Demo di Depan Monumen Mandala Makassar, Mahasiswa Kecam Rasisme Papua
Merdeka.com - Sebanyak 30 mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Makassar untuk West Papua berunjuk rasa di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, depan monumen Mandala Pembebasan Irian Barat, Senin, (26/8). Mereka mengutuk tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia seperti di Surabaya, Malang, Semarang dan terakhir di Makassar.
Bukan hanya mahasiswa asal Papua, mahasiswa asal Makassar juga ada di barisan ini, bergabung dalam Solidaritas Makassar untuk West Papua. Satu persatu berbagi kesempatan berorasi di tengah aksi yang dijaga ketat aparat kepolisian.
Aan, mahasiswa Makassar selaku perwakilan di kelompok ini mengatakan, aksi yang mereka gelar hari ini adalah bentuk reaksi terhadap rasisme yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Kenapa honorer Jayapura protes? Mereka melakukan aksi pemalangan atau blokade jalan umum. Fakhiri, menegaskan akan menindak tegas oknum-oknum yang bertindak curang dalam proses seleksi penerimaan pegawai PPPK dan CPNS di Papua, sebagaimana yang menjadi polemik di Pemerintahan Kota Jayapura.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
"Kami mengecam kejadian tersebut. Ada statemen aparat dan pemerintah bahwa itu hanya kesalahpahaman. Statemen ini menunjukkan ketidakseriusan. Padahal rasisme itu adalah bentuk pelanggaran terhadap kemanusiaan. Ada manusia yang diinjak harga dirinya," kata Aan.
Kata Aan lagi, dirinya tidak membenarkan saudara-saudara Papua yang dilempar dan diintimidasi. Persoalan di Papua sesungguhnya ada di hulunya.
"Tapi soal rasisme itu hanya sebagian dari kejadian lebih besar," kata Aan.
Kurang lebih satu jam berunjuk rasa, akhirnya mereka bubar dikawal polisi meninggalkan lokasi. Meski sebelumnya nyaris ribut karena di tengah aksinya sejumlah orang dari kelompok lain mendekat.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaAksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaAksi menentang praktik politik dinasti dan menolak pelanggaran HAM ini juga diikuti dosen, budayawan, seniman dan tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDelapan mahasiswa yang melakukan demo ditetapkan polisi sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaPolisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Tak berselang lama, satu unit pete-pete terbakar tepat di depan halte Unibos Makassar.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaAksi ini digelar sebagai bentuk demokrasi untuk melawan Politik Dinasti serta menolak Pelanggaran HAM.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaAksi Mimbar Demokrasi melawan Politik Dinasti dan Menolak Pelanggaran HAM meluas hingga Jambi.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca Selengkapnya