Derita korban prostitusi anak buat kaum gay di Puncak
Merdeka.com - Prostitusi anak untuk kaum gay di kawasan Puncak, Bogor dibongkar Bareskrim Mabes Polri. Sedikitnya ada 99 anak yang dipatok Rp 1,2 juta untuk sekali kencan oleh muncikari AR buat melayani nafsu bejat kaum gay.
Setelah melakukan penyidikan, Polri kembali menangkap dua orang tersangka kasus perdagangan anak di bawah umur buat kamu gay. Dua orang itu berinisial U dan E, mereka ditangkap di Pasar Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Rabu (31/8) malam.
Dirtipideksus Bareskrim Mabes Polri Brigjen Agung Setya mengatakan jika peran U dalam kasus prostitusi anak di bawah umur ini sama seperti tersangka AR. U mengeksploitasi anak untuk AR. Sedangkan E, kata dia, sebagai pengguna jasa anak-anak di bawah umur yang dijual AR. Namun, E juga ternyata ikut membantu AR menyiapkan rekening menampung dana dari para gay.
-
Bagaimana anak broken home mencari kebahagiaan? Kadang keceriaan itu kita dapat di luar rumah. Bukan di tengah keluarga yang hanya mementingkan dirinya masing-masing.
-
Dampak apa yang dirasakan anak dari broken home? Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi emosi, kehilangan rasa percaya diri, atau kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di masa depan.
-
Bagaimana cara anak broken home mengatasi masa sulit? Cinta dan pengertian adalah kunci untuk menyembuhkan luka dan membangun kembali hubungan keluarga yang retak.
-
Bagaimana cara mengatasi anak broken home? 'Menjadi utuh lagi adalah impian mereka yang broken home.'
-
Apa yang anak rantau rasakan saat jauh dari rumah? Seringkali, rasa sepi dan sedih pun melanda mereka yang menjadi perantau di tanah seberang.
-
Mengapa anak broken home sulit merasakan keluarga? 'Jika peran suami atau ayah tidak ada. Maka sangat sulit disebut keluarga.'
Bahkan, kata Agung, AR juga turut 'memakai' salah satu dari korban. Selain itu, pelaku AR memasang tarif Rp 1,2 juta namun anak-anak tersebut hanya diberi Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu.
Rupanya, penderitaan anak-anak yang menjadi korban perdagangan orang itu tak hanya sampai situ saja. Menteri Sosial Khofifah Indar Parwansa mengaku telah bertemu 7 anak-anak korban prostitusi yang dijual pelaku AR kepada kaum gay di Bareskrim Mabes Polri. Usai bertemu, Khofifah mengatakan, anak-anak tersebut sudah tinggal jauh terpisah dengan orangtuanya.
"Saya tanya, bagaimana mereka tinggal selama ini? Rupanya mereka kontrak bersama anak-anak 15-16 tahun. Mereka jauh dari keluarganya. Akhirnya mereka diajak untuk melakukan itu (prostitusi)," kata Khofifah.
Khofifah menuturkan, sebagian besar anak-anak mengaku tidak menemukan kebahagiaan saat berada di rumah. Ketidakharmonisan di lingkungan keluarga, katanya, menjadi celah bagi AR untuk membujuk anak-anak itu keluar dari rumah dan dipekerjakan.
"Intinya ke tujuh anak ini mereka menginginkan ada kebahagiaan di rumah mereka. Ada yang menyampaikan, misalnya, sampai umur 13 tahun dia bahagia, rumahnya seperti surga, setelah itu di rumah itu sering berantem, setelah itu tidak ada orang di rumah yang mau mendengarkan dia, sampai suatu saat ada yang mau mendengarkan keluhan dia dan mengajak dia dan seterusnya," terangnya.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise mengaku akan fokus pada langkah pemulihan trauma anak-anak korban perdagangan kaum gay. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial untuk menyediakan psikolog hingga panti rehab sosial.
"Melihat korban yang ada, yang trauma feeling, kami siapkan psikolog, kerja sama dengan Mensos. Jadi tangani lebih dulu korban dan setelah itu lihat, kalau harus dimasukkan ke panti rehab sosial maka koordinasi ke Kemensos," kata Yohana.
Dalam rangka pencegahan, Yohana mengklaim telah melakukan sosialisasi dan advokasi soal penanganan kejahatan seksual terhadap perempuan dan anak-anak. Selain itu, dia menambahkan telah melibatkan dengan sejumlah stakeholder dalam upaya pencegahan itu.
"Kita kan kementerian, koordinator, mencegah agar tidak terjadi kekerasan-kekerasan, sosialisasi, advokasi, jalan terus ke mana-mana. Sekarang kami bekerja sama dengan organisasi masyarakat, pusat studi wanita di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, tokoh adat dan masyarakat, dan organisasi perempuan yang terlibat, yang sangat prihatin perempuan dan anak libatkan sekarang," klaimnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bisnis konten 'Video Gay Kids' yang dibongkar Polda Metro Jaya menjadi bukti rentannya anak-anak Indonesia menjadi korban eksploitasi pornografi.
Baca SelengkapnyaKondisi Diah Aristy Kusuma Putri atau akrab disapa Putri sangat memprihatinkan. Wanita mengaku mantan model majalah dewasa itu sedang jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial MF ditangkap polisi atas laporan menjual anak di bawah umur.
Baca Selengkapnya4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.
Baca SelengkapnyaDL berperan sebagai mucikari/mami dibantu RA sebagai operator menyediakan dua wanita UYN dan AF dengan tarif Rp500ribu sekali kencan.
Baca Selengkapnya24 indikator KLA antara lain tentang eksploitasi anak, termasuk cara menurunkan atau menanggulangi situasi pekerja anak.
Baca SelengkapnyaTiga muncikari ditangkap terkait tindak perdangan orang ini.
Baca SelengkapnyaKondisi broken home dapat memberikan dampak negatif pada anak.
Baca SelengkapnyaDelapan anak korban terkait kasus konten porno jaringan internasional menjalani perawatan kesehatan dan layanan konseling.
Baca SelengkapnyaPelaku menawarkan prostitusi melalui Facebook dengan tarif beragam.
Baca SelengkapnyaKumpulan kata kata tentang broken home yang berisi pesan menyentuh hati.
Baca Selengkapnya