Derita bayi Yusuf, berat badan menyusut karena sakit usus tak kunjung sembuh
Merdeka.com - Kepedihan mendalam menyelimuti pasangan Buyung Efendi dan Rumyati, orang tua dari Yusuf Kurniawan, bayi berusia 3 bulan yang menderita gizi buruk.
Tak seperti bayi pada umumnya, bayi malang kelahiran Tangerang 24 Juli 2017 ini harus merasakan kesakitan luar biasa, karena tumbuh kembang fisiknya yang lambat bahkan cenderung menurun.
"Bukan tambah besar sekarang malah mengecil, usia 3 bulan tapi berat badannya malah menjadi 2.9 ons," kata Rumyati yang merupakan warga Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10).
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Apa derita anak pertama? Memang, menjadi anak pertama dalam keluarga seringkali dianggap sebagai posisi yang istimewa, namun banyak juga tantangan dan derita yang dirasakan oleh mereka.
-
Apa yang terjadi pada bocah di Tasikmalaya? Ada-ada saja kejadian yang menimpa bocah 3 tahun asal Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia tak berhenti menangis usai kepalanya tersangkut di kaleng wafer.
-
Kenapa anak kanker di Indonesia susah sembuh? Salah satu penyebab utama rendahnya angka kesembuhan kanker pada anak di Indonesia adalah keterlambatan diagnosis. Hal ini sangat memengaruhi keberhasilan pengobatan.
-
Kenapa berat badan bayi sulit naik? Beberapa penyebab yang umum terjadi antara lain: Asupan gizi yang tidak mencukupi: Hal ini dapat disebabkan oleh produksi ASI yang kurang, teknik menyusui yang tidak tepat, atau pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang belum optimal. Masalah kesehatan: Berbagai kondisi medis seperti refluks asam lambung, alergi terhadap makanan, atau infeksi dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi dan pertumbuhan bayi. Faktor genetik: Terdapat bayi yang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk tumbuh lebih lambat atau memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil. Aktivitas berlebihan: Bayi yang sangat aktif mungkin membakar lebih banyak kalori dibandingkan dengan yang mereka konsumsi. Stres atau perubahan lingkungan: Perubahan dalam rutinitas atau lingkungan bayi dapat memengaruhi pola makan dan tidurnya.
Rum menjelaskan, Yusuf Kurniawan yang terlahir normal tanggal 24 Juli 2017, mulanya tak menunjukkan gejala penyakit serius. Namun tanda-tanda penurunan berat badan Yusuf mulai terlihat sejak bayi malang itu berusia satu minggu.
"Awalnya normal, lalu setiap kali diberikan susu dia muntah-muntah. Keluar semua, jadi seperti tidak ada yang masuk ke dalam tubuhnya," ucap Rum.
Namun jerat kemiskinan tak banyak membuatnya berani untuk mengajak sang buah hati berobat ke rumah sakit.
Tetapi berkat bantuan tetangga dan sanak familinya, Rum dan suami Buyung Efendi, akhirnya memeriksakan Yusuf ke fasilitas medis terdekat. Dari penjelasan dokter saat itu, lanjut Rum, Yusuf Kurniawan didiagnosa menderita penyakit usus.
"Sama dokter dibilang ususnya ada yang ngeganjel, jadi makanan dan minuman enggak bisa masuk, jadi sekarang kurus dan sering panas tinggi," kata dia.
Rum dan Buyung juga diminta untuk mengobati Yusuf ke fasilitas medis yang lebih baik, untuk dilakukan perawatan intensif. Namun keterbatasan biaya pengobatan, membuatnya tak berani memeriksakan Yusuf ke Rumah sakit besar.
Diterangkan Rum, Buyung Efendi, ayah Yusuf Kurniawan, sehari-hari menggantungkan hidupnya dari melaut, penghasilan hariannya sebagai nelayan sangat pas-pasan.
"Nelayan hidupnya lebih banyak berutang, kalau sedang bagus ada rejeki banyak buat bayar utang," kata dia.
Sampai kemudian para tetangga mendatangi Yusuf dan berinisiatif membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
"Ini dibantu tetangga, saya tidak ngerti. Enggak ada biaya juga," ucap Rum memelas.
Dijelaskan Rum, Yusuf Kurniawan sudah dua hari ini menjalani perawatan di RS Siloam Karawaci melalui Program Jamkesda.
"Alhamdulillah sudah di RS, tapi saya lihat, anak saya ini belum diapa-apain. Enggak ada obat atau apapun. Saya pasien Jamkesda tapi tetap dimintakan uang, saya enggak paham," aku dia. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sang ibu menuntut pertanggungjawaban kepada pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaAyah remaja putri itu sudah tiada sejak bayi dan ibunya kabur saat usianya baru empat tahun.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita berjanji menangani bayi berinisial LAH secara optimal.
Baca SelengkapnyaBayi yang lahir prematur, yaitu di bawah 28 minggu, sering mengalami berbagai masalah, terutama terkait dengan gangguan pernapasan.
Baca SelengkapnyaTak hanya dari keluarga miskin, anak dari keluarga orang kaya juga bisa kena stunting.
Baca SelengkapnyaKetika bayi mengalami sembelit, orangtua harus segera menyadari dan mencari cara penanganannya.
Baca SelengkapnyaMasalah asam lambung atau GERD bisa terjadi pada bayi dan perlu cepat dikenali oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaKasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaDokter menekankan agar balita yang terdeteksi pendek segera dirujuk ke puskesmas atau RS terdekat
Baca SelengkapnyaHeboh seorang bayi laki-laki berusia 5 bulan di Sumatera Barat (Sumbar) memiliki janin di perutnya.
Baca SelengkapnyaKekurangan zat besi pada bayi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan sehingga patut diperhatikan.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita juga berjanji akan memberikan perkembangan penanganan anak dari Chintia Suciati (29) tersebut secara terbuka kepada masyarakat.
Baca Selengkapnya