Demo harga BBM, massa HTI di Yogyakarta dorong angkot ke DPRD
Merdeka.com - Massa aksi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Yogyakarta kembali berunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM yang ditetapkan Pemerintahan Jokowi. Berbeda dari demonstrasi yang sering digelar HTI, kali ini mereka menyisipkan aksi teatrikal ketika berjalan kaki dari Jalan Sudirman menuju kantor DPRD Yogyakarta di Malioboro sepanjang 2 km.
Massa aksi dalam demonstrasi tersebut mendorong angkot dan menuntun puluhan sepeda motor ke DPRD Yogyakarta. Angkot berwarna kuning dengan plat AB 1719 tersebut didorong oleh sekitar lima orang mahasiswa, anggota HTI sepanjang 2 km. Akibatnya, baju mahasiswa HTI basah kuyup karena keringat yang bercucuran.
Koordinator Aksi Aji Pratomo, mengatakan aksi teatrikal ini hanyalah sindiran pada pemerintahan Jokowi-JK yang menaikkan harga BBM tanpa memerhatikan nasib rakyat kecil seperti sopir angkot.
-
Bagaimana sopir angkot menunjukkan kemarahannya? Merasa tak terima ditegur, sopir angkot pun lantas melayangkan pukulan kepada pemotor tersebut. Terlebih ia sadar bahwa aksinya itu telah direkam kamera.
-
Bagaimana reaksi pengendara mobil saat diprotes? Pengemudi mobil itu justru membuka kaca sambil mengeluarkan pistolnya.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Kenapa emak-emak naik angkot? Walaupun tergerus perubahan zaman, angkot masih tetap ada hingga saat ini. Seringkali, para ibu-ibu naik angkot saat pergi atau pulang dari berbelanja di pasar.
-
Siapa saja yang naik angkot? Seringkali, para ibu-ibu naik angkot saat pergi atau pulang dari berbelanja di pasar.
-
Kenapa warga membantu sang driver ojol? 'Ini Indonesia yang ku kenal. Gotong royong,' tulis akun @imamchroz
"Masyarakat kecil seperti sopir angkot ini dan tukang ojek pasti merasakan dampaknya. Kami sengaja mendorong angkot dan motor sebagai ungkapan keprihatinan tersebut," ujarnya, Jumat (21/11) ditemui di lokasi aksi.
Sepanjang aksi, mereka juga membagikan selebaran pada masyarakat yang berisi tentang kesalahan Jokowi dalam mengelola kebijakan Migas. Salah satunya adalah sistem liberalisme yang diusung Jokowi dalam menentukan dan mengelola bahan bakar di Indonesia.
"Jokowi memihak liberalisme dengan berpihak pada pihak asing. Kami meminta pemerintah membatalkan kebijakan tersebut," kata Aji.
Aksi massa ini mengundang perhatian dari sejumlah pengguna jalan. Mereka simpatik karena aksi HTI tidak memakai kekerasan seperti demonstrasi yang beberapa kali terjadi di Yogyakarta. "Bagus lah damai, meski jalan jadi macet yang penting masih aman," kata Wardi, salah seorang pengendara.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan sopir angkot menggeruduk Gedung DPRD Kota Bekasi, pada Rabu (2/10).
Baca SelengkapnyaSekjen PSI, Raja Juli Antoni menyayangkan aksi segerombolan pemotor yang membawa bendera PDIP tersebut
Baca SelengkapnyaAksi yang dilakukan oleh para awak angkutan dilakukan karena sejumlah persoalan yang terjadi di lapangan.
Baca SelengkapnyaMereka menyuarakan sejumlah tuntutan, salah satunya meminta tarif dan insentif yang layak.
Baca SelengkapnyaRaja Juli Antoni merasa heran dengan tindakan yang dilakukan oleh segerombolan massa tersebut.
Baca SelengkapnyaRatusan angkutan umum bus kecil bekas Mikrolet, APB, dan Jaklingko Mikrotrans memadati jalan di depan Balai Kota Jakarta.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan Mitra Pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen
Baca SelengkapnyaSejumlah warga, khususnya pengguna sepeda motor, terpaksa selap-selip di antara truk-truk besar untuk menembus kemacetan.
Baca SelengkapnyaPara pengemudi ojol memprotes ketidakadilan bisnis antara aplikator dengan mitra pengemudi.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan sudah mengomunikasikan tiga hal bersama manajemen TransJakarta dan perwakilan demonstran.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid sempat membacakan puisi berjudul 'Sak Karepmu' di depan ribuan massa aksi Jogja Memangg
Baca SelengkapnyaKapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyebut, sebanyak 1.784 personel gabungan dikerahkan.
Baca Selengkapnya