Desa Metatu di Gresik jadi pengeboran minyak di zaman Belanda
Merdeka.com - Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur, menjadi pusat pengeboran minyak antara tahun 1920 hingga tahun 1930-an. Dari hasil pemetaan, ada 35 sumur minyak peninggalan Belanda yang pernah dieksplorasi. Pasca tahun tersebut, sumur-sumur tersebut di tutup dan tidak digunakan lagi.
Meski sudah tidak digunakan, bekas sumur pengeboran minyak itu, masih aktif dan menyemburkan lumpur bercampur gas methan (CH4). Selasa (13/11) sore lalu, warga Metatu dikejutkan munculnya semburan lumpur yang disertai bau gas yang menyengat di bekas waduk, tepatnya di bawah pohon Ngimbo.
Mengetahui hal ini, tim dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM segera melakukan observasi semburan di Waduk Metatu. Hingga Minggu (18/11) sore kemarin, mereka masih berada di lokasi.
-
Apa yang terkenal dari Kota Lama Gresik? Sejak abad ke-16, Gresik telah tumbuh menjadi kota pelabuhan yang terkenal. Saking terkenalnya, penjelajah Tome Pires dalam buku klasiknya berjudul 'Suma Oriental' menyebut bahwa Pelabuhan Gresik sebagai permata Pulau Jawa di antara pelabuhan dagang.
-
Apa itu pudak Gresik? Pudak adalah makanan khas dari Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Makanan ini memiliki rasa manis yang bersumber dari gula sebagai bahan bakunya. Cara memasaknya yaitu dengan cara dikukus.
-
Siapa yang mendirikan kilang minyak Sungai Gerong? Setelah berdirinya kilang minyak oleh Shell, tak lama kemudian menyusul perusahaan Stanvac asal Amerika yang ikut mendirikan kilang minyak di Sungai Gerong pada tahun 1926.
-
Dimana kilang minyak Plaju berada? Kilang Minyak Plaju di Sumatera Selatan adalah kilang minyak tertua yang dimiliki Indonesia yang usianya sudah lebih dari 100 tahun.
-
Kapan kilang minyak Medang mulai beroperasi? Mengutip its.ac.id, kilang ini mulai beroperasi dari tahun 1889 sampai dengan 1892.
-
Kapan sumur minyak pertama di Indonesia ditemukan? Tahun 1880, sumur minyak bumi pertama pun ditemukan di Indonesia oleh seorang ahli perkebunan tembakau yang berasal dari perusahaan Deli Tobacco Maatschappij yang pindah dari Jawa ke Sumatra.
Mereka membawa corong, selang karet dan alat lain termasuk mirip alat suntik dan botol untuk mengambil sampel gas dan material semburan.
"Setelah analisis sampling, kami langsung membawa ke laboratorium migas agar dapat diketahui komposisinya, sehingga dapat menentukan langkah berikutnya. Butuh waktu dua minggu untuk mengetahui komposisi gas yang memicu semburan," kata penyelidik Bumi Madya Badan Geologi, Akhmad Zaennudin.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik juga menerjunkan tim untuk memantau perkembangan semburan lumpur. Jika semburan membesar dan dinilai membahayakan warga maka akan disiapkan upaya pengamanan.
Kepala BPBD Gresik, Hari Sucipto, menyatakan, Dinas Pekerjaan Umum mengantisipasi dengan menyiapkan alat berat untuk penanggulan jika ada potensi membesar. "Kami berharap semburan segera tertangani," katanya.
Sementara itu, menurut beberapa warga setempat, selain di Waduk Metatu, yang menjadi pusat semburan lumpur, selama ini juga ada bubble (gelembung) yang bisa disebut warga dengan lantung (minyak mentah) di permukiman warga sekitar.
Salah satunya di belakang rumah Imron. Di kediaman pria paruh baya ini, terdapat gelembung lantung dengan kedalaman tiga meter. Oleh Imron, gelembung minyak itu dibuatkan dinding mirip sumur.
"Lantungnya biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak. Caranya, kayu dicelupkan ke lantung, nyala apinya cepat dan bisa tahan lama," terang Imron.
Bahkan, kata Imron, lantung tersebut, juga ada yang memakainy sebagai campuran bahan bakar solar untuk kendaraan.
"Semburan lantung tidak hanya di bekas Waduk Metatu saja, ada banyak gelumbung yang sama di beberapa pemukiman warga. Cuma yang di bekas waduk itu, yang dulunya dijadika tempat pengeboran zaman Belanda dan ada beberapa tempat lagi selain di waduk. Semuanya sudah ditutup dengan beton dan tidak digunakan lagi," terang Supangat, yang tengah melihat semburan lumpur di Waduk Metatu. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaan Waduk Tempuran diapit oleh dua desa penghasil minyak bumi
Baca SelengkapnyaSalah satu kilang minyak tertua di Indonesia ada di Surabaya
Baca SelengkapnyaSalah satu kilang minyak tertua di Indonesia ini dulunya sangat berperan penting dalam memasok bahan bakar bagi tentara sekutu saat melawan Jepang.
Baca SelengkapnyaSejak dulu, Cepu menjadi tempat belajar soal ilmu minyak dan gas alam
Baca SelengkapnyaSalah satu desa yang terletak di Kecamatan Napal Putih ini dikenal sebagai kawasan pertambangan sejak zaman kolonial hingga menjadi rebutan beberapa negara.
Baca SelengkapnyaDi era pendudukan Belanda, industri ini menjadi sangat penting dalam memasok bahan bakar kendaraan militer mereka.
Baca SelengkapnyaPemerintah kolonial Belanda yang berada di Indonesia terus melakukan eksplorasi wilayah dengan sumber cadangan batu bara yang melimpah.
Baca SelengkapnyaTidak banyak orang tahu bahwa penemuan lokasi sumur minyak pertama di Indonesia berada di sebuah desa bernama Telaga Said, Kabupaten Langkat.
Baca SelengkapnyaPerkembangan perkebunan karet di Aceh Timur kerap menggunakan kuli yang berasal dari luar daerah, seperti Jawa hingga Tiongkok.
Baca SelengkapnyaSaat ini, deretan rumah dinas itu dijuluki sebagai kampung kolonial.
Baca SelengkapnyaSekitar dua abad silam, geliat produksi logam ini terus meningkat hingga menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaJembatan-jembatan ini menjadi sumber pengairan bagi lahan pertanian dan perkebunan warga
Baca Selengkapnya