Denny JA Buat Film Puisi Esai Demo Kamisan di Depan Istana
Merdeka.com - Denny JA Buat Film Puisi Esai Demo Kamisan di Depan Istana
Cara baru kritik sosial untuk era digital saat ini adalah dengan memfilmkan puisi kritik, dan disebar di media sosial. Demikian argumen Denny JA ketika ia melaunching inovasi terbarunya: memfilmkan puisi kritik sosial.
Direktur Lingkaran Survei Indonesia (LSI) itu membuat film fiksi dengan latar belakang aksi Kamisan di depan Istana Kepresidenan yang sudah berlangsung lebih dari 10 tahun. Judul filmnya: 'Kutunggu di Setiap Kamisan. Kisah cinta yang terselip di aksi 400 kamis seberang istana'
-
Apa saja cara berdakwah di era digital? Di era digital saat ini, berdakwah memiliki potensi untuk mencapai audiens yang lebih luas dan mempengaruhi lebih banyak orang.
-
Apa yang diungkapkan oleh diksi dalam puisi? Diksi: mengacu pada pemilihan kata-kata yang tepat untuk menyampaikan pesan puisi.
-
Apa yang diposting Darma? Darma Berbagi Postingan di Media Sosial, Berada di Masjid Nabawi pada Hari Minggu. Potret Terbaru Tommy Soeharto Terungkap Saat Darma Mangkuluhur Umrah ke Tanah Suci Darma Mangkuluhur Sedang Umroh Darma Tegaskan Sedang Jalani Ibadah Umrah Melalui Insta Story-nya.
-
Bagaimana cara merileksasi hati dan pikiran di media sosial? Bermeditasi dengan melakukan olahraga ringan seperti yoga menjadi cara yang bagus untuk merelaksasi hati dan pikiran di tengah dominasi media sosial.
-
Apa yang Danang bagikan di media sosial? Pada Selasa, 16/7/2024, Danang membagikan kabar bahwa ia senang karena berhasil melunasi cicilan rumahnya melalui unggahan di media sosialnya.
-
Bagaimana cara mereka mempromosikan film? Tantangan ini diberi nama “Cerdas Cermat“. Maka, tim dari Kapanlagi.com mengajukan pertanyaan umum, lalu ketiga artis tersebut bersaing untuk memberikan jawaban.
Denny mengangkat demo kamisan di seberang istana yang sudah belangsung 10 tahun lebih. Setiap hari kamis, mereka berkumpul dengan payung hitam mencari keluarga yang hilang. Diduga keluarga yang hilang itu karena kasus politik.
"Lama dan bertahannya aksi demo setiap kamis itu fenomenal," ujar Denny di kantornya, Jakarta, Sabtu (7/3).
Menurut dia, menunggu orang tercinta yang hilang: suami atau anak atau anggota keluarga sungguh menyentuh. Dipilihnya lokasi di seberang istana dengan payung hitam itu juga strategis.
Itu sebabnya Denny ingin ikut mengeskpresikan aksi kamisan itu. Awalnya, di tahun 2015 Denny membuat puisi esai yang panjang soal aksi itu. Ini puisi yang dipenuhi catatan kaki soal data aksi dan setting politiknya.
Namun, ujar Denny, setelah dia membaca hasil riset Survei of Public Participation in the Arts, tahun 2015, untuk populasi Amerika Serikat, kesimpulannya, puisi semakin jarang dibaca. Dalam dunia seni, puisi dan opera dua hal yang paling kurang diminati. Sebaliknya, film menjadi ekspresi seni yang paling populer.
Sejak lama, sambung Denny, ia berniat memfilmkan, memvisualkan aneka puisi esainya. Bersama Hanung Bramantyo di tahun 2014, Denny memfilmkan lima puisi esainya menjadi lima film kritik sosial tema diskriminasi.
Kini di tahun 2020, Denny menggabungkan artis, aktor dan animasi untuk filmnya yang keenam: Demo kamisan. Film dengan durasi 48 menit yang bisa disaksikan di Youtube ini memang kisah cinta. Namun dalam kisah cinta itu, tergambar pula aneka kisah politik yang menghilang paksakan warga negara. Tak hanya di tahun 1998, kisah orang hilang sudah terjadi jauh ke belakang sejak tahun 1965.
Denny kini juga tengah mempersiapkan 34 skenario film yang semuanya berdasarkan puisi esai. Sebanyak 34 puisi esai yang akan difilmkan itu menggambarkan kearifan lokal 34 provinsi Indonesia.
"Puisi esai memang paling mudah difilmkan ketimbang puisi lain. Itu karena puisi esai itu punya plot, panjang dan berbabak. Apalagi, puisi esai ada catatan kaki yang memudahkan penulis skenario mengeksplor sumber kisah," ujarnya.
"Film berdasarkan puisi esai, dengan tema kritik sosial, akan menjadi karakter film saya di kemudian hari," pungkas Denny. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dana abadi tersebut berasal dari saham perusahaan yang sebagian dimiliki Denny JA Foundation.
Baca SelengkapnyaForum ini bukan hanya untuk penulis, tapi juga para kreator lain seperti pelukis, musisi, pembuat film, teater, dan game developer.
Baca SelengkapnyaKumpulan puisi satire berbagia tema yang penuh makna.
Baca SelengkapnyaSebanyak 188 lukisan Denny JA dipamerkan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR dari fraksi dari Golkar, Ferdiansyah memarahi humas Kemendikbudristek.
Baca SelengkapnyaKegiatan itu pun bisa diikuti secara daring melalui tautan yang sudah disiapkan.
Baca SelengkapnyaCara yang dilakukan Anies merupakan upaya untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh dan penulis ikut serta melihat koleksi 188 lukisan Denny JA yang dibantu AI.
Baca SelengkapnyaBupati Kendal Buka Layanan Aduan di Medsos, Pengamat: Artinya Ingin Dekat dengan Rakyatnya
Baca SelengkapnyaDenny JA sendiri menyelami dilema moral yang dihadapi Bung Karno
Baca SelengkapnyaAplikasi Jakarta Kini atau JAKI diretas setelah disinggung Capres nomor Anies Baswedan ketika debat Capres.
Baca SelengkapnyaHibah ini dirancang untuk menghargai para penulis dalam empat kategori utama.
Baca Selengkapnya