Derita Nenek Toi, Tinggal di Gubuk Reyot hingga Luput dari Bantuan Pemerintah
Merdeka.com - Sudah selayaknya usia senja merupakan waktu bagi seseorang untuk menikmati masa tuanya bersama keluarga. Namun tidak dengan nenek Viktoria Lelama. Perempuan yang berusia 68 tahun ini diketahui tinggal seorang diri tanpa ada keluarga yang menemani di Desa Bolatena, Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mempunyai rumah yang aman dan nyaman merupakan impian semua orang, termasuk Viktoria yang akrab disapa nenek Toi itu.
Sepeninggal suaminya menghadap Sang Khalik, nenek Toi harus berjuang sendirian untuk memenuhi kebutuhan hidup.
-
Di mana lansia tersebut tinggal? Wanita tersebut tinggal di daerah El Sereno, Los Angeles, dan mengaku suara tersebut terdengar dari bawah rumahnya selama beberapa minggu terakhir.
-
Apa yang Nenek Melba Mebane lakukan setelah pensiun? Banyak mantan rekan kerja Mebane mengunjunginya di desa pensiunan di Tyler tempat dia baru saja pindah, mengajaknya makan siang, menonton film, atau berbelanja.
-
Kapan Nenek Satikem meninggalkan kampung halamannya? Pada tahun 1978, Satikem pergi dari rumah untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga di Jakarta.
-
Kenapa perempuan tua datang ke kampung itu? Perempuan baya ini mengaku datang dari kampung sebelah. Ia datang ke kampung itu untuk menemui anak-anaknya.
-
Apa dampak kesepian pada lansia? Kesepian di usia tua dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet menemukan bahwa kesepian dapat meningkatkan risiko kematian hingga 26 persen.
-
Mengapa lansia merasa kesepian? Bertambahnya usia bisa menyebabkan beberapa perubahan dalam hidup seseorang. Mulai mandirinya anak dengan hidup sendiri serta kehilangan orang tersayang bisa memunculkan rasa kesepian.
Gubuk reyot berukuran 4 X 5 meter yang dia tempati pun sangat memprihatinkan. Dinding rumahnya menggunakan pelepah lontar bercampur papan kayu, yang sudah lapuk dan bolong dimakan rayap.
Sedangkan atap rumahnya dari daun gewang, yang sudah berlubang termakan usia. Ketika musim panas, cahaya matahari bebas menari di dalam gubuk derita nenek Toi apalagi hujan.
©2021 Merdeka.comNenek Toi tidak sanggup memperbaiki gubuk itu, karena memang tidak punya apa-apa.
Tidak ada barang berharga di dalam gubuk derita itu. Hanya sebuah bale bambu yang digunakan nenek Toi untuk merebahkan tubuhnya yang sudah renta.
Jika malam tiba, nenek Toi mengandalkan sebuah lampu pelita sebagai alat penerangan. Terkadang Dia harus gelap-gelapan, jika sedang kehabisan uang untuk membeli minyak tanah.
Untuk makan sehari-hari, nenek Toi terpaksa harus memungut sisa padi dari hasil panen warga setempat, yang tertinggal di pematang.
Setika badai Seroja menerjang sebagian wilayah NTT termasuk Rote Ndao (4/4) lalu, nyawa Viktoria Lelama atau nenek Toi juga terancam. Hujan deras disertai angin kencang membuat nenek Toi basah kuyup di dalam rumahnya.
"Baru-baru bencana saya hanya bisa peluk tiang dan pasrah sambil menangis. Saya berdoa kalau bisa Tuhan jangan kasih roboh ini rumah, nanti saya tinggal di mana?" cerita nenek Toi, Minggu (16/5).
Tak kuasa menahan dingin dan terjangan badai Seroja, nenek Toi kemudian mencari tempat berlindung. "Terakhir saya lari ke gereja dan berlindung di sana, paginya baru saya pulang lihat rumah," bebernya.
©2021 Merdeka.comKendati hidup dalam kekurangan dan belenggu kemiskinan, hingga saat ini nenek Toi belum pernah tersentuh bantuan pemerintah.
"Saya mau harap apa, sedangkan bantuan seperti raskin, sembako banyak-banyak saja saya tidak dapat, apa lagi bantuan rumah," Jelas nenek Toi.
Bantuan rumah layak huni yang bersumber dari dana desa juga tidak menyentuh nenek Toi.
Nenek renta ini tidak bermimpi untuk tinggal di istana yang bergelimang kemewahan. Nenek Toi hanya berharap sebuah hunian yang layak, untuk melindungi tubuhnya dari hujan dan panas.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral di media sosial seorang nenek tanpa tanda pengenal datangi puskesmas minta disuntik mati.
Baca SelengkapnyaWalau usianya telah renta, namun Mbah Soiman masih bekerja keras di ladang
Baca SelengkapnyaKisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.
Baca SelengkapnyaPasangan tersebut tinggal di rumah yang terbuat dari tiang kayu dan berdinding bambu dengan kondisi yang sudah rapuh.
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaPada saat perjalanan pulang petugas kesehatan itu menceritakan bahwa temannya menangis lantaran kepedulian anaknya sudah tidak ada.
Baca SelengkapnyaKisah pilu seorang lansia bernama Guritno (70) ditemui di kawasan Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaNenek Satikem sempat "dibuang" oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
Baca SelengkapnyaKini tak lagi didampingi suami, wanita itu tinggal di gubuk sederhana sekaligus hidup menggunakan uang tabungan senilai puluhan juta.
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaKisah Vina tinggal di gubuk jauh di tengah hutan bersama kedua orang tuanya.
Baca SelengkapnyaAnsori tak mengetahui secara pasti penyebab Ngantiani tidur di gubuk.
Baca Selengkapnya