Densus 88 Temukan 35 Kg Bahan Peledak TATP di Kaki Gunung Ciremai
Merdeka.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror Polri telah menemukan Triacetone Triperoxide (TATP) seberat 35 kilogram. Penemuan ini berada di kaki Gunung Ciremai, pada 1 Oktober 2021 kemarin.
Kabagpenum Div Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan, temuan itu diketahui berdasarkan informasi dari seorang terduga teroris bernama Imam Mulyana yang kini telah berikrar kembali ke NKRI.
"Dalam masa penahanan di Lapas Gunung Sindur, Densus 88 melalui tim Identifikasi dan Sosialisasi (Idensos) melakukan upaya deradikalisasi dan pembinaan berkelanjutan terhadap Imam Mulyana, hingga akhirnya terdakwa teroris itu berikrar untuk mengakui kedaulatan NKRI dan setia kepada Pancasila," kata Ramadhan dalam keterangannya, Senin (4/10).
-
Siapa yang ditangkap saat menempatkan bahan peledak? Sejarahnya dimulai dari peristiwa 5 November 1605 O.S., saat Guy Fawkes, seorang anggota Gunpowder Plot atau Plot Bubuk Mesiu, ditangkap saat menempatkan bahan-bahan ledak di bawah ruangan Dewan Bangsawan.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Apa yang dilakukan Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
-
Bagaimana Brimob Polri mengatasi terorisme? Intensitas perlibatan kekuatan Brimob Polri dalam penanggulangan terorisme di Indonesia meningkat usai serangan teror Bom Bali I. Selain dilibatkan dalam operasi-operasi kepolisian lain, khususnya dalam menghadapi kejahatan berintensitas tinggi seperti keberhasilan Polri mengungkap kasus terorisme di wilayah Poso Sulawesi Tengah tidak terlepas dari adanya peran Korps Brimob Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala bersama dengan TNI.
-
Apa yang dibakar pelaku di Depok? Pada Jumat (8/12) dinihari sekitar pukul 03.30 WIB, seorang pria tak dikenal membakar empat titik di Kp Tipar. Pria tersebut membakar bendera Merah Putih, mobil dan warung warga.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
"Kepada Densus 88 Imam membuat pengakuan yang mencengangkan, dia bersama komplotannya masih menyimpan bahan baku TATP sebanyak 35 kilogram. Penyimpanan bahan peledak yang dikenal sebagai 'The Mother of Satan', karena ledakannya yang dahsyat itu berada di kaki Gunung Ciremai," sambungnya.
Lalu, pada Jumat (1/10) tim Densus 88 AT Polri bersama dengan tim Jibom Brimob Polda Jabar, INAFIS Polres Majalengka, tim Polres Majalengka dan tim Lapas Sentul yang mengawal Napiter Imam Mulyana melakukan pencarian.
"Seluruh tim membelah hutan yang lebat dengan rute yang tidak lazim selama berhari-hari. Tim pada akhirnya menemukan bahan peledak berupa TATP sebanyak 35 kg itu di ketinggian 1.450 MDPL (meter di atas permukaan laut) di sebuah lokasi tersembunyi dan sulit untuk dijangkau, di seputaran Blok Cipager, Desa Bantar Agung, Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat," jelasnya.
Dari hasil pencarian itu, ditemukan sejumlah TATP dalam beberapa wadah terpisah. Sesuai dengan pengakuan Imam Mulyana, ditemukan sebuah toples berisi 10 kilogram TATP murni, botol plastik ukuran 250 ml berisi gotri (besi bulat berukuran kecil), 4 Tupperware berisi TATP murni dan C1 dan setengah botol air minum besar berisi TATP yang sudah berubah warna.
"Selanjutnya Tim Jibom Brimob Polda Jabar melakukan tindakan pemusnahan (disposal) terhadap bahan peledak tersebut di sekitar lokasi penemuan," ucapnya.
