Desi bayar uang masuk SMK dari tabungan jual slondok sejak SD
Merdeka.com - Desi, siswa SMKN 2 Yogyakarta ini tak pernah malu menjual slondok, cemilan khas Yogya, dengan membawa gerobok sepeda ke sekolah. Desi harus menjalani rutinitas seperti ini sejak SD demi membantu bapaknya yang sehari-hari menjadi kuli batu di Sleman.
Bagi Desi, dengan berjualan slondok, banyak membantu meringankan beban ekonomi keluarganya. Setiap bulannya paling tidak Desi bisa mengantongi uang sekitar Rp 250.000 dari berjualan slondok. Itu belum termasuk penghasilannya dari menjaga toko sembako sepulang sekolah.
Setiap harinya Desi bisa menjual sekitar 30-50 bungkus Slondok. Setiap bungkusnya dia menjual Rp 7.000 dengan keuntungan Rp 1.000 per bungkus.
-
Contoh sedekah apa yang bisa diberikan? Selain itu, kita juga bisa menyedekahkan ilmu atau pengetahuan yang bermanfaat yang pernah diajarkan oleh orang tua kita.
-
Bagaimana anak ini mencari uang? Mampu mengumpulkan uang hingga Rp150 ribu untuk digunakan membantu orang tua yang berprofesi sebagai nelayan.
-
Apa saja contoh sedekah? Macam-macam sedekah tersebut antara lain sedekah Anak Yatim, Masjid, Wakaf, hingga Fakir Miskin.
-
Bagaimana Andi memberikan modal usaha kepada emak-emak? Mereka dikumpulkan dan diberikan kesempatan untuk berbicara kepada pensiunan jenderal tersebut tentang keluhan masing-masing. Beberapa emak-emak mengaku bahwa mereka ingin sekali berusaha namun memiliki kendala pada sektor permodalan. Maka dari itu, Andi menawarkan untuk memberikan modal kepada mereka dan diterima.
-
Apa itu sedekah? 'Kita tak akan pernah merasa hidup menjadi manusia jika tak pernah merasakan berbagi. Bagikan segala yang kau punya.'
-
Apa yang Andi berikan kepada emak-emak penjual kue dadar? 'Kue dadar saja ya? Berapa modalnya kalau kue dadar? Sekarang saya kasih ibu modal Rp3 juta untuk usaha. Harus berkembang. Begitu berkembang, saya akan lipat gandakan 2 kali lipat dari ini,' kata Andi Sumangerukka.
"Ya nggak tentu, kadang ada pesanan banyak, lumayan buat bantu bapak, kan bapak juga kerja nggak tentu, kalau ada kerjaan baru kerja, kalau nggak ya nganggur di rumah," ujar anak pertama dari dua bersaudara kepada merdeka.com, Rabu (22/1).
Hasil keringatnya itu biasanya dia belikan sayuran untuk dimasak di rumah. Sebagian juga digunakannya untuk memberikan uang jajan pada adiknya yang juga masih bersekolah.
"Kalau adik juga masih sekolah, kadang yang ngasih uang jajan, tapi kan adik tinggal sama bude di Maguwo, karena sekolahnya dekat sana," ujarnya.
Selain untuk kebutuhan sehari-hari, hasil jualan Slondok juga digunakannya untuk membiayai sekolahnya sendiri. Bahkan saat mendaftar ke SMKN 2 Yogya, Desi menggunakan tabungannya hasil jualan sejak dari SD untuk biaya masuk sekolah. Waktu itu karena sang Bapak tak kunjung mendapatkan uang untuk biaya masuk sekolah, akhirnya Desi menggunakan uang tabungannya sendiri.
"Waktu itu bapak nggak ada uang, saya bilang bapak, ‘tak nganggo duitku wae pak mblebu sekolahe’ bapak tadinya bilang jangan, tapi karena gak ada uang jadi saya pakai tabungan sendiri," kenang Desi.
Tak hanya uang sekolah, dengan uang hasil keringatnya Desi juga membeli sepatu, seragam dan handphone merk China serta sepeda onthel yang kini ia gunakan.
"Dulu pakai sepeda bapak, sekarang pake sepeda sendiri, beli setahun yang lalu, dari teman, cuma Rp 250.000," ungkapnya.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak SD ini menghabiskan Rp300 ribu hanya uang jajan saja. Biaya untuk makan di sekolah pun berbeda lagi.
Baca SelengkapnyaKeluhan tersebut ramai dikomentari dan menjadi pembahasan.
Baca SelengkapnyaDari hasil berjualan sapu ijuk, ia menyisihkan 4 ribu rupiah setiap harinya dan berhasil membangun sekolah gratis untuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaDi Jakarta, uang saku Mario Dandy naik menjadi Rp6 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaDengan adanya beasiswa itu, uang yang sebelumnya untuk biaya sekolah anak bisa dialihkan untuk menambah modal usaha.
Baca SelengkapnyaAndre Taulany memberikan uang jajan sebesar Rp100 ribu per hari untuk bekal sekolah sang putra, Kenzy.
Baca SelengkapnyaDengan modal terbatas, Dicky merintis usaha martabak di pelataran rumahnya. Dia sempat ragu dan takut memulai usaha.
Baca SelengkapnyaTiga desa di negara ini terkenal ldi media sosial karena ajarkan anak-anak jadi pencuri.
Baca SelengkapnyaGayanya para selebriti Tanah Air sering kali menjadi sorotan publik. Mereka sering terlihat glamor dengan fasilitas mewah.
Baca SelengkapnyaAnak-anak seharusnya memang fokus belajar dan bermain. Namun, tidak dengan Jelita. Ia harus berjualan gorengan untuk bantu orang tuanya.
Baca Selengkapnya