Demo mahasiswa di Jambi kritik setahun Jokowi-JK berakhir ricuh
Merdeka.com - Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa terkait satu tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Kepala Presiden Jusuf Kalla, digelar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) hari ini di kantor Gubernur Jambi, Provinsi Jambi, ricuh. Alhasil, tiga mahasiswa mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit setempat.
Menurut koordinator aksi, Novan, saat ditemui di rumah sakit setempat, kericuhan bermula ketika mahasiswa hendak menyegel kantor Gubernur Jambi. Namun aksi mereka dihalangi polisi.
"Jadi tadi kami mau segel kantor gubernur, tapi dihalangi polisi, di situlah kami dipukul-pukul, tiga kawan kami semuanya luka parah di kepala dan bibir," kata Novan, seperti dilansir dari Antara, Selasa (20/10).
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
Novan melanjutkan, tiga mahasiswa mengalami luka hingga banyak mengeluarkan darah akibat terkena pukulan tongkat polisi yang berjaga. Usai bentrok, tiga mahasiswa IAIN Jambi itu, yakni Ilham, Deden, dan Hasbullah langsung dilarikan ke Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi.
Sebelum bentrok, mahasiswa berorasi dan mengkritik satu tahun kepemimpinan Presiden/ Wakil Presiden. Mereka menilai duet Jokowi-JK belum mampu mensejahterahkan rakyat.
Pengunjuk rasa meminta dan mendesak pemerintahan Jokowi-JK segera menstabilkan nilai tukar rupiah, menolak impor pangan, dan mewujudkan kedaulatan pangan, serta mencabut izin perusahaan pelaku pembakaran hutan dan lahan menyebabkan kabut asap.
Selain itu, para mahasiswa juga meminta pemerintah memberikan akses pendidikan tinggi seluas-luasnya bagi masyarakat tidak mampu, dan memperkuat pendidikan agama dan pendidikan Pancasila, di setiap level pendidikan.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga meminta pemerintah mewujudkan kedamaian beragama. Mereka meminta Jokowi-JK harus menjamin hak beragama setiap warga negara, dan mengusut tuntas kasus kekerasan atas nama agama di Tolikara, Papua, dan Singkil, Aceh.
Puluhan mahasiswa PMII itu juga minta pemerintahan Jokowi-JK segera menurunkan harga Bahan Bakar Minyak, membatasi tenaga kerja asing, serta menghapus sikap arogan aparat keamanan.
"Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Indonesia harus diatasi dengan kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran dan bersifat jangka panjang," kata pengunjuk rasa. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) juga melakukan aksi bakar ban di kawasan Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaTuntutan pemakzulan Jokowi itu dilakukan karena orang nomor satu di Indonesia itu dianggap telah melemahkan demokrasi.
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa ini untuk mengevaluasi sembilan tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaJokowi menanggapi santai soal kritikan dari BEM UGM soal dirinya dinobatkan jadi alumni paling memalukan
Baca SelengkapnyaTercatat BEM UGM dua kali memberikan kritik dalam bentuk poster dan baliho kepada Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang menggelar demonstrasi di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (6/2). Mereka membakar foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaPuluhan anggota BEM Korwil Jateng DIY berunjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Solo sekaligus Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, Senin (18/12) sore.
Baca SelengkapnyaSalim Segaf menilai, rakyat membutuhkan perubahan.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan, setiap masyarakat Indonesia bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaPemerintahan Jokowi mewariskan masalah yang cukup besar pada sistem demokrasi.
Baca SelengkapnyaBEM UGM mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Jokowi melalui baliho dan sertifikat.
Baca SelengkapnyaSertifikat itu ditandatangani oleh Ketua BEM KM UGM periode 2023 Gielbran Muhammad Noor.
Baca Selengkapnya