Dengar keluhan warga Sukoharjo, Ganjar dicurhati raskin berkutu
Merdeka.com - Kualitas beras untuk rakyat miskin (raskin) yang buruk memaksa masyarakat untuk menjual kembali jatah raskin yang dia dapatkan dari pemerintah. Namun ternyata beras raskin yang dalam kondisi buruk atau tidak layak dikonsumsi itu pun masih juga laku dijual dengan untung besar.
Fakta itu disampaikan Haryanti salah satu buruh tani warga Sukoharjo saat dialog dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Sabtu (24/9) siang tadi pada Peringatan Hari Tani Nasional di Balai Desa Pandean, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Pada kesempatan itu, Ganjar ketika sambutan mengajak beberapa petani untuk berdialog dan menyampaikan keluhannya selama ini. Haryanti mengaku dalam setahun hanya mendapat raskin kualitas baik sebanyak dua kali.
-
Apa saja keluhan petani bawang merah kepada Ganjar? Ganjar mencatat tiga keluhan utama para petani bawang merah di sana, yakni pupuk, pasar untuk jual hasil panen, dan ketersediaan pengairan lahan.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Apa yang tidak disukai kutu beras? Aroma pedas ini ternyata tidak disukai oleh kutu beras, sehingga dapat mengusir mereka dari beras.
-
Apa yang dikeluhkan nelayan Indramayu kepada Ganjar? Mereka mengeluh harus menyetor uang keamanan kepada preman.
-
Apa yang membuat kutu beras tidak nyaman? 'Bau asam dari cuka membuat kutu beras tidak nyaman, sehingga mereka meninggalkan wadah secara alami,' ungkap pengguna TikTok tersebut.
Ganjar Pranowo di Sukoharjo ©2016 Merdeka.com
"Lebih banyak yang jelek, banyak kutunya," kata dia dengan bahasa Jawa kental.
Saat mendapat beras raskin yang buruk dan berkutu, Haryanti enggan mengonsumsinya. Beras itu lalu dijual ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di desanya.
"Saya bawa ke Gapoktan, langsung saya jual pak," katanya.
Haryanti mengaku dapat jatah raskin 15 kilogram yang ditebus dengan Rp 25 ribu. Namun karena pendataan warga miskin juga buruk, tidak semua yang seharusnya berhak, mendapat jatah. Haryanti pun membagi jatahnya dengan tiga tetangganya.
"Kami urunan, patungan. Biasanya saya kasih Rp 10 ribu, sisanya dibagi ke tetangga-tetangga kanan kiri," selorohnya.
Beras bagiannya yang buruk itu dia bawa ke Gapoktan. Dia menghitung beras yang dia beli dengan modal Rp 10 ribu ternyata dibeli Gapoktan dengan harga yang menguntungkan senilai Rp 29 ribu.
"Jadi saya untung Rp 19 ribu, yang biasa menjualkan kita kasih lima ratus," bebernya.
Dialog sambil berdiri itu berlangsung santai. Berulang kali jawaban Haryanti membuat Ganjar geli. Warga yang menonton juga berulang kali terpancing tawa terpingkal-pingkal.
"Lha iyo, katanya nggak seneng dapat raskin jelek, tapi dijual malah untung gede. Pripun (gimana) to ini, " kata Ganjar sambil geleng-gelengkan kepalanya.
Meski menyatakan apa yang dilakukan Haryanti itu salah, Ganjar dengan santainya menanggapi dan tidak marah. Ganjar mengapresiasi kejujuran Haryanti karena sekaligus mengungkap realitas di masyarakat. Persoalan bagi-bagi jatah raskin dan jual beli raskin juga dikarenakan belum benarnya pengelolaan raskin oleh pemerintah.
"Saya akan minta dinas untuk langsung mengecek. Harusnya sudah tidak zaman lagi raskin buruk. Lha kalau rakyat miskin saja tidak doyan makan, terus beras itu setelah dijual diapakan dan yang makan siapa?" pungkas Ganjar menanggapi persoalan carut marut raskin itu.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menggunakan setelan kopiah dan berbaju hem lengan panjang bergulung, Ganjar menyapa para pedagang pasar.
Baca SelengkapnyaOmzet pedagang beras di sejumlah pasar di Garut, Jawa Barat, diketahui mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaGanjar sempat berdialog dengan beberapa petani yang mengeluh sulit menghadapi para tengkulak
Baca SelengkapnyaWalaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden (Capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo melanjutkan kampanye di Jawa Tengah. Hari ini, Jumat (29/12), dia blusukan ke Pasar Kota Wonogiri.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaBelakangan ini harga beras melambung tinggi, masyarakat semakin tercekik usai kenaikan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaDua petani tersebut marah karena harga wortel mereka turun drastis di pasaran.
Baca SelengkapnyaGanjar sarapan bareng petani sambil menyerap aspirasi mereka di Sragen.
Baca SelengkapnyaPada kesempatan ini, Ganjar kemudian mengkampanyekan program KTP Sakti untuk pemerataan bantuan pemerintah.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaProgram BLT itu tidak boleh dikonversikan dalam bentuk barang, termasuk sembako.
Baca Selengkapnya