Densus 88 Sebut Terorisme di Indonesia Metamorfosis Ketidakpuasan Politik Masa Lalu
Merdeka.com - Kasubdit Penyidikan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Dr Imam Subandi mengatakan, aksi terorisme di Indonesia merupakan metamorfosis dari rasa ketidakpuasan kekuasaan politik di masa lalu.
"Kalau kita lihat sejarah awalnya tidak murni agama tetapi politik kekuasaan," katanya di Jakarta, Selasa (27/7).
Ia mengungkapkan, keadaan sekarang tidak bisa dilepaskan dari sejarah masa lalu saat terjadi revolusi 1945-an dan 1980-an munculnya Negara Islam Indonesia (NII) yang kemudian bermetamorfosis.
-
Bagaimana kondisi Indonesia di tahun 1945-1950? Sebab, pada tahun itu, kondisi politik dan keamanan negara sudah mulai kondusif, karena pada 1945 hingga 1950-an masih banyak peperangan yang mengharuskan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaannya.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Apa teori masuknya Islam di Indonesia? Proses Masuknya Islam ke Indonesia Menurut Teori Gujarat Teori Gujarat merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang Islamisasi di Indonesia.
Dari ketidakpuasan tadi, kemudian disakralisasi dan diubah ke arah isu-isu agama yang pada akhirnya muncul penggunaan isu-isu keagamaan menjadi dasar atau alasan lahirnya aksi-aksi teror.
Saat NII muncul pemerintah mengambil langkah tegas dengan menumpas organisasi tersebut. Tidak sampai di situ lahir pula Jamaah Islamiyah (JI) kemudian bermetamorfosis menjadi Majelis Mujahidin Indonesia dan lain sebagainya.
Jika ditarik benang merah jauh ke belakang, kata Imam Subandi, maka aksi-aksi terorisme yang terjadi masih berkaitan dengan masa lalu.
Hal itu, lanjutnya, juga masih berkaitan dengan hilangnya tujuh kata dalam Pancasila dan terkait penumpasan yang cukup keras terhadap orang-orang yang menginginkan Indonesia dibangun atas dasar hukum Islam.
Oleh sebab itu, menurut dia, adanya aksi-aksi terorisme di tanah air terjadi karena rasa tidak puas atas kekuasaan politik yang dimulai dari NII, Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) hingga membentuk wujud yang lebih kongkret, yakni terorisme.
Terorisme bisa saja muncul dari agama-agama lain tergantung dari bentuk ketidakpuasan di suatu negara. Misal di Inggris yang didominasi nonmuslim maka teroris bisa muncul dari agama di luar islam.
"Atau misalkan terjadi di India, maka agama Hindu atau Sikhisme sebagai latar belakang rasa ketidakpuasan bisa melakukan aksi terorisme," ujarnya seperti dilansir dari Antara.
Begitu juga di negara-negara lain yang mayoritas bukan muslim, ketika merasa terjadi ketidakpuasan atau tidak ada keadilan maka jalan kekerasan bisa menjadi pilihan bagi mereka.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaNaskah proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949 menjadi saksi bisu pemberontakan pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaHal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTengah Air Base jadi markas pesawat jet tempur Inggris. Dijaga kuat dengan rudal antipesawat udara.
Baca SelengkapnyaMantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI
Baca SelengkapnyaSalah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaPemberontakan DI/TII terjadi pada tahun 1948 hingga 1949.
Baca SelengkapnyaBNPT menyebut sejak resmi dibubarkan pada tahun 2017, HTI bukan berarti telah tumbang. Gerakan ini terus melakukan kegiatan bawah tanah
Baca Selengkapnya