Deretan senjata canggih andalan Marinir TNI AL
Merdeka.com - Korps Marinir TNI Angkatan Laut baru saja merayakan hari jadinya ke-70. Korps ini merupakan salah satu pasukan elite yang dimiliki TNI AL, dan memiliki dua pasukan khusus bernama Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib) serta Detasemen Jala Mangkara (Denjaka).
Asam garam sudah dirasakan seluruh prajurit tempur Korps Marinir, mulai dari Operasi Djajawidjaja yang melibatkan ribuan personel untuk merebut kembali Tanah Papua dari tangan Belanda, hingga Operasi Seroja di Timor Timur pada Desember 1973.
Sejak awal, Korps Marinir memang dibentuk sebagai salah satu pasukan elite di TNI, setidaknya sama dengan Kostrad dan Paskhas. Tak heran, setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda, pasukan ini memperkuat diri dengan perlengkapan-perlengkapan baru dan modern dibandingkan angkatan lainnya.
-
Apa tugas utama Korps Marinir TNI AL? Sebagaimana kita tahu, Korps Marinir adalah satuan unit pada TNI AL yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan operasi amfibi, pertahanan pantai, pengamanan pulau terluar, pembinaan potensi maritim, hingga pembina kekuatan serta kesiapan operasi satuan.
-
Bagaimana Anak TNI berprestasi? Dalam Kejuaraan Nasional Arung Jeram itu, Shafira mengikuti lomba Sprint, Head to Head, Slalom, dan Down River Race.
-
Siapa Anak TNI yang berprestasi? Prestasi membanggakan datang dari remaja bernama Shafira Az-Zahra Aurelia Putri Saputra.
-
Apa prestasi Anak TNI tersebut? Dia baru saja 'memborong' dua medali atas kemenangannya pada Kejuaraan Nasional Arung Jeram Jakarta Tahun 2024.
-
Bagaimana Taifib Marinir berlatih? Dilatih dengan keras. Para Prajurit Intai Amfibi selalu diterjunkan di garis depan.
-
Dimana Korps Marinir dibentuk? Korps marinir lahir pada tanggal 15 November 1945 di Tegal, Jawa Tengah, dengan nama Corps Mariniers.
Sayangnya, kekuatan pasukan ini sempat meredup selama Orde Baru berkuasa. Banyak persenjataan yang ketinggalan zaman, namun hal itu tak membuat moril pasukan melemah.
Sejak era reformasi, pelbagai senjata baru terus didatangkan, salah satunya LVT-7 yang sempat tampil berani dengan terjun dari darat ke laut. Berikut persenjataan Korps Marinir yang dirangkum merdeka.com:
RM 70 Grad
Kehadiran alutsista jenis ini seakan menjadi sebuah angin segar bagi Korps Marinir. Setelah sekian lama menjadi anak tiri, RM 70 Grad segera menjadi senjata andalan guna menggebuk kekuatan musuh.RM 70 Grad berjenis self propelled MLRS berkaliber 122 mm dengan 40 peluncur roket untuk setiap unitnya. Kendaraan tempur (ranpur) ini menjadi alutsista self propelled pertama di lingkungan TNI berpenggerak 8×8. Lebih unggul dibandingkan self propelled TNI AD yang paling baru, Astros II MK6 asal Brazil pun hanya berpenggerak 6×6.Ranpur rancangan DMD group ini terpasang peluncur tipe 9P-152 dengan berat sekitar 23 kg dan panjang 3 meter. Satu kendaraan terpasang 10 peluncur dengan jarak 1,45 meter. dengan senjata-senjata tersebut, alutsista ini memiliki bobot kosong 2,31 ton.Guna mendukung pertempuran, Grad memiliki keunggulan mobilitas tinggi, di mana peluncur roket bisa diputar hingga sudut 70 derajat (kanan) dan 102 derajat (kiri). Tak hanya itu, efek semburan roket juga cukup besar, di mana bisa membuat bebatuan di kawasan seluas 16×25 meter bisa berhambur keras ke segala arah.Dalam satu kali penembakan, Grad bisa menghabiskan 40 roket tanpa henti dengan jarak 0,5 detik, dan hanya memakan waktu antara 77 detik. Jarak maksimum target 20,75 km. Bahkan bisa senjata ini siap menembak dalam tempo 2,5 menit dalam keadaan tidak siaga.
GIAT LG-1
Keberadaan howitzer berat ini menambah kekuatan Korps Marinir sejak 1994, jumlahnya mencapai 20 pucuk. Saat ini, alutsista tersebut ditempatkan di Batalyon Howitzer 1–Resimen Artileri 1 (Surabaya) dan Batalyon Howitzer 2–Resimen Artileri 2 (Cilandak).Meriam inilah yang memberikan dukungan besar dalam operasi pendaratan yang dilakukan Korps Marinir di Pantai Samalanga, Aceh. Bahkan, saat mencoba memukul kekuatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), pasukan bisa leluasa memasuki area berbahaya setelah ratusan peluru meluluhlantakkan basis pertahanan yang dikuasai GAM.LG-1 MK II dibangun dari komponen laras sepanjang 3,17 meter seberat 100 kg. Senjata ini mampu menembakkan 12 butir peluru setiap menitnya dengan jarak maksimal 19,5 kilometer, dan minimal 1,4 km. Untuk menyiapkan senjata ini, tujuh personel Marinir hanya membutuhkan waktu selama 30 detik.Meski merupakan jenis teringan di kelasnya, meriam ini memiliki kelebihan dalam mutu dan kinerja penembakannya, di mana memungkinkan laras menembakkan proyektil dengan tekanan lebih besar. Sistem ini membuat tenaga tolak baliknya bisa diredam sekecil mungkin.
