Demo di depan Gedung Sate, massa aksi minta pemerintah lindungi simbol Islam
Merdeka.com - Insiden pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Garut memicu gelombang demonstrasi di berbagai daerah. Tidak hanya di Jakarta, tapi juga di Medan dan Bandung.
Ribuan warga dari berbagai elemen menggelar unjuk rasa bertajuk Aksi Bela Tauhid di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (26/10).
Massa berkumpul di depan Gedung Sate sambil membawa bendera berkalimat tauhid, berdampingan dengan bendera merah putih. Massa tidak terima dengan pembakaran bendera dengan kalimat tauhid. Mereka meneriakkan kalimat tauhid dan takbir. Selain diisi orasi, aksi juga diwarnai dengan atraksi pencak silat.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Apa simbol perjuangan rakyat Indonesia? Bambu runcing adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah.
-
Bagaimana rakyat Indonesia menjaga persatuan? Dengan keanekaragaman suku dan budaya yang dimiliki, masyarakat Indonesia tetap menjaga persatuan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, sebagai bentuk kesatuan dalam perbedaan.
Massa meminta agar kasus pembakaran bendera dengan kalimat tauhid ini diproses sesuai hukum yang berlaku. Salah satu orator, KH. Athian Ali menyatakan kekhawatiran, insiden ini bisa memecah belah umat.
"Saya siap membela negeri ini sampai darah penghabisan. Jangan ragukan komitmen kami. Siapa pun yang beragama di muka bumi ini tak akan rela jika kesuciannya dinodai orang lain. Kalau sampai tak marah, maka tidak punya agama," tegasnya saat orasi.
Menurutnya, kalimat tauhid sakral bagi umat Islam, bukan milik ormas tertentu. Dia prihatin insiden ini terjadi di negara dengan penduduk mayoritas muslim.
"Jangan biarkan amarah merusak kondusifitas. Kita wajib menjaga kondusifitas. Minta selesaikan masalah hukum bagi yang suka membuat kegaduhan dan amarah umat Islam," katanya.
Di tempat yang sama, Koordinator lapangan aksi, Asep Ruswan Efendi mengatakan bahwa aksi ini sebagai bentuk sikap ormas yang mengecam keras tindakan pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid.
Mereka juga mendukung pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar pelaku meminta maaf kepada seluruh umat muslim, sekaligus menuntut pimpinan pusat Ansor dan Banser bertanggung jawab dengan cara membina anggotanya agar lebih baik.
"Para pengurus harus bisa mengarahkan, mengendalikan seluruh anggotanya agar tidak mengulangi perbuatan itu," terangnya.
Selain itu, massa aksi juga meminta ketegasan pemerintah melindungi simbol umat Islam sekaligus memberikan jaminan bahwa bendera tauhid tidak disangkutpautkan dengan gerakan HTI.
"Bendera tauhid bukan milik HTI atau organisasi. Bendera bertuliskan kalimat tauhid itu milik semua muslim," tegasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah seorang orator menghentikan sementara orasi di kawasan Patung Kuda dan dilanjutkan dengan salat Zuhur.
Baca SelengkapnyaJangan ada lagi perbedaan dengan latar belakang termasuk agama, kemudian menjadi alasan dan pembenaran untuk melakukan tindakan kekerasan
Baca SelengkapnyaLukman menegaskan, masyarakat Indonesia harus bersatu menjaga demokrasi agar tidak dibajak oleh kepentingan penguasa.
Baca SelengkapnyaAdapun aksi unjuk rasa rencananya akan digelar oleh sejumlah ormas.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaPara pendemo menyinggung sejumlah hal mulai dari pesan Nabi Muhammad soal jumlah hakim.
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dan Pemerintah diharapkan memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap gerakan kelompok terlarang.
Baca SelengkapnyaSatpol PP bersama tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) menyegel satu unit bangunan di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/7).
Baca SelengkapnyaGrace ikut serta dalam pertemuan terbatas di GBI Bellevue, Cinere pada minggu siang.
Baca SelengkapnyaDMI juga melarang lingkungan sekitar masjid dipakai untuk memasang alat peraga kampanye hingga baliho.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca Selengkapnya