Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Denny JA dan 'kemenangan satu putaran' jadi sastrawan besar

Denny JA dan 'kemenangan satu putaran' jadi sastrawan besar Denny J.A.. Merdeka.com

Merdeka.com - Menang satu putaran. Inilah yang dijual Denny JA, Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) kepada klien-kliennya yang ingin jadi pemimpin negeri.

Jualan Denny ini pernah terbukti saat dia menangani pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009. Benar saja, SBY-Boediono menang telak dengan 60,8 persen, dengan hanya satu putaran saja.

Dalam Pilpres 2004, Denny JA juga menjadi konsultan SBY-JK, kendati harus menang dalam dua putaran. Dua kali sukses menempatkan kliennya di kursi presiden telah membuat Denny dijuluki sebagai 'King Maker'. Apalagi, menurut iklan yang dipasangnya, Denny berhasil memenangkan lebih dari separuh pilkada di Indonesia dalam kurun waktu tertentu.

Sama halnya dengan bidang politik, Denny juga seakan berhasil 'menang satu putaran' dalam bidang budaya. Namun yang dimenangkan kali ini bukanlah kliennya, melainkan dirinya sendiri.

Denny JA dinobatkan menjadi salah satu dari 33 tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh. Jika melihat nama-nama besar - seperti Chairil Anwar , Pramoedya Ananta Toer , WS Rendra - yang disejajarkan dengannya, Denny bisa dikatakan 'menang satu putaran'. Sebab, jika nama-nama besar tersebut telah menghasilkan puluhan atau bahkan ratusan karya, Denny cukup hanya dengan satu karya buku 'Atas Nama Cinta'.

Ajaibnya, menurut Tim 8 (juri) yang bekerja sama dengan PDS HB Jassin, karya semata wayang Denny itu adalah 'puisi-esai', genre baru dalam sastra, sehingga Denny dinilai sebagai salah satu sastrawan paling berpengaruh.

"Genre puisi esai ini memancing perdebatan luas di kalangan sastrawan sendiri. Aneka perdebatan itu sudah pula dibukukan. Terlepas dari pro kontra pencapaian estetik dari puisi esai, pengaruh puisi esai dan penggagasnya Denny JA dalam dinamika sastra mutakhir tak mungkin diabaikan siapa pun," kata Ketua Tim 8, Jamal D Rahman.

Tak tanggung-tanggung, entah kebetulan atau tidak, peluncuran buku '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh' itu juga dilakukan pada 3 Januari lalu, atau sehari sebelum ulang tahun ke-51 pria kelahiran Palembang itu. Benar-benar menang 'satu putaran' di hari kelahiran.

(mdk/ren)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP