Densus 88 Sebut Empat WNA Uzbekistan Ditangkap Bukan Ditahan
Merdeka.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror Polri telah mengamankan empat orang Warga Negara Asing (WNA) asal Uzbekistan. Mereka yang diamankan pada 24 Maret 2023 berinisial BA alias Jf (32), OMM alias IM (28), BKA (40) dan MR (26).
Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar mengatakan, meski sudah diamankan namun belum dilakukan penahanan terhadap para WNA tersebut.
"Sementara ini masih diamankan atau ditangkap, bukan ditahan," katanya saat dihubungi, Rabu (5/4).
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Siapa yang ditangkap Densus 88? Aswin mengatakan, Densus 88 Antiteror akan menggali lebih jauh keterangan dari para pelaku, termasuk mencari barang-barang lain yang berhubungan dengan aksi teror.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
Selain itu, hingga kini pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pihak Imigrasi serta beberapa pihak terkait lainnya. Terutama terkait dengan penahanan.
"Masih dikordinasikan dengan Imigrasi untuk proses selanjutnya. Masih dilakukan itu kordinasikan dengan pihak-pihak terkait," ujarnya.
Sebelumnya, Detasmen Khusus (Densus) 88 antiteror Polri telah mengamankan empat orang Warga Negara Asing (WNA) asal Uzbekistan. Penangkapan yang bekerjasama dengan Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Utara ini dilakukan pada 24 Maret 2024.
Karopenmas Div Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, keempat orang WNA Uzbekistan yang diamankan itu yakni BA alias Jf (32), OMM alias IM (28), BKA (40) dan MR (26).
"3 dari 4 WNA Uzbekistan ini diduga terlibat dalam aktivitas terorisme melalui propaganda di media sosial dan merupakan bagian dari organisasi teror Internasional," kata Ramadhan kepada wartawan, Selasa (4/4).
Ia menjelaskan, terdapat beberapa aktivitas menonjol yang dilakukan para WNA tersebut terutama oleh BA. "Terpantau aktif menyebarkan propaganda di berbagai platform medsos serta berupaya mencari orang-orang yang memiliki pemahaman yang sama dengannya di Indonesia dalam rangka melaksanakan aksi teror," jelasnya.
Untuk tiba di Indonesia, para pelaku ini harus melewati atau melalui beberapa negara seperti Abudabi hingga Malaysia. Kemudian, mereka pun tiba di Indonesia pada 29 Januari 2023.
"Keempat WNA Uzbekistan ini melakukan perjalanan ke Indonesia dengan rute perjalanan Istanbul-Abu Dhabi transit, kemudian Malaysia dan tiba di Indonesia yang dimulai pada 29 Januari 2023, dan tiba di Malaysia tanggal 30," sebutnya.
"Dua dari empat WNA berangkat mendahului ke Indonesia pada 6 Febuari 2023, sedangkan dua lainnya berangkat tiga minggu setelahnya yaitu tanggal 27 Febuari 2023," tambahnya.
Selain itu, berdasarkan informasi dari Pemerintah Uzbekistan dan hasil penyelidikan petugas menunjukan tiga orang yakni BA, OMM dan MR merupakan bagian dari organisasi teror Internasional yakni Katibah Tauhid Wal Jihad.
"Yang aktif beraktivitas di wilayah Timur Tengah khususnya Suriah. Sedangkan yang satu lainnya yang bernama BKA memiliki peran penyedia dukungan keuangan serta dokumen palsu," ujarnya.
Peran Pelaku
Ramadhan menjelaskan, untuk peran dari masing-masing WNA tersebut yakni BA yang merupakan Direktur Milisi Organisasi Teror Internasional pada tahun 2021 lalu.
"Pergi dari Uzbekistan ke Turki, dimana ia akan dikirim ke Camp Milisi di Suriah. Selama di Turki, BA ini terlihat dalam propaganda terkait pemikiran radikal atau ekstrimis dan jihad global," jelasnya.
"Dia bertugas mengorganisir penerimaan dan pengiriman ke kelompok ini untuk mewujudkan niatnya melakukan aksi teror. Saat ini kementerian dalam negeri Uzbekistan membuka kasus kriminal terhadapnya terkait propaganda ideologi radikal," sambungnya.
Kemudian, untuk OMM merupakan pendukung dari Organisasi Katiba Tauhid dan pada tahun 2020 pergi ke Suriah atas perintah dari pimpinan kelompok tersebut di Suriah.
"Ia menyelesaikan pelatihan terorisme subversif di Camp Milisi dan secara aktif terlibat dalam kegiatan kelompok tersebut. Yang ketiga MR, Direktur pada tahun 2020 oleh organisasi Internasional Katibah Tauhid Wal Jihad dan mengirimnya ke Suriah. Dimana ia juga menyelesaikan pelatihan terorisme subversif pada tahun 2022," ungkapnya.
Selanjutnya, untuk BKA berdasarkan informasi dari Dinas Keamanan Negara Uzbekistan berada di bawah pemantauan Dinas Keamanan Negara Uzbekistan sebagai individu yang memberikan bantuan terhadap ketiga rekannya.
"Ia bertanggungjawab dalam pembuatan dokumen palsu dan membantu dalam dukungan keuangan dengan tujuan mensukseskan aspirasi subversif mereka," ucapnya.
"Terakhir, barang bukti yang berhasil diamankan yaitu beberapa passport Uzbekistan milik keempat tersangka baik domestik maupun Internasional. Kemudian satu lembar resi penerima moneygram, kemudian satu lembar kode booking pesawat, Ipad beberapa buah handphone dan beberapa screenshot unggahan yang bermuatan propaganda," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, mengatakan ada tiga orang penghuni rumah yang diamankan dan diperiksa karena dugaan terorisme
Baca Selengkapnya"Ya kita kan enggak menganut tentara bayaran, tidak ada. hoaks itu," tegas Panglima TNI
Baca SelengkapnyaPolri menambahkan, dari hasil pemeriksaan yang dilaporkan oleh Divpropam, tidak ada masalah dari aksi penguntitan yang dilakukan Bripda IM kepada Jampidsus.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Antiteror Polri menyebut sejauh ini tidak ada eskalasi peningkatan ancaman terorisme sampai dengan peringatan 17 Agustus.
Baca SelengkapnyaKadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan anggota Densus tersebut benar diamankan diamankan Kejagung.
Baca SelengkapnyaRumah kontrakan ini dihuni puluhan pengangguran asal China.
Baca SelengkapnyaAwalnya ada 14 tahanan yang melarikan diri, namun 8 orang sudah kembali diamankan.
Baca SelengkapnyaSumedana menegaskan permasalahan penguntitan tersebut telah diselesaikan
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar menjelaskan terkait dua tersangka yang tewas adalah teroris di Lampung, pada 12 April 2023.
Baca SelengkapnyaTiga pria diamankan dalam sebuah rumah kontrakan di Kota Batu
Baca Selengkapnya