LVT-7
Aksi yang ditunjukan tank amfibi ini berhasil memberikan ketegangan masyarakat. Lewat kemampuannya, tank ini melompat dari atas dermaga ke permukaan laut tanpa tenggelam sekalipun.Tank buatan Amerika Serikat ini merupakan hibah dari Korea Selatan kepada Korps Marinir TNI AL merupakan jenis Landing Vehicle Tank tipe 7A1. Sebelum dihibahkan, tank ini telah menjalani efisiensi 90 persen.Tank amfibi LVT-7 (Landing Vehicle Track Personel) merupakan hasil modifikasi dari jenis LVT yang memiliki julukan Alligator. Tank amfibi ini pertama kali dibuat pada tahun 1935 oleh Donald Roebling, untuk kemudian dimanfaatkan jajaran Korps Marinir Amerika Serikat.LVT-7 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1972. LVT-7A1 sekelas dengan tank amfibi PT 76 dan tank amfibi BTR 60 yang sudah dimiliki Indonesia.
BMP-3F
Walaupun jumlah yang didatangkan tak mencapai 20 unit dari rencana awal, namun keberadaan ranpur jenis ini menambah kekuatan Korps Marinir. 17 Unit tank ini merupakan jenis yang paling modern dan tercanggih yang dimiliki Indonesia.BMP-3F merupakan tank angkut personel yang kelanjutan dari generasi BMP-2. Dibanding varian sebelumnya, tipe ini dirancang agar mampu menantang ombak laut di level 2, dan bisa beroperasi di laut selama 7 jam.Senjata andalannya adalah kanon balistik sedang kaliber 100 mm, dengan kecepatan menembak berkisar 25 m per detik. Terdapat pula platform peluncur rudal kendali anti tank (ATGM) yang diluncurkan melalui sistem kendali laser maupun badan panser.BMP-3F memiliki berbobot kurang lebih 18,7 ton, panjang 8 meter, lebar 3,5 meter dan tinggi 2,5 meter, kapasitas awak 3 orang serta 7 personel pasukan bersenjata lengkap. Dari segi bobot, BMP-3F adalah rampur kavaleri terberat Korps Marinir.
BTR-80A
Panser ini telah beroperasi di Korps Marinir TNI AL sejak 15 November 2002. Saat ini, Indonesia memiliki 24 unit, masing-masing memperkuat dua resimen Kavaleri Marinir di Surabaya dan Jakarta. Satu di antaranya mengalami kerusakan akibat diterjang tsunami di Aceh.Salah satu senjata andalannya adalah mitraliur 2A72 co axial berkaliber 30 mm dengan daya tembak 330 butir peluru per menit. Di tambah senapan mesin PKT berkaliber 7,62 mm yang mampu menembakkan 2 ribu butir peluru dengan jarak tembak 1.500 meter. Terpasang pula enam pelontar granat asap untuk pertahanan.BTR-80A telah mengadopsi ban jenis KI-126 yang diklaim kebal peluru hingga kaliber 12,7 mm. Bahkan, tetap mampu digunakan tanpa mengalami kempis selama 10 jam. Panser ini juga bisa melindungi awak dan pasukannya dari senjata nuklir, biologi maupun kimia.Mesin yang digunakan panser ini adalah diesel YaMZ-238M2 240 PK, membuatnya mampu memacu kendaraan dengan kecepatan 80 km per jam di jalan raya dan 40 Km/jam di medan off road.Guna menjalani fungsi sebagai panser amfibi, terpasang sebuah jet air yang mampu membuatnya melaju dengan kecepatan 9 km per jam. Terjangan ombak juga tak akan membuat pandangan pengemudi terhalang, sebab terdapat lempeng baja yang mampu memecah ombak ditambah periskop jenis TNPO-165.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada peringatan HUT, marinir TNI memperlihatkan sejumlah kehebatannya
Baca SelengkapnyaSetiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL. Pada tahun 2023 ini, para pembela bangsa ini tepat berusia 78 tahun.
Baca SelengkapnyaApakah TNI masih menjadi yang terkuat di Asia Tenggara?
Baca SelengkapnyaPenambahan alutsista ini membuat TNI semakin disegani dan ditakuti dunia. Terlebih, kekuatan militer Indonesia di peringkat ke-15 dari 140 negara di dunia.
Baca SelengkapnyaDipilih dari personel terbaik. Dilatih dengan keras. Para Prajurit Intai Amfibi TNI AL selalu diterjunkan di garis depan.
Baca SelengkapnyaPelatihan dilakukan guna meningkatkan kemampuan prajurit dalam medan perang
Baca SelengkapnyaDesain interior di dalamnya begitu apik. Tak ketinggalan, ada teknologi canggih yang digunakan.
Baca SelengkapnyaJenderal Maruli Simanjuntak ternyata mempunyai adik yang juga berkarier di militer. Adik Maruli bernama Deni Hasoloan Simanjuntak.
Baca SelengkapnyaNasib tak ada yang tahu, dulu jadi peraih Adhi Makayasa kini pangkatnya di bawah rekan seangkatan. Siapa sosok yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaTNI mendapatkan hadiah berupa ratusan unit alat peralatan pertahanan dan keamanan
Baca SelengkapnyaPemerintah juga akan kedatangan 42 unit pesawat tempur Rafale secara bertahap sekaligus merencanakan modernisasi radar.
Baca SelengkapnyaAgus Subiyanto mengungkap rasa bangga-nya menjadi bagian dari keluarga besar Hiu Kencana.
Baca Selengkapnya