Depan pemerintah Jerman, kepala BNPT ungkap cara atasi masalah terorisme
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius memenuhi undangan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jerman. Dalam pertemuan Suhardi menjelaskan upaya yang dilakukan Indonesia dalam menangani masalah radikalisme dan terorisme.
"Kami diminta untuk menjelaskan mengenai pendekatan yang dilakukan Indonesia selama ini dalam menangani masalah terorisme ke beberapa institusi pemerintahan yang ada di Jerman. Karena mereka ingin tahu bagaimana pengalaman kita (Indonesia) selama ini dalam menanggulangi terorisme, termasuk di antaranya mengenai tantangan dari FTF (Foreign Terrorist Fighter)," ujarnya.
Hal ini disampaikan Suhardi usai melakukan pertemuan di kantor The Federal Criminal Police Office of Germany (Bundeskriminalamt/BKA), Wiesbaden, Jerman, pada Kamis (19/10) malam.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia di pertemuan Konsultasi? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Siapa yang menjadi juru bicara Indonesia di PBB? Untuk memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi, Presiden Soekarno meminta LN Palar untuk menjadi juru bicara Indonesia di pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Lebih lanjut, mantan Kabareskrim Polri ini, menjelaskan bahwa instansi pemerintahan Jerman yang turut hadir untuk menerima penjelasan darinya di antaranya Federal Ministry of the Interior (Kementerian Dalam Negeri Jerman), Federal Foreign Office (Kementerian Luar Negeri Jerman), Bundeskriminalamt/BKA Germany, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (BAHIRA Advice Centre).
Kepada instansi pemerintah Jerman itu, alumni Akpol tahun 1985 ini, menyampaikan bahwa pentingnya upaya untuk menyeimbangkan antara penggunaan pola hard approach (pendekatan keras) dan soft approach (pendekatan lunak) dalam penanggulangan terorisme tersebut.
"Terlebih dalam soft approach Indonesia relatif berhasil dalam program deradikalisasi, di mana teroris yang telah menjalani masa hukuman dari sebanyak 560 orang hanya 3 orang yang kembali melakukan tindakan terorisme," ujar mantan Kapolda Jabar ini.
Mantan Kadiv Humas Polri ini mengatakan, program kontra-radikalisasi yang dilakukan BNPT yakni dengan menggandeng unsur masyarakat termasuk pemuda, 'netizen' dan juga mantan aktivis teroris untuk melakukan counter narative telah menjadi program unggulan nasional. "Ini juga berjalan efektif," tuturnya.
Menanggapi penjelasan Suhardi, Vice-President of the Bundeskriminalamt, Peter Henzler menyampaikan ketertarikan untuk mempelajari lebih intensif melalui kunjungan balasan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
"Kebijakan BNPT sangat komprehensif dan kami berminat untuk melihat secara langsung implementasi kebijakan yang dilakukan BNPT khususnya mengenai pendekatan soft approach itu," ujar Peter.
Dalam pertemuan tersebut, Suhardi didampingi Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris, dan Kasubdit Amerika Eropa, Wandi Andrianto Syamsu. Turut serta dalam delegasi Indonesia tersebut, Direktur Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), Universitas.Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Irfan Abubakar.
Turut juga mendampingi Suhardi selama berada di Jerman, yakni Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Fauzi Bowo beserta staf Kedubes RI di Jerman. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BNPT Republik Indonesia (RI) baru saja meresmikan Museum Nasional Penanggulangan Terorisme.
Baca SelengkapnyaRuang perjumpaan lintas agama diharapkan semakin banyak untuk memperkuat kerukunan umat beragama
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaSementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berpesan kepada BNPT untuk lebih memperkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak.
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca SelengkapnyaBNPT hadir sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk menjalankan fungsi pencegahan terhadap virus-virus intoleransi.
Baca SelengkapnyaMarthinus dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/12).
Baca SelengkapnyaKepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan Global Terrorism Index semakin baik.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, dengan kemajuan teknologi saat ini kejahatan lintas negara berkembang semakin masif dan cara-caranya semakin kompleks.
Baca SelengkapnyaPemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca SelengkapnyaPola menangani terorisme dan narkotika hampir mirip dengan rehabilitasi dilakukan BNN dan deradikalisasi dilakukan Densus 88 Antiteror.
Baca SelengkapnyaAMMTC ke-17 diharapkan menjadi platform bagi negara-negara ASEAN untuk mengevaluasi kemajuan dan kolaborasi dalam mengatasi tantangan.
Baca Selengkapnya