Densus endus mantan juara olimpiade astronomi dunia gabung ISIS
Merdeka.com - Aparat kepolisian berhasil mengendus salah seorang mahasiswa Indonesia yang diduga telah terbang ke Suriah untuk bergabung dengan Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS). Dia adalah Zefrizal Nanda Mardani, mahasiswa yang dikenal sebagai juara olimpiade astronomi di Ukraina pada 2007.
Untuk memastikannya, Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri mendatangi langsung Universitas Airlangga (Unair) dan menanyakan status akademik dari Zefrizal. Namun, selama berkuliah di kampus negeri tersebut, Zefrizal bukan mahasiswa yang menonjol.
"Dari arsip yang ada, kami membenarkan kalau Zefrizal yang disebut-sebut pernah menyabet medali emas olimpiade astronomi di Ukraina pada 2007 itu merupakan mahasiswa Unair, tapi prestasi akademiknya tidak terlalu menonjol," kata Kepala Bagian Akademik FK Unair, Gadis Meinar Sari di kantornya, Surabaya, Minggu (31/7), demikian dilansir Antara.
-
Kenapa ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan? Kelompok Negara Islam atau ISIS, mengatakan mereka melakukan serangan pada hari Jumat (22/3) di Balai Kota Crocus, dan mengunggah bukti video.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Siapa yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang diwisuda di UNNES? Periode ini, Unnes mewisuda empat lulusan program doktor, 75 lulusan program magister, 909 sarjana, dan satu diploma.
-
Dimana mahasiswi itu ditemukan? Diberitakan sebelumnya, Nindi ditemukan tewas di Apartemen Bogor Icon Bukit Cimanggu City (BCC), Kelurahan Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (11/12).
Dari data yang dimiliki Unair, pria kelahiran Trenggalek 30 Desember 1993 lalu itu sudah dua semester tidak menampakkan diri di kampusnya. Pihak kampus juga tidak mengetahui kemana dia pergi, hingga Densus mendatangi kampus tersebut.
Bahkan, Rektor Unair, Nasih mendapat informasi Zefrizal itu sudah keluar dari kampus. "Saya sih tidak tahu pastinya, tapi syukurlah kalau dia (Zefrizal) keluar. Itu artinya iklim pendidikan di Unair tidak nyaman bagi orang-orang yang memiliki basis dan pemikiran radikal," ujarnya.
Nasih menjamin bila Zefrizal tidak mendapatkan pemikiran radikal dari lingkungan FK Unair. "Pengaruh ISIS itu justru dia dapat dari baca-baca di internet, tidak langsung kontak dengan lingkungan sekitar," kata Nasih.
Kendati demikian, Nasih menegaskan pengalaman Zefrizal akan menjadi catatan khusus bagi Unair untuk mendeteksi pemikiran mahasiswa yang radikal. "Kalau ada yang radikal, sudah tidak ada kompensasi lagi. Pasti akan kami keluarkan," katanya.
Selain itu, pihaknya akan berusaha memblokir link radikal yang berseliweran di arena kampus perjuangan itu. Namun, mungkin saja radikalisasi yang diawasi secara ketat itu justru menghampiri mahasiswa di tempat kos.
"Karena itu, orangtua harus sering menjalin komunikasi dengan anaknya untuk mendeteksi perkembangan dari waktu ke waktu," katanya.
Sesuai peraturan Unair, Zefrizal sudah terkena sanksi DO, karena selama dua semester berturut-turut tidak aktif kuliah dan membayar biaya studi, namun keputusan resmi untuk sanksi DO itu datang dari pihak universitas.
"Kami sudah melapor, tapi belum ada keputusan universitas, jadi Zefrizal memang sedang proses DO, karena kami sudah mengusulkan, namun keputusan resminya masih menunggu surat dari Rektor. Itu prosedurnya," katanya.
Untuk menempuh prosedur DO, pihak universitas sudah tiga kali melayangkan surat peringatan kepada orang tua Zefrizal, namun tidak ada jawaban.
Dari histori akademik mahasiswa, Zefrizal termasuk jenius dan cerdas. Pada awal masuk kuliah, Indeks Prestasi Komulatif (IPK) Zefrizal mencapai 3,58 dan IPK di atas 3,00 itu bertahan hingga dua tahun pertama.
Namun, memasuki tahun ketiga pada semester ganjil, IPK-nya hanya 2,96. Sementara IPK terakhir pada semester genap 2014/2015, hanya mencapai 2,2 dan sejak itu Zefrizal mulai menghilang.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku merupakan anggota kelompok Daulah Islamiyah yang masih terafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Baca SelengkapnyaTersangka teroris itu ditangkap di perumahan pesona anggrek harapan blok B 7 Nomor 20A RT 07 RW 027 harapan Jaya Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaDensus 88 mengamankan beberapa komponen elektronik dan bahan peledak
Baca SelengkapnyaPPATK telah membekukan beberapa rekening yang berkaitan dengan pegawai KAI tersebut.
Baca SelengkapnyaKabagbanops Densus 88 Polri, Kombes Pol Aswin Siregar mengungkapkan, pegawai BUMN terduga teroris ISIS berinisial DE berencana melancarkan aksi.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya akan memberikan pernyataan terkait ini nanti sore
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang pria berinisial DE. Pegawai BUMN itu ditangkap Densus 88 di Harapan Jaya, Bekasi Utara.
Baca SelengkapnyaSalah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami asal dan rencana penggunaan senjata tersebut.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan pada Jumat (14/7) lalu. Kedua terduga teroris tersebut berinisial HSN alias UL dan OS alias O.
Baca SelengkapnyaAswin mengatakan, HOK menjadi salah satu simpatisan ISIS. HOK berbaiat dengan ISIS melalui media sosial
Baca SelengkapnyaKaropenmas Div Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, memiliki satu akun Media Sosial Telegram.
Baca Selengkapnya