Derita PRT di Kuwait, dicambuk & kerja 10 tahun cuma digaji sebulan
Merdeka.com - Pekerja rumah tangga (PRT), Nuraini (32) asal Sumbawa yang bekerja di Kuwait diperlakukan semena-mena di luar negeri. Selama 10 tahun 2 bulan dia hanya menerima bayaran satu bulan.
"Saya sudah lama kerja di sana, 10 tahun 2 bulan. Tapi gaji saya hanya dibayar cuma sebulan saja," kata Nuraini di depan Kantor LBH Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (6/3).
Menurutnya, di luar negeri juga diperlakukan kasar sama majikannya. Perlakuan kasar yang Nurani terima karena bertanya soal gaji.
-
Apa itu gaji telat? 'Gaji telat itu ibarat kentut di tempat umum, bikin nggak nyaman tapi harus diterima.'
-
Siapa yang mengalami tunggakan gaji? Melalui unggahan terbarunya, ia menyatakan adanya tunggakan gaji dari klub kepada dirinya dan beberapa rekan setimnya.
-
Kenapa Asniati harus mengembalikan gaji? Dijelaskan bahwa gaji selama dua tahun itu harus dikembalikan karena ternyata Ia telah dipensiunkan dua tahun lalu tanpa sepengetahuannya.
-
Kenapa gaji telat bikin sedih? 'Gaji telat itu kaya mantan yang nge-ghosting, bikin sakit hati tapi tetep diharap-harap.'
-
Kenapa Asniati harus kembalikan gaji? Asniati disebutkan harus pensiun di usia 58 tahun karena tidak punya ijazah S1 untuk bisa menyandang jabatan fungsional guru. Padahal dia tetap mengajar di TK Negeri 3 Sungai Bertam hingga usianya 60 tahun pada 2024.
-
Bagaimana cara Zaini mendistribusikan gajinya? 'Itu 90 persen untuk umat, 10 persen untuk biaya operasional. Jadi, dari rakyat untuk rakyat, semua pendapatan yang masuk pada saya, tidak hanya gaji pokok, semuanya saya serahkan pada setiap kabupaten dan di setiap kabupaten sudah ada tim penerima amanat yang dibuat notaris,' ungkapnya.
"Setiap saya tanya gaji saya selalu dikasih kertas saja untuk tanda tangan, tapi gaji tidak diterima. 10 Tahun satu bulan gaji saya tidak keluar," imbuh Nuraini sambil menangis.
"Dia disiksa di ruangan bawah tanah, kaki diikat, ditusuk hingga di pantatnya ada bolongan, dicambut selama delapan bulan. Makan cuma sekali dikasih mi saja, mandi enggak. Hingga kaki tidak lurus dan tidak bisa jalan. Semua sudah dilapor kepada kedutaan di sana, di Jakarta juga tapi belum ada perkembangannya. Anak saya juga trauma mas," tambah orangtua Nurani, .
Permintaan orangtua hanya meminta hak Nuraini dibayar gajinya. "Saya hanya minta gaji anak saya dibayar, terus sembuhkan seperti semula. Karena waktu pergi normal pas pulang, sedih saya mas, keluarga pada nangis," tuturnya.
Melihat beberapa kejadian ini Komite Persatuan Perjuangan, mewakili para pekerja khususnya perempuan meminta pemerintah segera mengambil tindakan. "Perempuan banyak dirugikan dari kasus-kasus yang ada," ujar Ketua Komite Persatuan Perjuangan, Qory Dellasera .
Komite Persatuan Pembangunan akan mengultimatum Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan masalah-masalah buruh migran di luar negeri. "Kami akan memberi ultimatum kepada Jokowi, kalau tidak menyelesaikan masalah-masalah buruh migran yang di luar kita akan melakukan gerakan yang lebih besar," tegasnya.
"Banyak kedutaan luar negeri tapi tidak berbuat apa-apa meski sudah dilaporkan," imbuhnya.
Qory meminta pemerintah harus memberikan pelayanan dan keselamatan pada pekerja perempuan. "Tidak pernah ada penjelasan apakah mereka yang bekerja di luar itu kontrak atau tetap. Semau-maunya mereka," katanya.
"Mensetarakan dan mensejahterakan perempuan. Hak-hak secara ekonomi, hak secara manusiawi dalam penempatan tidak pernah dilindungi oleh negara. Kekerasan seksual, ruang ibu menyusui, sekaligus pelayanan kesehatan. Angka kematian ibu tuh tiap tahun meningkat, tidak ada perhatian pemerintah. Pemerintah harus memberikan pelayanan dan keselamatan pada perempuan," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf membela guru TK di Jambi bernama Asniati yang diwajibkan mengembalikan gajinya sebesar Rp75 juta.
Baca SelengkapnyaSeorang TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernasib malang saat bekerja di Malaysia.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu, mantan kepala sekolah PAUD mencurahkan isi hatinya yang tidak pernah digaji selama 15 tahun kepada Pramono Anung.
Baca SelengkapnyaGuru TK di Jambi berkeluh kesah diminta mengembalikan gajinya sebagai guru selama dua tahun sebesar Rp75 juta.
Baca SelengkapnyaHanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaWanita yang bernama Dina ini dibuat kaget saat membuka amplop gajinya.
Baca SelengkapnyaSetelah korban bekerja sebulan, ia menerima upah yang tak sesuai dengan kesepakatan awal.
Baca Selengkapnya11 warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar
Baca SelengkapnyaKorban mengalami trauma ganda. Selain perlakuan tak manusiawi, ia juga ketakutan karena suasana perang.
Baca SelengkapnyaART memiliki hak seperti mendapatkan gaji sesuai dengan perjanjian, mendapatkan perlakukan yang baik dari pengguna ART.
Baca Selengkapnya