Desak warga eks Gafatar pergi, Warga Mempawah ngamuk & bakar mobil
Merdeka.com - Warga Mempawah, Senin (18/1) malam, mulai hilang kesabaran untuk mendesak sekitar 700 warga eks ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di 2 desa di Mempawah, segera meninggalkan Mempawah. Massa merusak dan membakar kendaraan milik perwakilan warga eks Gafatar, yang terparkir di halaman kantor Bupati Mempawah.
Keterangan diperoleh merdeka.com, aksi massa itu sebagai lanjutan sore sebelumnya dengan tujuan yang sama. Meski berada dalam penjagaan aparat kepolisian dan TNI, massa nekat merusak dan membakar mobil milik perwakilan warga eks Gafatar. Amarah massa belakangan diduga dipicu penolakan warga eks Gafatar, untuk angkat kaki dari Mempawah.
"Iya, mereka menolak untuk meninggalkan Mempawah," kata salah seorang warga Mempawah, Sani, saat dihubungi merdeka.com, Senin (18/1) malam.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Bagaimana Ganjar pamit dari warga? “Saya mau pamit semoga jenengan sehat kabeh. Semoga buang sampah tidak sembarangan, semoga yang miskin dibantu, yang tidak miskin mau bantu,“ ucap Ganjar.
-
Kenapa warga meninggalkan Kampung Mati? Para warga meninggalkan kampung itu sejak terjadi peristiwa longsor. Ditakutkan peristiwa serupa akan terjadi kembali.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Apa penyebab kepunahan massal? Transisi ini ditandai dengan kondisi iklim yang berubah-ubah, mengalami kekacauan total yang berdampak pada kepunahan banyak spesies.
-
Mengapa warga memanggul Pegi? Hal itu dilakukan sebagai bentuk rasa bahagia mereka karena pemuda yang tidak bersalah akhirnya mendapatkan apa yang seharusnya ia dapatkan.
Emosi massa warga tak terbendung, mereka lalu menyeret mobil yang digunakan perwakilan eks Gafatar yang tengah berunding di dalam kantor Bupati Mempawah. Selain merusaknya, massa pun membakarnya di tengah lapangan.
"Mobil itu terbakar, meledak di lapangan," ujar Sani.
Diterangkan Sani, massa menyuarakan penolakan berulang kali dan meminta warga eks Gafatar, segera meninggalkan Mempawah. Hal itu sebagai aksi lanjutan sejak Sabtu (16/1), memberikan batas 3x24 jam bagi sekitar 700 warga eks Gafatar di 2 desa, desa Pasir dan Antibar, meninggalkan Mempawah. Warga pendatang di kedua desa itu diketahui memang pernah bergabung dengan Gafatar di daerah asalnya.
Hingga tengah malam, perwakilan warga dari massa terus berorasi. Bahkan jumlahnya terus bertambah. Bupati Mempawah Ria Norsan yang turun tangan mencoba menenangkan amarah warganya tidak digubris.
"Permintaan cuma satu, segera relokasi dan mengevakuasi warga eks Gafatar dari Mempawah," terang Sarif, warga lainnya.
Amarah massa semakin menjadi-jadi, setelah mereka mengetahui, dalam perundingan di kantor Bupati Mempawah, warga eks Gafatar menolak ganti rugi lahan yang sudah dibeli warga eks Gafatar, sebagaimana yang ditawarkan Pemkab. Massa pun menunggu 9 perwakilan warga eks Gafatar keluar dan mengepung kantor Bupati.
Massa bakar mobil yang diduga milik anggota Gafatar ©2016 merdeka.com/istimewa"Perwakilan Gafatar dievakuasi dari dalam kantor dalam kawalan ketat Brimob Polda Kalbar yang datang dari Pontianak," ungkap Sarif.
Sesuai rencana awal, hari ini menjadi batas waktu terakhir warga eks Gafatar meninggalkan Mempawah. Apabila tidak diindahkan, massa dikabarkan nekat memaksa warga eks Gafar angkat kaki dari Mempawah.
Keberadan warga eks Gafatar yang telah berubah menjadi kelompok tani di Mempawah, dinilai meresahkan lantaran Gafatar tak pernah bersosialisasi dan dikhawatirkan menyebarluaskan ajaran menyimpang bagi warga Mempawah. Hingga akhirnya, warga mengultimatum. Warga eks Gafatar, meminta waktu 3x24 jam sejak Sabtu (16/1) lalu, untuk meninggalkan Mempawah. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral Konvoi Pesilat Halangi Laju Mobil Damkar di Sragen
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaVideo viral itu berdurasi 1.14 detik terjadi di Jambi
Baca SelengkapnyaTerlihat pengendara lain diminta untuk menepi saat rombongan motor gede hendak lewat dan membuat konten video.
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat orator dari atas mobil komando mendesak agar barrier dibuka sehingga massa bisa menyampaikan aspirasi di depan Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaSeorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, massa yang berjumlah sekira seribuan orang mendatangi kantor bupati dan DPRD setempat.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut sebelum angkot tersebut terbakar ada lemparan api.
Baca SelengkapnyaBentrokan kembali terjadi antara warga Rempang, Kepulauan Riau, dengan PT Makmur Elok Graha (MEG).
Baca SelengkapnyaDua demonstran terekam kamera melempar mobil dinas Satlantas Polrestabes Makassar. Akibat lemparan itu kaca mobil pecah dan Kasatlantas terluka.
Baca SelengkapnyaRatusan massa terdiri dari pelbagai elemen masyarakat itu melakukan demonstrasi di depan gedung DPR sejak Kamis (22/8) pagi.
Baca Selengkapnya