Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Demo DPRD, Guru Honorer di Jember Tuntut Mutasi Penugasan Bupati Faida Disetop

Demo DPRD, Guru Honorer di Jember Tuntut Mutasi Penugasan Bupati Faida Disetop Demo guru honorer di Jember. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejumlah guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT) dari berbagai sekolah di Jember menggelar aksi demo di DPRD Jember pada Rabu (25/11). Demo yang digelar pada peringatan Hari Guru Nasional (HGN) ini menuntut agar DPRD membantu mendorong pemkab untuk menghentikan berbagai kebijakan yang dianggap diskriminatif terhadap GTT/PTT.

Salah satu kebijakan pemkab yang dianggap sangat merugikan para guru honorer ini diantaranya adalah kebijakan mutasi penugasan yang diberlakukan sejak sekitar 2 tahun terakhir. Saat itu, ratusan guru honorer dimutasi oleh bupati Faida melalui Surat Penugasan (SP) dengan lokasi mengajar yang berjauhan dari lokasi rumah atau sekolah asal.

“Kami mendesak agar SP dicabut dan diterbitkan SK Bupati Jember yang baru. Sudah banyak teman-teman kami yang menjadi korban kecelakaan, bahkan korban nyawa. Rumah tangganya berakhir dengan perceraian dan juga memilih berhenti mengajar akibat kebijakan tersebut,” ujar Nur Fadli, koordinator aksi GTT/PTT.

Orang lain juga bertanya?

Karena itu, mereka mendesak agar Pemkab Jember melakukan penataan ulang penempatan GTT/PTT yang lebih manusiawi dan berkeadilan sesuai domisilinya.

“Kami mohon, agar DPRD Jember memanggil bupati untuk segera merevisi kebijakannya yang merugikan GTT/PTT. Sebab, pemutasian guru dan pegawai honorer selama ini telah banyak merugikan kami, baik secara fisik maupun finansial,” tutur Fadli.

Mereka juga mendesak agar honor GTT/PTT bisa diberikan setiap bulannya, sebagaimana profesi lainnya. Sebab, selama ini honor hanya diberikan setiap tiga bulan atau enam bulan sekali, sesuai dengan pencairan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Para GTT/PTT juga mendesak agar janji bupati Faida sebelumnya, agar direalisasikan yakni memberikan honor sebesar Rp1,4 juta. Selama ini, para guru honorer hanya menerima upah di kisaran Rp500 ribu. “Atau setidaknya sesuai UMK Jember,” lanjut Fadli.

Selama ini, honor GTT/PTT hanya berasal dari pusat, yakni BOS. Karena itu, mereka mendesak agar dewan juga ikut mendorong pemkab untuk memasukkan honor GTT/PTT ke dalam APBD Jember.

Rombongan GTT/PTT itu kemudian diterima oleh DPRD Jember untuk beraudiensi. Kepala Dinas Pendidikan Jember, Bambang Hariono, juga turut hadir untuk mendengarkan keluhan para guru honorer tersebut.

Usai audiensi, Ketua DPRD Jember, Itqon Syauqi menilai, tuntutan para guru honorer sangat beralasan. Termasuk tuntutan bantuan kesejahteraan.

“Saya kira kalau melihat kemampuan keuangan Pemkab Jember, itu sangat rasional sekali. Tinggal kemauan politik dari pemimpin Jember ini saja, untuk duduk bersama dengan DPRD, mencari solusinya. Jangan ada lagi diskriminasi dari GTT/PTT yang diperlakukan seperti anak tiri. Karena mereka adalah pengabdi di sekolah-sekolah,” pungkas Itqon.

Kepala Diknas Jember, Bambang Hariono mengaku masih akan mempelajari masalah tersebut. Sebab, dia baru beberapa hari menjabat. Bambang termasuk pejabat yang dikembalikan jabatannya dalam mutasi pengembalian jabatan oleh Plt Bupati Jember pada 2 minggu yang lalu.

Guru Hamil Meninggal

Dikonfirmasi terpisah, Ketua PGRI Jember, Supriyono, bisa memahami tuntutan para guru honorer. Namun tuntutan tersebut lebih pas disampaikan kepada bupati definitif yang terpilih pada Pilkada 9 Desember mendatang.

“Kami sangat memahami, karena mereka sudah cukup lama menderita akibat kebijakan pemkab. Memutasi di tempat yang berjauhan. Tetapi Plt Bupati sekarang kan hanya menjabat sampai 5 Desember mendatang, dengan kewenangan terbatas dan fokus untuk mengurai sengkarut permasalahan di Jember yang krusial,” tutur Supriyono.

PGRI Jember sendiri selama ini sudah cukup lama mengkritik kebijakan mutasi guru honorer yang bahkan telah menelan korban jiwa.

“Tetapi saya pikir ini akan kita sampaikan kepada bupati yang akan datang, karena sekarang dalam masa transisi. Kalaupun Plt Bupati yang sekarang bisa memberikan komitmen kebijakan, kita sangat apresiasi. Tetapi kalau tidak bisa, kami bisa memahami,” lanjut Supriyono yang sebelumnya juga diperiksa Inspektorat akibat mengkritik bupati Faida.