Ia mengungkapkan, dari hasil pemusnahan itu diketahui ternyata bahan peledak tersebut masih menghasilkan efek ledakan yang dahsyat. Hal itu terbukti, TATP sebanyak 50 gram yang dimusnahkan di atas tanah, menimbulkan lubang dengan diameter sekitar 1 meter dengan kedalaman 20 cm.
"Pemusnahan lainnya dalam jumlah beragam bahkan menimbulkan getaran hebat, lubang di permukaan tanah, pecahan batu dan tanah longsor. Sebagian sisa TATP saat ini diamankan untuk barang bukti sekitat ¾ botol air mineral ukuran 1.5 liter dan disimpan oleh tim Jibom Brimob Polda Jabar untuk dilakukan penelitian lebih lanjut," ungkapnya.
Menurutnya, tim Densus 88 selama ini memang tidak hanya melakukan penangkapan, tapi juga melakukan upaya-upaya pendampingan dengan melakukan deradikalisasi dan reintegrasi terhadap para Napiter agar mereka kembali ke pangkuan NKRI.
Pencarian dan penemuan bahan peledak TATP sebanyak 35 kilogram, milik Napiter disebutnya merupakan bagian dari kegiatan pencegahan sebelum adanya tindakan terorisme yang bisa mengakibatkan banyaknya korban jiwa.
"Dan ini terungkap dari hasil pengakuan jujur Napiter yang telah sadar sepenuhnya bahwa aksi teror yang mereka rencanakan adalah kejahatan kemanusiaan dan sebuah pengkhianatan bagi keluhuran agama yang dipeluknya," sebutnya.
Diketahui, Imam Mulyana sendiri ditangkap pada 18 September 2017 lalu, sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menghadiri acara penutupan kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke IX Tahun 2017 di Taman Gua Sunyaragi, Cirebon.
Saat itu, Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap Imam di sekitar Bandara Cakrabhuwana, Kota Cirebon, Jawa Barat, tiga jam sebelum Presiden mendarat. Densus 88 mencurigai gerak gerik seorang pemuda di dekat Bandara Cakrabuana, Cirebon, hingga akhirnya melakukan penangkapan.
Dari tangan Imam, Densus 88 mengamankan satu buah koper yang berisi sangkur, airsoft gun, buku ajakan berjihad, dan beberapa benda mencurigakan lainnya. Dari hasil penyelidikan awal pada saat itu, Imam diketahui terkait dengan jaringan JAD dan berniat untuk merampas senjata anggota polisi yang mengamankan kedatangan presiden, sekaligus melukainya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan, proses disposal terbilang cukup panjang mulai dari pendataan hingga pelaporan.
Baca SelengkapnyaKepolisian siap membantu TNI untuk mengamankan sisa proyektil peluru yang terlempar akibat ledakan Gudang Kodam Jaya di Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaGudang munisi nomor 6 itu berisi banyak amunisi kedaluwarsa dan pengembalian dari berbagai satuan dilayani Kodam Jaya di seluruh wilayah Jakarta ini.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI mengatakan, sifat serpihan proyektil dan selongsong amunisi yang tercecer sangat sensitif jika tidak ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaKasus kebakaran dan ledakan Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi perhatian Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca Selengkapnya65 ton amunisi tersebut terdiri dari Munisi Kaliber Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB) kedaluwarsa.
Baca SelengkapnyaBom jenis aircraft tak sengaja ditemukan warga saat bekerja
Baca SelengkapnyaWarga sekitar gudang amunisi terlihat bergiliran masuk terbatas untuk mengambil barang berharga mereka dari rumah.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI menduga penyebab ledakan hingga kebakaran gudang amunisi milik Kodam Jaya karena gesekan amunisi kedaluwarsa yang hendak dimusnahkan.
Baca SelengkapnyaKebakaran melanda TPS Limo pada Minggu (22/10/2023) malam. Asap selimuti Cinere, Depok.
Baca SelengkapnyaWarga menemukan dua pucuk senjata api laras panjang yang terkubur di dalam tanah di areal kolam warga
Baca SelengkapnyaLedakan diduga berasal dari sisa temuan bahan peledak yang belum dimusnahkan.
Baca Selengkapnya