Derita korban penggusuran KEK Bitung, warga makan beralas tikar
Merdeka.com - Pembongkaran rumah warga di lahan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung seluas 92,6 hektare masih menyisakan cerita. Beberapa warga terpaksa makan beralas tikar di halaman rumah lantaran rumahnya akan segera dibongkar.
"Yaa, mo makan di mana lagi pak? Rumah sudah dikosongkan ntar tinggal nunggu dirobohin (eksavator)," ujar salah seorang IRT yang enggan disebutkan namanya, Jumat (5/2).
Saat ditanya terkait eksekusi rumah mereka yang terletak di Kelurahan Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, dirinya terkesan enggan menjawab. Dia nampak pasrah meski raut wajahnya tak bisa menyembunyikan kesedihan. Bersama anak dan cucu-cucunya, terpaksa wanita ini makan di halaman rumahnya dengan menggelar tikar. Sesekali wanita kurus ini nampak merenung.
-
Kenapa warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Siapa yang merasakan perasaan sedih? Setelah menonton konser atau pertunjukan musik yang diidamkan, beberapa individu dapat merasakan perasaan sedih atau hampa.
-
Bagaimana cara orang meluapkan kekecewaan? Kata-kata kecewa yang bijak adalah salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan seseorang dalam meluapkan emosinya.
-
Siapa yang sedang berduka? Keluarga sendiri Insha Allah tabah, ikhlas tadi juga tahlilan dihadiri sama keluarga dan tetangga,' katanya.
-
Apa yang dilakukan orang ketika sedih? Siapa yang sedang menangis akibat permasalahan cinta atau kerja menutup pintu sembari mendengarkan lagu galau dari playlist yang dibuat?
Lain halnya dengan ibu rumah tangga, Meiva Wowiling. Di tengah kekecewaannya dia dengan lantang menyatakan sikap. Menurutnya warga dibohongi para wakil rakyat yang menyetujui lahan tersebut ditempati warga.
"Kami menempati lahan ini atas persetujuan 32 anggota dewan waktu itu termasuk Asisten I yang dijabat Fabian Kaloh. Sekarang kami menunggu mereka, kenapa tak datang?" keluh Wowiling.
Sementara itu Wakil Wali Kota Bitung Max Lomban menyatakan jika pemerintah telah menyediakan hunian bagi warga.
"Sudah ada 92 unit (rusunawa) yang siap tinggal dan 186 unit yang akan menyusul bulan depan," tandas Lomban di lokasi.
Selama ini, dilanjutkannya, lahan tersebut berstatus Hak Guna Usaha (HGU) yang telah habis masa pakainya sejak 2001 lalu. Selain itu, dasar hukum eksekusi lahan adalah Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung nomor: 06/TR.d-SKPB/I/2016. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rentetan serangan Israel membuat warga Jalur Gaza harus merayakan buka puasa Ramadan tanpa kegembiraan.
Baca SelengkapnyaSerangan rudal Israel membuat warga Palestina di Gaza harus merayakan buka puasa Ramadan tanpa kebahagiaan.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya tersebut sebelumnya ditolak ditampung sementara di sejumlah tempat.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaSebuah keluarga yang memiliki dua bocah perempuan terpaksa harus tinggal di kampung mati tengah hutan dan setiap hari makan nasi pakai garam.
Baca SelengkapnyaMenurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaSeorang anak bernama Gibran menjerit kelaparan. Kondisi ekonomi keluarga membuat Gibran tidak bisa menikmati makanan.
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaSedang menjual hasil memulung, dia terkejut mendapati rumah yang telah terbakar habis.
Baca Selengkapnya