Derita bocah ASA penderita hidrosefalus hidup di tenda pengungsian
Merdeka.com - Miris melihat kondisi Putu ASA (4), putra pertama pasangan Kadek Sudiana (28) dan Komang Ayu Destawati (21), warga Banjar Dinas, Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Dalam kondisi rumah yang rata dengan tanah usai banjir bandang yang melanda desanya, dia kini harus tinggal di tenda penampungan.
Hingga saat ini pemerintah masih berupaya membangun kembali rumah-rumah warga yang hancur akibat banjir bandang. Namun ASA yang mengalami kondisi kepala membesar tetap ceria bermain bersama anak-anak sebayanya. Terkadang dia terlihat malu ketika tim sukarelawan mengunjungi para korban bencana di tenda pengungsian.
Seperti saat kunjungan Istri Gubernur Bali Ayu Pastika yang memberikan sejumlah sembako kepada para korban. Dalam pangkuan ibunya, ASA terlihat begitu memelas memohon pertolongan akan derita yang dialaminya.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan di Bali? Pongki menjelaskan bahwa keputusan tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan istrinya. 2 Sophie mengalami masalah kesehatan, namun setelah pindah ke Bali, kesehatannya sangat membaik dan kini sudah pulih sepenuhnya.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan? Batuk kering dan sesak napas dialami Kama, putra bungsu Zaskia Adya Mecca.
-
Apa penyakit Siti Purwanti? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
-
Siapa yang sedang sakit? Sule menyempatkan diri untuk menjenguk Adzam yang sedang sakit di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang publik figur.
-
Bagaimana Putri Patricia melawan penyakitnya? Putri suka cerita tentang perjuangannya melawan tumor di medsosnya.
-
Siapa yang sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
Ketika berusaha diajak berbincang, ASA hanya terdiam malu sambil memeluk ibunya, tidak banyak kata yang dikeluarkan. Menurut penuturan Kadek Sudiana, anaknya menderita kepala besar sejak baru lahir. Dia mengaku awalnya tidak ada tanda-tanda apapun, anaknya sampai menderita penyakit ini. Sebab saat lahir anaknya sudah menderita hidrosefalus.
Diakuinya, melalui bantuan Pemkab Buleleng di Dinas Kesehatan, sempat dilakukan operasi saat anaknya berusia 2 tahun. Namun tetap tidak ada perubahan.
"Anak saya lahir seperti ini, membesarnya itu sedikit-sedikit. sebelumnya ukuran kepala anak saya 39 sentimeter, kalau sekarang ukurannya sudah lebih besar dari kepala saya. Oleh Dinkes Buleleng dibuatkan BPJS Mandiri bayar Rp 22.500 per bulan," kata Sudiana.
Sudiana mengaku sehari-hari bekerja sebagai buruh ini, tidak bisa berbuat banyak. Sebab BPJS Mandiri yang sempat dibuatkan Pemerintah itu, kini sudah tidak bisa digunakan lagi, lantaran sudah berlarut-larut lama tidak pernah dibayar, akibat kesulitan ekonomi. Sehingga dirinya tidak pernah melakukan kontrol terhadap kondisi anaknya ke rumah sakit.
Ayu Pastika, yang selaku Ketua YKI Cabang Bali berjanji akan berusaha membantu anak ini untuk bisa melakukan kontrol di Denpasar.
"Kami temukan ada warga yang kepala besar, tentunya ini sudah dioperasi sebelumnya. Tapi karena mereka membutuhkan per 3 bulan diperiksa dan mereka tidak punya biaya, maka ini juga bentuk kepedulian kami untuk memberikan bantuan supaya mereka bisa periksa ke Denpasar," terangnya.
"YKI juga punya rumah singgah dan itu bisa digunakan mereka untuk persinggahan saat kontrol di Denpasar, dan itu akan saya salurkan sebagai persinggahan mereka nanti," ujar Ayu pastika.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ayah remaja putri itu sudah tiada sejak bayi dan ibunya kabur saat usianya baru empat tahun.
Baca SelengkapnyaBocah Papua harus rela tinggal berdua dengan adiknya selama berbulan-bulan karena orang tua mereka bekerja mencari kayu gaharu di tengah hutan.
Baca SelengkapnyaAdit bergantung hidup pada belas kasih tetangganya setiap hari
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaKisah sedih seorang gadis diusir dan ditolak kembali ke rumah oleh orang tuanya. Kini, tinggal dan dirawat di panti ODGJ.
Baca SelengkapnyaKartika Putri mengungkap misteri penyakitnya. Dari wajah melepuh hingga keputusan berobat ke Singapura.
Baca SelengkapnyaIdia harus rela kehilangan kesempatan untuk bersekolah lantaran kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.
Baca SelengkapnyaKisah pilu seorang lansia bernama Guritno (70) ditemui di kawasan Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaSepeninggal ayah berpulang, keduanya terpaksa menjadi tulang punggung.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang baru 13 tahun, Adit harus merawat kedua orang tuanya yang menderita stroke.
Baca SelengkapnyaKakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.
Baca SelengkapnyaSimak cerita haru seorang kakek 70 tahun yang menderita stroke rela tetap bekerja demi keluarga.
Baca Selengkapnya