Demi rumah berdinding tembok, warga Malaka NTT kerja ke Malaysia
Merdeka.com - Lebih dari 50 persen masyarakat Nusa Tenggara Timur yang bekerja di Malaysia berasal dari Kabupaten Malaka. Kebanyakan mereka bekerja di perkebunan sawit di Malaysia.
"Banyak yang belum pulang sampai hari ini, ada yang ikut lagi. Keluarga ambil orang-orang kampung ini. Keluarga datang jemput baru urus jadi mereka pikir paling aman itu," kata paralegal yang dibina Yayasan Tifa, Alexander Briya di kediamannya di Malaka, NTT, Kamis (12/2).
Tingginya angka TKI di wilayah ini tak lain karena kesenjangan sosial yang begitu mencolok. Salah satu simbol yang kerap dibanggakan penduduk adalah rumah berdinding tembok.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Dimana Orang Talak Mamak tinggal? Melansir dari beberapa sumber, Suku Talang Mamak ini menghuni di empat kecamatan di Kabupaten, mulai dari Batang Gangsal, Cenaku, Kelayang, dan juga Rengat Barat.
-
Bagaimana bentuk Rumah Tan Malaka? Berbentuk Rumah Gadang Mengutip dari beberapa sumber, rumah masa kecil Tan Malaka ini berdiri gagah jauh dari permukiman warga di Limapuluh Kota tersebut berbentuk Rumah Gadang atau rumah tradisional masyarakat Minangkabau.
-
Apa rumah masa kecil Tan Malaka? Berbentuk Rumah Gadang Mengutip dari beberapa sumber, rumah masa kecil Tan Malaka ini berdiri gagah jauh dari permukiman warga di Limapuluh Kota tersebut berbentuk Rumah Gadang atau rumah tradisional masyarakat Minangkabau.
-
Dimana rumah menteri di IKN dibangun? Menteri PUPR Basuji Hadimuljono mengatakan, rumah para menteri di Ibu Kota Nusantara (IKN) lebih kecil ketimbang rumah menteri di Widya Chandra (Wichan), Jakarta.
-
Dimana Rumah Kalang ini berada? Di Kota Yogyakarta, tepatnya di kawasan wisata Kotagede, ada sebuah bangunan bersejarah yang kental nuansa masa lalunya.
"Kalau bukan TKI Malaysia, kebanyakan itu rumah belum pakai tembok. Yang punya itu yang punya rumah tembok itu PNS. Dulunya rumah mereka memang bukan dinding, lantai tanah setelah mereka ke sana mereka peroleh uang besar," imbuh Alex lagi.
Hal itu diakui oleh mantan TKI Agustinus. Selepas pulang dari Malaysia, dirinya mampu membangun rumah seperti rumah PNS kebanyakan.
"Saya ingat keluarga. Ada rezeki beli lokasi rumah saja tidak apa-apa," kata Agustinus yang telah bekerja selama 4 tahun.
Memang sebelumnya, para TKI ini sulit untuk mengelola uang secara baik. Mereka kebanyakan menghamburkan uangnya untuk judi atau pesta di Malaysia.
Sekalipun mereka mengirim uang, kebanyakan mereka titipkan ke kerabat atau sesama orang NTT yang hendak kembali ke NTT.
"Banyak yang tidak sampai. Berjuta-juta bahkan," jelas parafinace dari Yayasan Tifa, Yuvens Felsman Tae.
Sedikit demi sedikit Yuven mengenalkan pembukuan dan cara pengelolaan uang dengan baik kepada masyarakat di Malaka. Dia juga menunjukkan cara efektif mengirim uang melalui pos. Hasilnya positif, kini masyarakat tidak lagi menitipkan uang kepada orang tapi kepada bank.
Didanai oleh Kementerian Luar Negeri Australia dan Australia Aid, Yayasan Tifa menggalang program pengurangan kemiskinan melalui imigrasi aman di NTT dan NTB. Salah satu tempat sasarannya adalah Malaka, NTT. Yayasan Tifa menunjuk dan membina masyarakat menjadi paralegal dan parafinace untuk memberi pendampingan dan pencerahan terhadap calon TKI dan keluarga TKI agar menempuh cara legal dan mampu mengelola keuangan secara baik.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di kampung halaman, dia berhasil mendirikan rumah mewah dua lantai.
Baca SelengkapnyaMeskipun berdekatan langsung, kawasan elite PIK 2 dan desa-desa di sekitarnya dipisahkan dengan tembok beton yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaBegini potret desa transmigrasi di Kaltara dengan rumah megah dan mobil terparkir di garasi warga.
Baca SelengkapnyaBawaslu pastikan WNI yang tinggal tepat berada di tapal batas negara Indonesia dan Malaysia, tetap memiliki hak untuk memilih
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, seorang pria berkunjung ke salah satu asrama para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Macau, China.
Baca SelengkapnyaAda bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaSelain kuat dan tahan gempa, konsep konstruksi rumah baghi ini juga unik.
Baca SelengkapnyaRumah milik warga Baduy ini unik dan beda dari yang lain.
Baca SelengkapnyaJarak kampung itu menuju pusat desa mencapai 5-6 kilometer
Baca SelengkapnyaOrang-orang Sunda yang tinggal di kampung tersebut sudah ada sejak sebelum era kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaWanita ini membagikan perbandingan nasibnya sebelum dan sesudah kerja di Malaysia.
Baca Selengkapnya