Deretan keonaran Amokrane di Bali hingga buat polisi geram
Merdeka.com - Ketenangan Pulau Bali tengah terusik hadirnya Amokrase Sabet si pembuat onar. Memiliki badan besar berotot penuh tato, membuatnya terlihat seram. Warga negara Perancis itu, bahkan tidak takut melawan polisi.
Amokrane akhirnya tewas ditembak polisi bertubi-tubi, Senin (2/5) kemarin. Sebelum meninggal, bule berbadan kekar itu menusuk seorang anggota polisi hingga tewas. Kondisi ini diduga membuat para personel polisi lainnya makin geram melihat Amokrane.
Selama tinggal di Bali, Amokrane memang dikenal sebagai bule tukang onar. Banyak hal nekat dilakukannya. Selama ini keonarannya dilakukan di sekitar wilayah Seminyak dan Berawa, Kuta Utara, Bali. Pria berusia 49 tahun itu bahkan sudah masuk daftar hitam para agen perjalan wisata maupun hotel di Bali.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Bagaimana PKI berusaha membunuh Abah Anom? Mereka tidak langsung melakukan serangan, melainkan menyusup ke dalam lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya dengan menyamar sebagai santri.
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Kenapa mereka ditembak? Pelaku penembakan terhadap tiga orang pemuda asal Peboko, Kelurahan Kefamenanu Utara, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), ditangkap.
Salah satu aksi onar hingga bikin dirinya tenar, ketika merobek surat panggilan polisi. Pemanggilan Amokrane lantaran selama ini dia dianggap meresahkan warga sekitar Berawa. Bukannya memenuhi panggilan, bule asal Perancis itu malah meradang.
Amokrane dikenal mantan petarung Mixed Martial Arts (MMA). Tidak diketahui jelas sejak kapan dan apa pekerjaan bule itu selama tinggal di Bali. Namanya santer terdengar hanya sebagai pembuat onar.
Selain merobek surat panggilan kepolisian, keonaran Amokrane juga dilakukan hingga tempat makan. Informasi dihimpun, peristiwa itu sekira pertengahan tahun 2015. Amokrane kabur setelah kenyang makan. Saat datang kedua kalinya, manajer restoran langsung mengusirnya. Namun, Amokrane malah mengancam menyakiti manajer restoran tersebut.
Lebih kacau lagi, dia pernah meminjam istri orang untuk memuaskan hasratnya. Ulah itu dilakukan ketika bertemu dengan pasangan warga negara lain, Amokrane dengan santai memuji wanita dan mengajaknya berkencan. Sontak sang suami geram dan terjadilah keributan.
Aksi ugal-ugalan Amokrane akhirnya tidak ada lagi. Dia terpaksa didor polisi berkali-kali. Penusukan dilakukannya kepada seorang anggota polisi merupakan ulah onar terakhirnya di Bali. Kedamaian Pulau Dewata diharapkan cepat pulih.
Kapolda Bali Irjen Sugeng Priyanto menegaskan langkah menembak mati Amokrane dilakukan Polsek Kuta Utara sesuai prosedur. Apalagi kejadian itu dianggap Amokrane membahayakan masyarakat.
"Dalam menangani sebuah tindakan yang dirasa itu sudah membahayakan warga, tentu dilakukan tindakan pengamanan. Saya rasa itu sudah sesuai dengan prosedur," kata Sugeng, kemarin.
Secara terpisah, tim kedokteran forensik RSUP Sanglah menemukan empat luka tusukan senjata tajam di beberapa tubuh anggota polisi yang ditikam Amokrane. Di antaranya, luka tusuk pada pipi kanan, dua tusukan pada bagian dada dan satu tusukan di paha.
"Selain empat luka tusukan, di beberapa tubuh korban juga ditemukan luka tangkisan," ungkap Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah, dr. Dudut Rustyadi.
Ditanya soal hasil autopsi dari Amokrane Sabet, Dudut enggan untuk berkomentar banyak. Pihaknya menyarankan untuk lakukan konfirmasi kepada polisi. "Untuk yang bule silakan langsung ke pihak polisi," terangnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menembak mati seorang maling spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang biasa membekali diri dengan bom ikan.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Gunung Soputan, depan Balai Pertemuan Bhumiku, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Bali pada Rabu (17/1) dini hari.
Baca SelengkapnyaKerusuhan itu terjadi akibat provokasi yang dilakukan sejumlah pihak saat mediasi berlangsung.
Baca SelengkapnyaTeror pertama bermula dari baku tembak yang menewaskan Bripda Alfandi Steve Karamoy.
Baca SelengkapnyaSaat ini situasi di Distrik Bomakia kembali aman dan kondusif masyarakat kembali aktivitas seperti biasanya.
Baca SelengkapnyaAG tercatat sudah sembilan kali melakukan perampasan sepeda motor dan melukai korbannya.
Baca SelengkapnyaPolrestabes mengklaim bahwa kematian siswa SMKN 4 Semarang, karena hendak tawuran.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di perkebunan kopi milik warga tepatnya Kelurahan Puguk Kecamatan Seluma Utara, Bengkulu
Baca SelengkapnyaAparat menembak tiga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Puncak Jaya, Papua Tengah, Selasa (16/7).
Baca SelengkapnyaSeorang warga Kelurahan Tenda, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo inisial MH (47) meregang nyawa usai terkena peluru panas polisi.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini bermula saat korban sedang menelepon, namun tiba-tiba terlihat gerombolan OPM menembak.
Baca SelengkapnyaDalam kejadian tersebut, telah membuat satu pimpinan KKB di Papua, Abubakar Kogoya tewas.
Baca Selengkapnya