Demo depan Istana, tenaga honorer pakai seragam SD
Merdeka.com - Ribuan buruh hingga kini masih bertahan di depan Istana Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (10/2). Massa menuntut agar mereka diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Di tengah-tengah massa terlihat seorang pria berpakaian Sekolah Dasar lengkap dengan dasi. Pria itu bernama Badri. Dia sengaja berpenampilan beda dalam aksi kali ini.
Di dada kanan Badri sengaja menempel sama salah seorang anggota DPR. Selain itu, di tangan Badri tertulis sebuah kertas warna kuning bertuliskan 'Save K2 bapak presiden, kasihan guruku. revolusi mental, gatal, gagal total'.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
Menurut Badri, penampilannya sebagai simbol prihatin akan nasib tenaga pengajar honorer. "Saya dan rekan-rekan yang lain merasa dibohongi oleh pemerintah. Saya selama 20 tahun aktif mengajar, tapi belum juga diangkat sebagai PNS," katanya saat ditemui di lokasi, Rabu (10/2).
Baginya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) telah berbohong terkait pengangkatan menjadi PNS. Selain itu, Kemenpan RB juga dianggap lalai menjalankan tugas.
"Pada 20 Januari 2016 Kemenpan berbohong, tidak ada pengangkatan. Alasannya tidak ada payung hukum dan anggaran," katanya
"Saat ini kesejahteraan pegawai honorer itu masih jauh di bawah rata-rata. Negara lalai soal kebutuhan guru honorer," tambahnya.
Selama menjabat sebagai tenaga honorer, Badri hanya mendapatkan upah sekitar Rp 500 ribu perbulan. Minimnya honor yang dia terima membuatnya harus menambah kerjaan dengan serabutan.
"Kadang di sela mengajar setelah memberi tugas kepada siswa saya ke pasar berdagang burung jenis Love Bird," ujarnya.
Badri bersama ribuan buruh lain rencananya akan melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara hingga Jumat (12/2). "Mungkin nginap di dalam bus, di mana saja. Yang penting kami mendapat kejelasan pengangkatan," pungkasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam aksi demonstrasi tersebut para ASN tenaga honorer menuntut 3 poin.
Baca SelengkapnyaRencananya akan ada 10 ribu tenaga honorer dari Banten yang akan demo pada Senin 7 Agustus di Gedung DPR Jakarta.
Baca SelengkapnyaMereka menuntut menjadi ASN, khususnya bagi guru yang berusia 50 tahun ke atas.
Baca SelengkapnyaIni rekam jejak dan karir dari Mayor Dedi Hasibuan
Baca SelengkapnyaPolitisi PDIP, Adian Napitupulu menemui 26 demonstran yang diamankan kepolisian saat demo di depan Gedung DPR
Baca SelengkapnyaAda banyak cara dilakukan anggota KPPS untuk menarik minat warga agar mau menyalurkan suaranya dalam pemilu.
Baca SelengkapnyaPara pendemo menyinggung sejumlah hal mulai dari pesan Nabi Muhammad soal jumlah hakim.
Baca SelengkapnyaBarikade besi polisi tersebut berjarak sekitar 10 meter di bagian dalam gerbang yang roboh.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaBertemu dengan para petugas berpakaian tradisional khas tentara kerajaan, Dedi mengaku kaget.
Baca SelengkapnyaPuluhan guru honorer menyampaikan keluh kesahnya kepada Komisi X DPR karena tak kunjung diangkat menjadi PPPK.
Baca Selengkapnya