Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Demo aktivis di sidang kasus Salim Kancil tuntut pelaku dihukum mati

Demo aktivis di sidang kasus Salim Kancil tuntut pelaku dihukum mati Demo di sidang kasus Salim Kancil. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Sidang pembunuhan Salim Kancil, warga Selok Awar Awar, Lumajang, Jawa Timur kembali digelar hari ini di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (25/2). Agenda sidang mendengarkan keterangan saksi, diawali dengan demonstrasi massa dari Solidaritas Aktivis Anti Kekerasan (Santika) di depan gedung pengadilan.

Selain berorasi dan membawa poster tuntutan, para demonstran juga menggelar tabur bunga sebagai simbol masih adanya kekerasan di negeri ini. Mereka menuntut, para pelaku dijatuhi hukuman mati, dan aparat dapat mengungkap aktor intelektual di balik penganiayaan Salim Kancil dan Tosan.

Dalam orasinya, para demonstran menyebut Salim Kancil sebagai simbol perlawanan rakyat kecil atas kesewenang-wenangan pejabat, cukong, atau apapun namanya.

"Tambang pasir besi di Lumajang, menjadi ajang kerakusan, yang mengabaikan harkat dan martabat manusia, bahkan nyawa manusia seolah tidak ada harganya. Ini terbukti dengan adanya pembantaian Salim Kancil dan Tosan," teriak koordinator Aksi Yanto Ireng.

Pembantaian secara vulgar di depan umum dan di depan anak-anak TK, masih kata Yanto, ‎menunjukkan sikap biadab dan tidak manusiawinya para pelaku.

"Apa pun argumentasinya dari para pelaku, pembantaian atau pun dalangnya jelas sangat bertentangan dengan norma hukum maupun Pancasila. Untuk itu, kita harus kawal persidangan ini. Para pelaku harus dihukum mati."

"Dan Santika patut memberi apresiasi kepada aparat kepolisian yang berhasil menangkap pelaku dan dalang pembantaian. Sekarang pertanyaannya, apakah hukum tetap tegak berdiri? Tentu ini yang menjadi harapan kita. Untuk itu, sidang ini harus kita kawal terus," sambungnya.

Para demonstran juga menuntut penegak hukum menangkap seluruh pelaku, yang saat ini masih menghirup udara bebas.

"Dalam kesaksiannya, Haryono (otak pembantaian) mengaku ada yang memerintah. Itu artinya, ada orang lain lagi dan masih belum ditangkap. Makanya kami pesimis kalau Haryono selaku otaknya. Pasti ada otak lain, di atas Haryono," tandasnya. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berawal dari Kesalahpahaman, Ini Motif dan Kronologi Pembacokan Saksi Pilkada Sampang
Berawal dari Kesalahpahaman, Ini Motif dan Kronologi Pembacokan Saksi Pilkada Sampang

Polisi menjelaskan motif di balik peristiwa berdarah yang mengakibatkan tewasnya satu orang warga Sampang.

Baca Selengkapnya
FOTO: Massa Aksi Kamisan Desak Hentikan Kriminalisasi Haris-Fatia
FOTO: Massa Aksi Kamisan Desak Hentikan Kriminalisasi Haris-Fatia

Massa Aksi Kamisan mendesak penegak hukum untuk menghentikan kriminalisasi terhadap pembela HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.

Baca Selengkapnya
Polda Kalteng Usut Satu Warga Seruyan Diduga Tewas Tertembak Polisi
Polda Kalteng Usut Satu Warga Seruyan Diduga Tewas Tertembak Polisi

Satu dari tiga warga dikabarkan meregang nyawa diduga akibat tertembak polisi

Baca Selengkapnya
FOTO: Protes Kecurangan Pemilu 2024, Pengunjuk Rasa Bakar Keranda di Gedung Bawaslu Surabaya
FOTO: Protes Kecurangan Pemilu 2024, Pengunjuk Rasa Bakar Keranda di Gedung Bawaslu Surabaya

Pengunjuk rasa mendesak Bawaslu untuk berkomitmen menindaklanjuti laporan dugaan kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Demonstran Berpakaian Serba Hitam Kepung DPRD Solo, Tuntut Jokowi Mundur
Demonstran Berpakaian Serba Hitam Kepung DPRD Solo, Tuntut Jokowi Mundur

Para demonstran menyoroti putusan MK, upaya revisi UU Pilkada, Bawaslu, hingga statement Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadiala terkait raja Jawa.

Baca Selengkapnya
Tolak Politik Dinasti, Ribuan Mahasiswa di Jember Demo Kawal Putusan MK
Tolak Politik Dinasti, Ribuan Mahasiswa di Jember Demo Kawal Putusan MK

Ribuan orang dari berbagai elemen masyarakat turun ke jalan menentang upaya revisi UU Pilkada, Jumat (23/8).

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Ratusan Mahasiswa di Samarinda Demo Lawan Politik Dinasti dan Pelanggaran HAM
FOTO: Aksi Ratusan Mahasiswa di Samarinda Demo Lawan Politik Dinasti dan Pelanggaran HAM

Aksi unjuk rasa ini digelar dengan orasi-orasi politik dari sejumlah dosen, budayawan, seniman dan mahasiswa.

Baca Selengkapnya
FOTO: Demo di Patung Kuda, Massa Kubu 01 dan 03 Panas-Panasan Bersujud di Tengah Sidang Sengketa Pilpres 2024
FOTO: Demo di Patung Kuda, Massa Kubu 01 dan 03 Panas-Panasan Bersujud di Tengah Sidang Sengketa Pilpres 2024

Kubu 01 dan 03 menggelar aksi salat dzuhur berjemaah d tengah jalan di depan Patung Kuda Gambir, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024).

Baca Selengkapnya
Massa Aksi di Solo Minta Jokowi Pulang Kampung
Massa Aksi di Solo Minta Jokowi Pulang Kampung

Mereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.

Baca Selengkapnya
Belum Resmi Mulai Dibuka, Muktamar PKB Sudah Didemo Massa Bawa Spanduk 'Tangkap Muhaimin'
Belum Resmi Mulai Dibuka, Muktamar PKB Sudah Didemo Massa Bawa Spanduk 'Tangkap Muhaimin'

Tempat unjuk rasa dari lokasi Muktamar PKB sekitar 1,5 kilo meter, massa aksi diadang oleh aparat kepolisian dah pecalang

Baca Selengkapnya
PKB Kecam Pengeroyokan Saksi Calon Bupati Sampang: Tak Ada Pesta Demokrasi Seharga Nyawa
PKB Kecam Pengeroyokan Saksi Calon Bupati Sampang: Tak Ada Pesta Demokrasi Seharga Nyawa

PKB menyoroti tewasnya saksi dari pasangan Calon Bupati Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimat Sakteh), Jimmy Sugito Putra yang tewas dikeroyok

Baca Selengkapnya
Koalisi Masyarakat Sipil Minta Kapolri Bertanggung Jawab Buntut Polisi Represif ke Demonstran Kawal Putusan MK
Koalisi Masyarakat Sipil Minta Kapolri Bertanggung Jawab Buntut Polisi Represif ke Demonstran Kawal Putusan MK

Usman menyoroti penggunaan water cannon, gas air mata, atau penangkapan dan penahanan secara sewenang-wenang kepada pengunjuk rasa.

Baca Selengkapnya