Salah satu korban dari mutasi tersebut adalah guru honorer bernama Eni Wahyuni yang berasal dari Desa Serut, Kecamatan Panti. Eni termasuk guru honorer yang dimutasi oleh bupati Faida untuk mengajar ke SD yang jauh dari rumah dan lokasi mengajar semula.

Pada 5 September 2019, Eni mengalami kecelakaan saat akan mengajar dan melewati jalan desa yang kondisinya penuh terjal. Akibatnya, Eni meninggal beserta janin 7 bulan yang dikandungnya.

“Saat itu tidak ada bantuan materi dari Pemkab Jember. Ada memang bantuan (santunan) kematian, tetapi itu berasal dari asuransi. Namun yang memberikan adalah bupati Faida. Semoga ini bisa diperbaiki,” pungkas Supriyono.

Sebagai catatan, bupati Jember, dr Faida saat ini bersatus non aktif karena cuti kampanye hingga 5 Desember 2020 mendatang. Ia maju kembali sebagai calon bupati pada Pilkada 9 Desember 2020 mendatang.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Usai Viral Guru Honorer Kena 'PHK', Plt Disdik Jakarta: 141 Orang Sudah Mengajar Kembali
Usai Viral Guru Honorer Kena 'PHK', Plt Disdik Jakarta: 141 Orang Sudah Mengajar Kembali

Budi menyatakan bahwa mereka sudah kembali mulai Selasa (23/7) ini dan mengajar sesuai dengan tugasnya.

Baca Selengkapnya
DPRD DKI Panggil Disdik Pekan Depan Usai Ratusan Guru Honorer Dipecat
DPRD DKI Panggil Disdik Pekan Depan Usai Ratusan Guru Honorer Dipecat

Anggota dewan menyesalkan adanya pemecatan serentak.

Baca Selengkapnya
Kebijakan Pembersihan Guru Honoror Ganggu Sistem Pembelajaran di Sekolah
Kebijakan Pembersihan Guru Honoror Ganggu Sistem Pembelajaran di Sekolah

Dia juga menyoroti potensi tumpang tindih antara kebijakan daerah dan kebijakan pusat.

Baca Selengkapnya
Ribuan Guru Honorer Garut Menuntut Diangkat Jadi ASN
Ribuan Guru Honorer Garut Menuntut Diangkat Jadi ASN

Mereka menuntut menjadi ASN, khususnya bagi guru yang berusia 50 tahun ke atas.

Baca Selengkapnya
Deretan Guru Dimutasi, Ada yang Karena Tidak Menghadiri Undangan
Deretan Guru Dimutasi, Ada yang Karena Tidak Menghadiri Undangan

Terdapat segelintir pengajar yang terkena mutasi diikuti dengan berbagai alasan.

Baca Selengkapnya
Heru Budi Kumpulkan 2.000 Kepala Sekolah Usai Guru Honorer Dipecat Akibat Kebijakan 'Cleansing'
Heru Budi Kumpulkan 2.000 Kepala Sekolah Usai Guru Honorer Dipecat Akibat Kebijakan 'Cleansing'

Sebagai informasi ada 107 guru honorer terdampak cleansing atau pemberhentian sebagai tenaga pendidik

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara 107 Guru Honorer di Jakarta Diputus Kontrak
Duduk Perkara 107 Guru Honorer di Jakarta Diputus Kontrak

Menurut Iman, pemberitahuan cleansing guru honorer itu dibagikan dalam bentuk formulir.

Baca Selengkapnya
Kekurangan Guru hingga Hubungan Keluarga Jadi Alasan Kepala Sekolah Angkat Honorer Tak Sesuai Aturan
Kekurangan Guru hingga Hubungan Keluarga Jadi Alasan Kepala Sekolah Angkat Honorer Tak Sesuai Aturan

Disdik Jakarta telah mengingatkan sejak 2017, agar tak mengangkat guru honorer.

Baca Selengkapnya
DPRD DKI Minta Disdik Jakarta Pulihkan Status Ratusan Guru Honorer yang Diputus Kontrak
DPRD DKI Minta Disdik Jakarta Pulihkan Status Ratusan Guru Honorer yang Diputus Kontrak

Komisi E DPRD DKI Jakarta menjadwalkan pemanggilan kepada Disdik DKI Jakarta imbas cleansing guru honorer

Baca Selengkapnya
Disdik DKI: 4.000 Guru Honorer di Jakarta Bakal Diberhentikan
Disdik DKI: 4.000 Guru Honorer di Jakarta Bakal Diberhentikan

Data ribuan guru honorer di Jakarta itu didapat dari penambahan yang terakumulasi sejak 2016.

Baca Selengkapnya
Disdik DKI Buka Suara, Terungkap Penyebab Ratusan Guru Honorer Diberhentikan
Disdik DKI Buka Suara, Terungkap Penyebab Ratusan Guru Honorer Diberhentikan

Per Selasa 16 Juli 2024 total ada 107 guru honorer yang dipecat.

Baca Selengkapnya
Buntut Ratusan Guru Honorer Diberhentikan, Disdik Bakal Periksa Kepsek
Buntut Ratusan Guru Honorer Diberhentikan, Disdik Bakal Periksa Kepsek

Disdik DKI Jakarta telah melaksanakan rapat dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait cleansing guru honorer.

Baca Selengkapnya