Demo hari kedua tolak pabrik semen, kotak kayu 9 Kartini dicor ulang
Merdeka.com - Aksi sembilan 'Kartini Gunung Kendeng', Jawa Tengah yang menolak pembangunan pabrik semen di kampungnya akan kembali digelar di Istana Negara, Jakarta. Sekitar pukul 13.00 WIB mereka terlihat berangkat dengan menggunakan mobil bak dibantu oleh pihak Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
Aksi lanjutan ini digelar karena aksi yang pertama kemarin di lokasi yang sama, belum mendapat tanggapan dari Presiden Joko Widodo. Rieb Ambarwati (32), salah seorang Kartini Gunung Kendeng itu mengatakan aksi ekstrem ini akan terus digelar sampai Presiden Jokowi berkenan mendengarkan dan mencari jalan keluar atas masalah ini.
"Agar Pak Jokowi mau nemuin kita. Kalau belum ditemuin Pak Jokowi kita begini terus. Semoga Pak Jokowi dengerin kita," kata Rieb di LBH Jakarta, Rabu (13/4).
-
Mengapa petani Kendeng menolak pabrik semen? Untuk menolak pembangunan itu, pada tahun 2016 dan 2017 lalu mereka melakukan aksi cor kaki. Mereka memprotes pembangunan pabrik tersebut karena dibangun di wilayah karst yang berfungsi untuk menyerap air. Selain itu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan pihak terkait dinilai tidak transparan.
-
Apa saja keluhan petani bawang merah kepada Ganjar? Ganjar mencatat tiga keluhan utama para petani bawang merah di sana, yakni pupuk, pasar untuk jual hasil panen, dan ketersediaan pengairan lahan.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Kenapa Jokowi ingin lihat hasil panen jagung? Dia ingin melihat hasil panen jagung yang merata dan maksimal.
-
Mengapa presiden mengajak pemimpin dunia fokus ke petani? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pemimpin dunia untuk memperkuat pemenuhan air bagi kebutuhan 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia.
-
Kapan pertemuan Kemendag dengan petani tembakau? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan petani tembakau di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/8).
Berdasarkan pantauan, sebelum berangkat ke Istana, kotak kayu berukuran 100x30 sentimeter yang mereka gunakan kembali dicor oleh semen. Karena, semen yang membelenggu kaki mereka terlihat ada yang sudah retak dan renggang.
Setelah di cor semen basah, satu persatu perempuan dari Kendeng ini diangkat ke atas mobil. Butuh setidaknya 4 orang untuk mengangkat satu perempuan ke atas mobil.
Untuk diketahui, dalam aksi ini ada sekitar 12 orang yang turut serta. Adapun 9 orang yang kakinya dicor dan 3 lainnya membantu segala aktivitas mereka. Mereka berasal dari Purwodadi, Pati, dan Rembang.
Kesembilan perempuan itu adalah Supini, Surani, Rieb Ambarwati, Deni, Ngadinah, Sukinah, Karsupi, Murtini dan Surani.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gelombang pendemo kembali mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin 18 Maret 2023
Baca SelengkapnyaGibran membocorkan salah satu pesan dari Jokowi jika dirinya menang dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaNana keluar dari pintu Istana Negara pukul 09.20 WIB, usai bertemu Jokowi.
Baca SelengkapnyaSebagai pemegang kartu tani, Rusdi tak kesulitan mendapat pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaPara Petani kecewakan terhadap Gubernur Jambi yang tidak ada dikantornya.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya meminta enam tuntutan yakni mencabut omnibus law Undang-undang (UU) Cipta Kerja dan meminta pemerintah menurunkan harga beras, telur dan sembako.
Baca SelengkapnyaRatusan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Rabu (2/8).
Baca SelengkapnyaPada saat digeruduk massa, Rocky tidak berada di dalam kediamannya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memerintahkan agar produksi beras dan kebutuhan pokok lain ditingkatkan, sehingga harganya lebih mudah dikendalikan.
Baca SelengkapnyaRevisi UU Desa sebelumnya telah disepakati menjadi RUU Desa oleh DPR pada Juli 2023. Massa berharap RUU Desa sudah final sebelum Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPada aksi yang kelima ini jumlah massa terlihat semakin sedikit dan anak-anak yang ikut juga semakin berkurang.
Baca SelengkapnyaSomasi pertama dikirim oleh Koalisi Masyarakat Sipil pada tanggal 9 Februari 2024.
Baca Selengkapnya