"Mari jaga negara tetap stabil di mana perbedaan itu adalah berkah. Kita boleh berbeda, tetapi kita selalu kembali ke dalam konteks NKRI dan Pancasila. Mari kita semua menggunakan medsos dengan hal-hal positif tanpa melakukan provokasi untuk menghindari perpecahan," kata Koordinator Gerakan #BijakBersosmed, Enda Nasution di Jakarta, Kamis (27/6).
Aktivis Media Sosial ini mengingatkan pengguna medsos dengan latar belakang apapun memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan persatuan. "Semua perdebatan dan perbedaan pendapat ini harus kita bungkus dalam sebuah konteks yang kuat, yaitu kembali kepada NKRI dan Pancasila," tuturnya.
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
Enda mengakui bahwa keberadaan medsos membuat seseorang memiliki kemampuan untuk mem-publish informasi ke ruang publik dengan cara mudah. Hal ini membuat jumlah informasi menjadi sangat banyak sehingga harus benar-benar diseleksi.
"Jadi media digital ini merupakan media yang lebih komplet sebenarnya dibandingkan dengan media mainstream," katanya.
Menurutnya, dengan adanya medsos para pengguna bisa berekpresi dan mengungkapkan pendapat. Dengan cara ini maka tidak ada lagi pembatasan. Semua orang bisa menyebarkan sesuatu yang dapat dilihat ataupun didengar oleh siapapun.
Dirinya berharap kepada para influencer atau figur di media sosial untuk mengecek berkali-kali kebenaran informasi yang didapat sebelum menyebarkan kembali informasi tersebut. Para influencer harus melengkapi dirinya dengan informasi yang paling akurat.
"Kalau ada kesalahan, maka harus cepat koreksi dan cepat minta maaf atau bahkan jika perlu menghapus informasi salah yang telah disampaikan sebelumnya. Jangan lalu membela diri atau jangan mengelak bahwa anda tidak tahu informasi yang anda sampaikan sendiri," tutur Ketua Jabar Saber Hoax ini.
Menurutnya, masyarakat harus sadar bahwa semua risiko kemungkinan kerugian materiil maupun jiwa di dunia nyata bisa timbul akibat ulah segelintir orang di dunia maya.
"Banyak sekali hal positif yang bisa kita dapat dari penggunaan teknologi digital terutama medsos ini sebagai upaya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan meski kadang ada perbedaan pendapat para pengguna medsos ini," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaSetelah selesai pemilihan masyarakat diingatkan untuk tetap menjaga persatuan
Baca SelengkapnyaNarasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.
Baca SelengkapnyaDia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca SelengkapnyaPolri bersama stakeholder kini fokus pada tanggung jawab pengamanan pemilu 2024
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaGalih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca SelengkapnyaPolisi meminta masyarakat ikut menjaga situasi aman selama Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaBerpikir kiritis dan logis mutlak dalam mencerna dan menyimpulkan konten yang tersebar luas di media sosial.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca Selengkapnya