Demo di Jember Sempat Ricuh, Kaca Gedung DPRD Pecah Dilempar Batu
Merdeka.com - Massa Aliansi Jember Menggugat (AJM) kembali turun ke jalan melakukan aksi menuntut pembatalan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law. Mereka melakukan long march dan orasi dari depan kampus Universitas Jember hingga depan DPRD Jember, Kamis (22/10) sore. Mereka terdiri dari sekitar 30 elemen organisasi mahasiswa, pemuda dan buruh serta aktivis lingkungan hidup.
Semula, aksi yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB itu berlangsung damai. Massa sempat memutar rekaman pidato Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu yang menilai aksi demo mahasiswa dan buruh dipicu oleh hoaks dan ketidakpahaman akan UU Cipta Kerja. Para mahasiswa menilai pernyataan Jokowi itu sebagai penyesatan dan kebohongan publik.
"Justru presiden yang memancing masyarakat untuk melakukan pembangkangan sipil. Karena dia ngotot memberlakukan Omnibus Law yang sarat kepentingan oligarki," tutur Muhammad Faris, salah satu orator mahasiswa.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Mengapa demo buruh dilakukan? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
Menjelang magrib aksi mulai memanas. Beberapa lemparan batu mulai mengarah ke gedung DPRD Jember dari arah demonstran. Saat itu, sejumlah koordinator aksi yang bersuara melalui pengeras suara dari atas mobil komando sempat berusaha mengendalikan emosi massa.
"Tetap tenang kawan-kawan, napas perjuangan kita harus panjang," ujar salah satu koordinator aksi.
Sempat terjadi beberapa insiden, di mana sejumlah orang yang diduga sebagai penyusup melemparkan botol ke arah demonstran. Dua orang pria paruh baya kemudian dikejar oleh para demonstran. Beruntung, dua orang yang berlari itu berhasil diamankan aparat yang tidak berseragam.
Sejumlah insiden itu kemudian makin memanaskan demonstrasi menolak Omnibus Law di Jember. Tidak berhasil mengendalikan massa, mobil komando kemudian menghilang.
Aksi massa semakin tak terkendali. Sejumlah kaca gedung dewan pecah terkena lemparan batu. Dari pantauan merdeka.com, kelompok yang anarkis kebanyakan memakai kaos hitam tanpa almamater kampus. Tak hanya batu, mereka juga melemparkan petasan dan bambu ke arah gedung dewan dan polisi yang berjaga.
Beberapa remaja tanggung berkaos hitam kemudian melakukan aksi provokatif ke arah polisi yang berjaga. Namun tidak ada tindakan apapun yang dilakukan polisi.
Sejumlah orang diduga dari unit intelkam, nampak merekam aksi remaja anarkis tersebut melalui kamera handphone. Para remaja berkaos hitam itu kemudian emosi dan meminta rekaman dihapus. Sejumlah pria yang merekam aksi tersebut kemudian tersulut emosi sehingga terjadi perkelahian di antara kedua kelompok.
Memasuki adzan magrib, aksi massa berangsur-angsur bubar. Belasan pimpinan kelompok mahasiswa kemudian mengumandangkan adzan dan salat magrib berjemaah di jalan raya depan Gedung DPRD Jember. Beberapa mahasiswa yang tidak ikut salat kemudian ikut membantu mengamankan salat berjemaah. Sebab, saat itu, polisi mulai membuka pembatas jalan sehingga sejumlah kendaraan mulai melintas.
Salat magrib berjemaah itu kemudian seolah menjadi titik pendingin aksi demo yang sempat memanas. Meski demikian, puluhan remaja memilih tetap bertahan di lokasi demo. Sebab, beredar isu bahwa polisi telah mengamankan beberapa peserta demo.
Kabar itu kemudian dibantah polisi. "Anda bisa melihat sendiri tidak ada yang kami amankan. Kita memilih persuasif. Meski dilempari batu, kami tidak melakukan apa-apa," ujar Kompol Windy Syafutra, Wakapolres Jember saat dikonfirmasi.
Windy mengakui, sempat ada beberapa demonstran yang diamankan karena melemparkan umpatan ke polisi. Namun tidak lama, mereka langsung dilepas. "Cuma masalah sepele kok, sudah dilepas," papar Windy.
Hingga berita ini tayang, puluhan demonstran memilih tetap bertahan di lokasi. Sekitar 1.000 personel juga tetap bertahan di lokasi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaSetelah merobohkan pintu pagar Gerbang Pancasila, pendemo berkumpul dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa ini menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang Pilkada.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaAksi Mimbar Demokrasi melawan Politik Dinasti dan Menolak Pelanggaran HAM meluas hingga Jambi.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dan mahasiswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaRibuan orang dari berbagai elemen masyarakat turun ke jalan menentang upaya revisi UU Pilkada, Jumat (23/8).
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa tiba-tiba menggeruduk gedung DPR, Jumat (17/5) sore.
Baca SelengkapnyaSituasi unjuk rasa menolak pengesahan revisi UU Pilkada di Gedung DPR, Jakarta, mulai memanas.
Baca Selengkapnya